Bulog meluncurkan beras SPHP melalui Badan Pangan Nasional. Berasnya kayak apa, sih?
Beberapa waktu lalu ada bazar sembako murah di sekitar daerah domisili saya. Kebetulan persediaan beras di rumah saya sudah menipis. Akhirnya istri saya memutuskan untuk datang ke bazar sembako demi mendapatkan beras dengan harga terjangkau.
Syukurnya perjuangan istri saya tak sia-sia. Dia berhasil membeli satu karung beras dengan berat lima kilogram. Yang unik dari beras tersebut adalah mereknya. Bagian depan kemasan tertulis beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) yang berasal dari perusahaan Bulog.
Dilansir dari republika.co.id, beras SPHP merupakan beras program khusus penugasan pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) dengan kriteria medium. Setelah mengonsumsi beras ini selama seminggu, berikut kesan-kesan yang saya alami dan rasakan:
Daftar Isi
Kualitas beras SPHP
“Beras dari Bulog pasti nggak bagus” hanya anggapan lama bagi saya. Ada kok beras Bulog yang bagus, salah satunya beras SPHP ini. Dari segi warnanya, beras ini putih bersih. Mirip beras-beras kualitas terbaik.
Butiran-butiran berasnya pun terlihat utuh. Hampir nggak ada yang pecah sama sekali. Apalagi remuk seperti beras kualitas rendah. Mungkin ada butiran beras yang pecah, tapi jumlahnya sangat sedikit.
Gimana setelah beras dimasak? Cukup pulen, kok. Rasa nasinya pun enak, nggak kalah dengan nasi yang berasal dari beras premium. Saya berani menjamin mutu dari beras ini.
Masih ada kutu di beras SPHP
Selain remuk, beras dari Bulog terkenal banyak kutunya. Sayangnya, pada beras SPHP ini saya masih menemukan kutu. Meski kutunya cuma sedikit, hanya satu atau dua ekor.
Entah kutu tersebut berasal dari mana. Boleh jadi dari tempat penyimpanannya, atau jangan-jangan memang dari berasnya. Selain itu, masih ada satu atau dua butir beras yang masih ada bekatulnya.
Lebih baik ketimbang beras Indomaret
Berdasarkan pengalaman saya, beras SPHP lebih worth to buy ketimbang beras ramos super Indomaret. Soal harga, beras SPHP jelas lebih unggul. Harga satu sak (5 kg) beras Bulog satu ini maksimal sekitar RP58.500. Sedangkan beras ramos super Indomaret dengan berat yang sama dijual dengan harga Rp68.500, jika nggak ada diskon.
Sepenglihatan saya, beras SPHP sedikit lebih putih daripada beras ramos super Indomaret. Butir-butir beras yang patah juga lebih banyak di beras Indomaret. Mungkin faktor bongkar muat atau peletakan beras yang kurang hati-hati membuat butir-butir beras Indomaret lebih banyak yang patah.
Rasa nasi dari beras keluaran Bulog ini juga lebih cocok di lidah saya dibandingkan rasa nasi dari beras ramos super Indomaret. Tingkat kepulenannya juga sedikit lebih unggul dari beras Indomaret tersebut.
Kalah dari Beraskita Premium
Beras SPHP bukan satu-satunya produk keluaran Bulog yang saya cicipi. Sebelumnya saya pernah berlangganan Beraskita Premium, salah satu merek beras dari perusahaan milik negara tersebut. Beraskita ini yang mematahkan anggapan miring saya tentang kualitas beras Bulog yang seadanya.
Jika disuruh memilih antara kedua beras keluaran Bulog tersebut, jelas saya pilih Beraskita. Beraskita jauh lebih putih bersih. Aroma berasnya pun semerbak mewangi. Ketika dimasak, hasil nasi Beraskita sangat pulen. Bikin saya dan keluarga makan dengan lahap.
Hal itu cukup wajar, sih, mengingat kelas kedua beras Bulog tersebut berbeda. SPHP masuk kelas medium, sementara Beraskita—seperti namanya—masuk dalam kategori premium.
Begitulah kesan pertama saya mencicipi beras SPHP dari Bulog. Hal ini semakin membuat saya yakin bahwa banyak produk beras Bulog yang patut untuk dicicipi. Stigma tentang kualitas rendah beras keluaran Bulog yang beredar di masyarakat sudah nggak saya percayai lagi. Maklum saja, sudah dua beras Bulog (Beraskita dan SPHP) yang saya konsumsi jauh dari kata mengecewakan.
Jadi, buat kalian yang mau nyobain beras Bulog untuk membuktikan kebenaran tulisan ini, silakan cari berasnya di Transmart terdekat. Sebab, hipermarket satu ini juga menjual beras SPHP. Atau kalau nggak ada Transmart dekat rumah kalian, kalian bisa kok memesannya di marketplace kesayangan kalian. Selamat berburu beras!
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kesan Saya Nyobain Beras Bulog untuk Pertama Kali.