Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Gadget

Kesan-kesan yang Saya Dapat setelah Migrasi ke TV Digital

Dhimas Muhammad Yasin oleh Dhimas Muhammad Yasin
3 November 2022
A A
Kesan-kesan yang Saya Dapat setelah Migrasi ke TV Digital

Kesan-kesan yang Saya Dapat setelah Migrasi ke TV Digital (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tanpa terasa masa telah menunjukkan tanggal 3 November 2022. Artinya, Analog Switch Off (ASO) atau penghentian siaran TV analog di Indonesia akan diberlakukan secara bertahap. Sebagai gantinya, siaran TV digital yang akan bertugas memancarkan sinyalnya berupa kabar atau peristiwa ke seluruh Indonesia. Hal ini mengingatkan kenangan keluarga dahulu saat pertama kali membeli TV LED.

Pada semester awal 2021 lalu, kami membeli TV LED 32 inch baru. Alasan utama kami membelinya bukan karena ingin pindah ke siaran TV digital. Alasannya karena TV tabung kami sebelumnya sudah menunjukkan performa yang memprihatinkan. Bukan hanya tampilan warnanya yang selalu menggambarkan suasana pada musim gugur. Bunyi yang dihasilkan juga mengingatkan kami akan suara penjahat yang biasa disamarkan saat wawancara rahasia di TV.

Memang saat itu sudah mulai bergaung iklan pemerintah tentang migrasi siaran TV digital. Namun, kami tidak begitu tertarik dengan iklan tersebut lantaran kami sudah cukup nyaman dengan siaran TV analog. Jadi, sekalipun sudah ganti dengan TV LED baru, kami masih menggunakan siaran TV analog. Kami juga tidak begitu tertarik dengan Smart TV di samping karena harganya yang terlalu mahal, juga limpahan fiturnya yang menurut kami nggak penting-penting amat.

Lambat laun, kami dihadapkan pada review atau komentar banyak orang tentang betapa asyiknya siaran TV digital daripada TV analog. Lalu, kami makin menyadari bahwa beberapa kanal siaran TV analog yang tercinta ini hilang satu per satu. Alhasil kami pun terpengaruh untuk melakukan migrasi siaran ke TV digital. “Bersih gambarnya, jernih suaranya, canggih teknologinya,” begitu slogannya. BTW, kalau masih belum tahu caranya, cek tulisan berikut.

Untuk mewujudkannya, kami membeli secara daring antena TV digital murah meriah yang bisa ditempelkan di tembok itu. Kemudian, kami langsung memasangnya dan mencari siaran digital TV secara manual dengan menekan tombol menu pada remot TV. Dari situlah kami sangat bersyukur kalau TV ini ternyata sudah dilengkapi perangkat yang dapat menangkap siaran TV digital. Jadi, kami tidak perlu mencari-cari Set Top Box (STB) sebagai tambahan.

Berikut kesan kami pascamigrasi dari TV analog ke TV digital selama setahun lebih (studi kasus daerah Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah).

#1 Kanal TV makin banyak walau tidak semuanya tertangkap

Sejak migrasi ke TV digital, kanal siaran di TV kami bertambah jadi dua kali lipat. Tidak hanya televisi nasional, televisi lokal pun turut menyemarakkan kehidupan pertelevisian kami. Hingga saat ini, terdapat 26 kanal siaran TV digital yang berhasil dikoleksi.

Namun, setelah diperhatikan dengan saksama, ternyata masih ada dua kanal yang belum atau susah tertangkap di TV kami, yaitu Metro TV dan TV One. Hal ini tentu mengurangi kesempurnaan dari siaran TV digital, mengingat kedua kanal tersebut termasuk TV nasional.

Baca Juga:

Bebek Purnama Surabaya, Kuliner Overrated yang Membuat Saya Kecewa pada Kunjungan Pertama

Keluh Kesah Penonton TV Digital: Channel Sedikit dan Sinyal yang Tidak Stabil

#2 Kualitas gambar dan suaranya makin jernih, tapi nggak stabil kalau lagi cuaca buruk

Sejak migrasi ke TV digital, kualitas gambar serta suara menjadi makin bersih dan jernih. Namun, bukan berarti tanpa ada celah kekurangan. Ternyata siaran TV digital nggak stabil atau rentan putus-putus kalau lagi cuaca buruk. Sebut saja hujan deras atau angin kencang. Di TV kami, RCTI termasuk kanal TV nasional yang siarannya paling sering putus-putus.

