3 Kesalahan Sepele KRL Jogja Solo yang Cukup Mengganggu Penumpang

3 Kesalahan Sepele KRL Jogja Solo yang Cukup Mengganggu Penumpang

3 Kesalahan Sepele KRL Jogja Solo yang Cukup Mengganggu Penumpang (unsplash.com)

KRL Jogja Solo kini semakin digemari sehingga semakin ramai. Tarifnya yang terjangkau dan fleksibilitas waktu keberangkatan membuat kereta komuter ini makin disukai. Kehadiran moda transportasi ini juga menjadikan Solo dan Jogja semakin dibanjiri wisatawan, khususnya di waktu weekend.

Akan tetapi di balik semua sisi positifnya, tentu KRL Jogja Solo juga menyimpan beberapa masalah. Masalah yang paling umum terjadi adalah penumpukan penumpang sehingga membuat banyak orang rela berdesak-desakkan. Tak hanya itu, ada pula beberapa kesalahan kecil yang sebaiknya perlu segera diperbaiki pihak-pihak terkait.

#1 Penulisan ejaan peringatan yang salah

Kesalahan pertama KRL Jogja Solo yang saya temukan ada pada penulisan ejaan peringatan di dalam kereta. Memang kelihatannya sepele, tapi kan ini fasilitas umum dan milik pemerintah, harusnya meminimalisir typo nggak, sih?

Contohnya penulisan ejaan yang salah ada pada stiker yang ditempel di jendela. Peringatan itu ditulis begini: Mohon Kesadarannya Untuk Memberikan Tempat Duduk Kepada Penumpang Yang Lebih Membutuhkan. Padahal di kalimat itu ada kata “untuk”, “kepada”, dan “yang” yang seharusnya dituliskan dengan huruf kecil alih-alih kapital.

Peringatan itu dibuat dalam dua versi, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dua-duanya sama-sama menggunakan awalan huruf kapital semua. Kalau memang tujuannya agar bisa dilihat dari kejauhan, kenapa tulisannya nggak dibuat kapital semua saja?

Stiker peringatan dalam KRL Jogja Solo (Dokumentasi Pribadi)

Baca halaman selanjutnya: Jarak waktu keberangkatan yang lama…

#2 Jarak waktu keberangkatan KRL Jogja Solo masih lama padahal kepadatan penumpang tak hanya terjadi di weekend

Kesalahan kedua yang cukup menyebalkan bagi penumpang adalah jarak waktu keberangkatan kereta yang masih lama. Memang sih KRL Jogja Solo beda dari KRL Jabodetabek yang sibuk itu. Tapi kan euforia warga Jogja, Solo, dan daerah sekitarnya untuk naik transportasi umum satu ini semakin tinggi begitu transportasi ini hadir. Buktinya sering terjadi penumpukan penumpang dan berakhir desak-desakan.

Penumpang sudah menunggu lama, eh, di dalam KRL pun masih harus berdiri karena nggak kebagian kursi. Menyebalkan, kan? Harusnya kereta bisa dijadwalkan ada minimal tiap 30 menit sekali. Yah, kalau nggak 45 menit sekali juga sudah lumayan.

Saya pernah lho ketinggalan kereta pukul 13.05 dan harus menunggu kereta selanjutnya yang dijadwalkan pukul 15.20. Lama banget, kan? Padahal KRL Jogja Solo nggak cuma ramai pas weekend, jadi penambahan jadwal keberangkatan kereta seharusnya nggak cuma saat weekend.

#3 Suara speaker informasi pemberhentian nggak jelas dan nggak kedengaran, mending kasih papan informasi digital di setiap gerbong

Kesalahan ketiga dari KRL Jogja Solo adalah informasi dari speaker yang nggak jelas banget. Suaranya tuh nggak kedengaran jelas atau hanya terdengar seperti gumaman. Kadang saking desak-desakannya penumpang di dalam kereta, bukannya jadi tahu sampai stasiun mana, tapi malah tambah emosi karena suaranya bising dan nggak jelas sama sekali.

Saran saya, mending kualitas speaker di dalam kereta diganti. Atau nggak setiap gerbong diberi papan informasi digital itu lho yang ada running text-nya berisi stasiun pemberhentian selanjutnya. Kalau perlu ditambah keterangan waktu sehingga penumpang KRL yang nggak bawa jam atau HP-nya sudah lowbat nggak usah repot tanya jam ke penumpang sebelah kanan dan kiri.

Itulah beberapa kesalahan sepele yang menyertai para penumpang selama perjalanan menggunakan KRL Jogja Solo. Meskipun terlihat sepele, beberapa kesalahan di atas mempengaruhi mood penumpang di dalam kereta. Memang KRL Jogja Solo nggak se-chaos KRL Jabodetabek, tapi kehadirannya di sini disambut dengan baik dan diminati banyak orang. Oleh karena itu semoga beberapa kesalahan yang tampak sepele di atas bisa dimaknai secara positif oleh pihak KAI. Biar konsuman merasa semakin nyaman dan aman menggunakan KRL.

Penulis: Wulan Maulina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kursi Prioritas KRL Jogja-Solo, Cara Mudah Menguji Empati Seseorang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version