Di Terminal Mojok, saya sering menuliskan hal-hal tentang Kota Solo. Entah dari kuliner, destinasi wisata, oleh-oleh, dan lain-lain. Memang sejak Mas Gibran memimpin, Kota Solo kerap menarik perhatian masyarakat karena maraknya pelaksanaan agenda kebudayaan maupun pembangunan proyek-proyek pentingnya.
Baru-baru ini, Solo tengah merencanakan untuk merevitalisasi Alun-alun Utara dan Selatan sampai Gladak pada September ini. Kawasan tersebut akan ditata lebih rapi dan ramah pejalan kaki. Bagian Alun-alun Utara dalam akan difungsikan sebagai tempat olahraga tradisional, pementasan kesenian tradisional, dan festival layang-layang. Sedangkan Alun-alun Selatan akan difungsikan sebagai taman kota.
Keren sih rencana Mas Wali agar Keraton Kasunanan Solo makin kekinian seperti Keraton Mangkunegaran, alias masyarakat dapat menikmati tatanan Keraton Kasunanan yang makin apik. Untuk ini, harus diapresiasi. Hats off, Sir.
Tapi nih, pembangunan Kota Solo bukan itu saja. Dalam waktu bersamaan, terdapat 3 program revitalisasi pemerintah. Pertama, pembangunan Jembatan Jurug yang entah kapan selesainya. Kedua, revitalisasi Simpang Joglo menjadi rel layang yang bikin bingung pengendara. Ketiga, revitalisasi Alun-alun Utara. Bisa dibayangkan betapa parahnya kemacetan dan rentetan masalah yang akan terjadi apabila ketiga program tersebut berjalan bersamaan.
Bikin masyarakat strong (stres tak tertolong)
Mungkin agak berlebihan ya sampai tak tertolong. Tapi fakta sih kalau macet menimbulkan masalah stres akibat terlalu lama menunggu di kendaraan. Belum lagi kalau cuaca panas, lapar, ngejar waktu, pokoknya harus sat set ke tempat tujuan deh, tapi jalan lagi macet. Mau lewat jalur alternatif pun sama wae macetnya. Kan bikin mangkel.
Karena dikomplain oleh masyarakat, masalah tersebut akhirnya di-notice oleh Mas Gibran. Dan saat ini pemerintah kota Solo sedang mengatur ulang waktu kerja dan sekolah, serta pengaturan ulang lampu lalu lintas biar kemacetan nggak kebangetan. Semoga aturannya berjalan dengan baik ya, Mas Wali. Mau memperhatikan hal ini aja udah keren.
Boros bensin
Akibat revitalisasi, mau tidak mau warga harus putar balik atau mencari jalur alternatif lain untuk menghindari macet. Walaupun sudah mencari jalan lain, ternyata macetnya masih berlanjut juga. Gimana nggak ikutan macet, lha wong pengendara lain pun juga mencari jalur alternatif dan ternyata menimbulkan kemacetan juga. Misalnya jalur Jembatan Cengklik, Jembatan Kretek Abang, dan Jembatan Nakulo-Sadewo Pasar Mojosongo macet sebagai akibat pembangunan Simpang Joglo. Lalu, jalan di sekitar UNS juga padat lalu lintas karena pembangunan Jembatan Jurug.
Tak jarang jalur alternatif justru membuat rute perjalanan semakin jauh. Hal tersebut mengakibatkan pemborosan bahan bakar kendaraan karena pengendara melaju pelan namun penggunaan bahan bakarnya tetap tinggi. Sehingga berdampak pada pemborosan pendapatan pula yang digunakan untuk mengisi bensin.
Capek di jalan, uang merosot tajam, makin stres nggak tuh?
Merugikan pelajar Kota Solo
Bulan-bulan ini adalah masa pengenalan sekolah bagi siswa baru dan masa pengenalan dunia perkuliahan bagi mahasiswa baru. Biasanya para siswa atau mahasiswa baru ini dituntut untuk mengikuti aturan ketat masa orientasi.
Di beberapa titik revitalisasi tersebut terdapat sekolah-sekolah seperti SMAN 5, SMAN 6, SMPN 7, Unisri, UNS, Unsa, dan lain-lain. Mahasiswa-mahasiswa baru yang datang dari seluruh penjuru Indonesia tentu belum familiar dengan jalanan di Kota Solo. Sehingga dikhawatirkan mereka kebingungan mencari jalan alternatif ke kampus.
Revitalisasi tersebut sangat berperan terhadap kedisiplinan pelajar. Meskipun mereka telah berangkat lebih pagi, tak menutup kemungkinan mereka masih terjebak macet dan alhasil terlambat masuk sekolah/kuliah. Dampaknya adalah mengganggu dan mengurangi jam belajar para siswa dan mahasiswa nih.
Itulah beberapa keruwetan yang muncul akibat revitalisasi yang tengah gencar dilakukan di kota Solo. Namun, saya yakin pemerintah melakukan program tersebut salah satunya untuk mengurangi kemacetan di Solo. Ya semoga aturan untuk mengatasi kemacetan ini segera diberlakukan agar nggak semakin merugikan masyarakat.
Penulis: Yessica Octa Fernanda
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kota Solo, Sebaik-baiknya Kota untuk Menetap