Kalau siaran TV analog, kan biasanya jadi menyemut atau bruwet gitu kalau pas cuaca buruk. Nah, kalau siaran TV digital itu biasanya langsung hilang gambarnya, muncul layar hitam atau tulisan “tidak ada sinyal”. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan dan menjadi semacam shock culture bagi yang masih awalan mengenal siaran TV digital.

#3 Canggih teknologinya, tapi siaran kadang suka ngehang atau error

Mengutip dari beberapa sumber, kecanggihan teknologi siaran TV digital ada empat. Pertama, adanya fitur Electronic Program Guide (EPG) sehingga kita bisa melihat kategori, jadwal, dan deskripsi acara. Lalu, adanya teknologi DVB-T2 sehingga sinyal siaran menjadi lebih stabil. Kemudian, adanya teknologi Parental Lock sehingga program acara bisa kita batasi sesuai usia. Selain itu, adanya fitur Early Warning System atau peringatan dini bencana berupa pesan pop-up.

Dengan segala kecanggihan teknologi tersebut, kami justru merasakan kenyataan lain. Pernah nggak, sih remot atau tombol TV kalian nggak kunjung merespon meski sudah dipencet berkali-kali saat menyimak siaran TV digital? Nah, kejadian semacam itulah yang biasa kami sebut ngehang atau error. Di TV kami, kejadian itu paling sering dialami pada kanal Trans TV dan Trans 7.

Untuk mengatasinya, kami biasa langsung cabut-tancap steker TV-nya, lalu kami nyalakan lagi. Barulah setelah itu, TV kembali normal seperti sediakala. Ya, walau cara ini terkesan brutal dan darurat, tapi daripada TV-nya nggak bisa diotak-atik seharian. Hal ini tentu menambah penilaian buruk kami tentang siaran TV digital.

Itulah kesan kami setelah migrasi dari TV analog ke TV digital. Jadi, kami mohon kepada yang terhormat Maskot Digital Indonesia, si Modi serta Bapak/Ibu direksi stasiun TV terkait. Demi mewujudkan siaran TV digital yang makin berkualitas dan menyeluruh, kiranya beberapa keluhan tadi dapat dipahami dan ditindaklanjuti.

Memang kita sudah tertinggal dalam hal digitalisasi. Namun, modernisasi teknologi yang terburu-buru dan nggak dibarengi dengan kesiapan sumber daya yang ada justru dapat menimbulkan masalah baru. Jangan sampai kita bereuforia mengucapkan, “Selamat Tinggal Siaran TV Analog Indonesia Siap ASO”, sementara kenyataan di lapangan menunjukkan masih banyak saudara kita yang mengalami “susah sinyal”.

Penulis: Dhimas Muhammad Yasin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA TV Digital Membunuh TV Analog Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2022 oleh

Tags: analogkesanSTBTrans 7tv digital
Dhimas Muhammad Yasin

Dhimas Muhammad Yasin

Seorang sarjana sastra yang enggan disebut sebagai sastrawan. Kegiatan sehari-harinya bergumul dengan buku-buku sekolah untuk SD/MI.

ArtikelTerkait

Era TV Digital dan Set Top Box- Hujan Datang, Sinyal Hilang (Unsplash)

Era TV Digital dan Set Top Box: Hujan Datang, Sinyal Hilang

5 Desember 2022
Era TV Digital dan Set Top Box- Hujan Datang, Sinyal Hilang (Unsplash)

Keluh Kesah Penonton TV Digital: Channel Sedikit dan Sinyal yang Tidak Stabil

15 Agustus 2023
Bukan Trans7, RTV Adalah Stasiun Televisi Terbaik Saat Ini terminal mojok.co

Bukan Trans7, RTV Adalah Stasiun Televisi Terbaik Saat Ini

17 November 2020
Bebek Purnama Surabaya, Kuliner Overrated yang Membuat Saya Kecewa pada Kunjungan Pertama (Pixabay.com)

Bebek Purnama Surabaya, Kuliner Overrated yang Membuat Saya Kecewa pada Kunjungan Pertama

14 Februari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.