Kerja sambil melanjutkan kuliah S2 mungkin tampak keren dari luar. Pagi hingga siang hari menjadi karyawan dengan pekerjaan seabrek. Sementara malam harinya jadi mahasiswa yang terlihat haus akan ilmu pengetahuan. Tampak sangat pekerja keras dan lihai mengatur waktu.
Itu tidak salah. Beberapa pekerja yang melanjutkan kuliah S2 memang keren dan ulet. Namun, sejauh pengamatan saya mengejar gelar magister, banyak juga yang aslinya ya orang-orang biasa aja. Singkatnya medioker, di dunia pekerjaan maupun kuliahnya biasa saja. Sehari-hari pun keteteran menyeimbangkan antara kuliah dengan bekerja.
Kadang pun saya penasaran kok ya mau ya bekerja sambil melanjutkan studi. Sudah berat di kantong, susah juga mengatur waktu dan energi. Berkaca pada diri sendiri dan pengalaman teman-teman seperjuangan yang mengejar gelar magister, saya rasa ini ada beberapa alasan kami mau “nyemplung” di situasi ini.
Berbagai alasan pekerja melanjutkan kuliah S2
Entah ya dengan pekerja lain, tapi berdasar pengamatan saya, ada faktor gengsi yang melatarbelakangi mereka yang bekerja sambil kuliah S2. Karier sebagai pekerja yang medioker kadang tidak bisa dibanggakan ke keluarga maupun teman-teman ketika reuni. Itu mengapa para pekerja ambil S2 supaya ketika ditanya, “Kerja apa sekarang?” Bisa dijawab dengan agak keren, “Karyawan biasa aja, tapi sambil kuliah S2 nih.”
Pengakuan semacam itu mungkin terdengar sepele. Tapi, sejujurnya banyak pekerja membutuhkannya. Apalagi kalau melihat mereka yang dahulu di sekolah biasa-biasa aja, tapi kini kariernya melesat.
Baca halaman selanjutnya: Sebenarnya bisa aja …




















