Lika-Liku Pengelola Lapangan Mini Soccer, Belum Sebulan Sudah Berhadapan dengan Preman dan Penduduk Resek

Lika-Liku Pengelola Lapangan Mini Soccer, Belum Sebulan Sudah Berhadapan dengan Preman dan Penduduk Resek Mojok.co

Lika-Liku Pengelola Lapangan Mini Soccer, Belum Sebulan Sudah Berhadapan dengan Preman dan Penduduk Resek (unsplash.com)

Kurang lebih 3 minggu terakhir saya dipercaya oleh kakak senior untuk mengelola lapangan mini soccer yang baru dibelinya. Saya iyakan karena merasa mampu. Memangnya, apa beratnya sih mengelola lapangan sepakbola versi mini ini? 

Tidak saya sangka, tantangan mengelola lapangan mini soccer benar-benar di luar nalar. Saya banyak berhadapan dengan hal-hal yang jarang saya alami sebelumnya. Kalau kalian ingin mencari pekerjaan dengan berbagai pengalaman, saya sarankan menjadi pengelola lapangan mini soccer saja. 

Mengusir anjing-anjing yang berkeliaran di lapangan mini soccer

Awal datang ke lapangan saya terkejut dengan lingkungannya. Di belakang lapangan terlihat jelas anjing-anjing berkeliaran. Gonggongannya sangat menakutkan untuk orang-orang yang mau main bola. Saya saja ngeri-ngeri untuk masuk ke area mini soccer waktu itu.

Persoalan yang lebih besar, anjing-anjing itu nggak hanya berkeliaran di luar lapangan. Mereka masuk ke lapangan  dan bermain di sana. Pertanyaannya, kok bisa anjing-anjing itu masuk ke lapangan? Memangnya nggak ada pembatas dinding yang menghalangi mereka untuk masuk?

Jawabannya nggak ada. Waktu kami datang ke mini soccer, jarak rumah penduduk dengan lapangan hanya beberapa langkah saja. Dan, salah satu rumah penduduk itu memelihara anjing. Masalahnya lagi, anjing-anjing itu seperti sengaja dibiarkan mengganggu kenyamanan kami. Tuduhan ini bukannya tidak berdasar. Sebab, mereka sebenarnya mau saja mengusir anjing-anjing itu, tapi kami harus membayar sejumlah uang terlebih dahulu. Kan “anjing” sekali ya kelicikan mereka.

Karena nggak mau bayar, akhirnya saya yang mengusir anjing-anjing setiap hari. Paling repot saat mereka masuk ke lapangan, saya harus segera mengusirnya agar mereka tidak buang kotoran di situ. Siapa lagi yang akan repot kalau mereka sudah BAB di lapangan? Ya saya.

Diganggu penduduk sekitar yang resek

Tak hanya anjing, penduduk sekitar lapangan sering bikin masalah dengan saya. Contohnya baru-baru ini, bola kami yang terlempar jauh ke belakang mini soccer diambil oleh mereka. Apakah bola itu dikembalikan? Oh tentu tidak. Bola itu nyatanya diklaim milik pribadi dan dijual secara COD di depan mata saya sendiri.

Nggak hanya bola. Mereka juga sering memaksa pinjem duit dan motor saya. Mereka akan bawa beberapa orang untuk menekan saya kalau menolak. Untunglah saya punya mental preman dari ayah. Saya tetap tenang dan tampak tidak takut ketika digertak oleh tiga orang sekaligus. Walau tampak tenang, sejujurnya jantung saya cukup deg-degan. 

Cerita punya cerita. Orang-orang yang tinggal di sekitar mini soccer ini memang sering bikin masalah. Buktinya adalah 8 surat BAP kepolisian dengan motif yang berbeda: pengeroyokan, penganiayaan, dan pemerkosaan. Pelakunya tentu orang-orang yang tinggal di belakang lapangan mini soccer yang saya kelola dan setiap hari memunculkan wajah sangar di depan saya.

Berhadapan dengan preman

Siapa menyangka menjadi pengelola lapangan mini soccer berarti saya harus menangani preman. Sekitar seminggu yang lalu ada preman datang dan mengamuk. Dia marah karena jasanya tidak jadi dipakai oleh owner lapangan mini soccer ini. Bagi yang belum tahu cara kerja para preman di sini, mereka datang sendiri  dan menawarkan diri jadi tim keamanan lapangan mini soccer. Ketika ditolak, mereka marah-marah. 

Saat pertama kali datang, kami memang mengajak mereka berdiskusi. Temanya tentu soal keamanan di sekitar mini soccer. Di akhir percakapan, kami bilang bahwa kami belum bisa memakai mereka sebagai tim keamanan.

Namanya juga preman, walau kita bilang tidak pun mereka akan tetap datang demi uang rokok. Setelah diskusi panjang, salah satu preman itu terus datang dan memaksakan jasanya sebagai tim keamanan. Puncaknya ya seminggu terakhir. Mereka mengamuk dengan owner saya supaya disegerakan menjadi tim keamanan lapangan mini soccer.

Waktu itu suasana jadi tegang. Kami bersabar menghadapi preman-preman yang datang. Tapi, untung saja suasana mereda karena pemilik lapangan mini soccer akan memberi uang rokok setelah pertemuan hari ini. Benar-benar hari yang panjang dan menegangkan. 

Begitulah pengalaman saya sejauh ini menjadi pengelola lapangan mini soccer. Sangat beragam kan? Padahal saya belum genap sebulan kerja lho. Nah, kalau kalian merasa jenuh dalam pekerjaan dan perlu tantangan lebih, saya sarankan untuk jaga lapangan mini soccer ini. Dijamin deretan pengalaman kerja kalian akan panjang dan beragam. 

Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Jalan Terjal Jadi MUA: Harus Serba Bisa, Kursus Jutaan Rupiah Nggak Cukup

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

 

Exit mobile version