Sebenarnya kereta bandara YIA sudah hampir sempurna, tapi beberapa hal masih perlu perbaikan.
Menjelang Lebaran, masyarakat Indonesia memiliki tradisi pulang kampung yang istimewa. Mengutip Tempo, diperkirakan bakal ada 146,48 juta orang pemudik yang akan mengunjungi kampung halaman pada tahun 2025 ini. Total pemudik lebaran 2025 bakal lebih banyak dibandingkan total populasi negara Thailand, Malaysia, Australia, dan Papua Nugini digabung menjadi satu.
Ada berbagai pilihan moda transportasi yang biasanya digunakan oleh para pemudik. Selain bus dan kendaraan pribadi yang tentunya menjadi favorit, sebagian pemudik juga memilih menggunakan pesawat.
Sayangnya, beberapa bandara dibangun sangat jauh dari pusat kota, contohnya Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA). Bagi perantau yang berdomisili di Kota Jogja, mereka harus menempuh perjalanan kurang lebih 1,5-2 jam dengan kendaraan pribadi untuk bisa sampai di Bandara YIA.
Untungnya, segera setelah resmi berdiri, Bandara YIA didukung dengan tersedianya kereta bandara yang mempermudah para pelaku perjalanan. Kereta bandara ini melayani mobilisasi penumpang dari Stasiun Yogyakarta (Tugu) dan Stasiun Wates menuju Stasiun Bandara YIA.
Kereta bandara ini bisa saya katakan sebagai transportasi pendukung yang sangat nyaman. Sebab, sepanjang pengalaman saya menaikinya, kereta bandara memberikan servis yang luar biasa. Seperti ini kelebihan dari kereta bandara YIA.
Daftar Isi
- #1 Harga terjangkau tapi waktu tempuh singkat
- #2 Sistem free seating kereta bandara YIA tapi dibatasi
- #3 Peron untuk kereta bandara YIA dipisah dari kereta lain
- #4 CS dan security cepat tanggap
- #5 Kereta bandara YIA hanya beroperasi di jam tertentu dan rangkaian pendek
- #6 Interior seperti kereta ekonomi
- #7 Jauh dekat tarif kereta bandara YIA sama
#1 Harga terjangkau tapi waktu tempuh singkat
Seperti yang saya katakan, jika kita berangkat dari Kota Jogja menuju Bandara YIA yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, kita membutuhkan waktu tempuh yang cukup panjang. Namun dengan menaiki kereta bandara YIA, paling lama kita hanya perlu duduk manis selama 45 menit di kereta full AC yang nyaman.
Harga yang ditetapkan untuk satu kali naik kereta bandara per orang pun sangat terjangkau, yaitu hanya Rp20 ribu dengan seating ala kereta ekonomi atau Prambanan Ekspres (Prameks). Ada pula pilihan kereta bandara YIA Xpress berwarna hijau dengan fasilitas eksekutif yang biayanya Rp60 ribu. YIA Xpress ini berangkat langsung dari Stasiun Yogyakarta ke Stasiun Bandara YIA tanpa berhenti di Stasiun Wates.
#2 Sistem free seating kereta bandara YIA tapi dibatasi
Walaupun bukan termasuk kereta api jarak jauh (KAJJ), kereta bandara tetap menerapkan sistem free seating terbatas. Dengan sistem yang mirip seperti kuota ini, jumlah penumpang yang bisa membeli tiket disesuaikan dengan jumlah seat yang tersedia. Dengan begitu, nggak akan ada penumpang yang berdiri seperti di Prameks maupun KRL.
Selain itu, dengan konsep free seating, setiap penumpang nggak akan dapat tempat duduk dengan nomor tertentu. Para penumpang bisa memilih seat manapun yang mereka mau ketika sudah masuk ke dalam gerbong. Dengan kata lain, siapa cepat dia dapat.
#3 Peron untuk kereta bandara YIA dipisah dari kereta lain
Di Stasiun Yogyakarta, titik masuk menuju peron yang diperuntukkan bagi kereta bandara dibuat terpisah. Titik masuk kereta bandara berada di sebelah selatan. Di sana kita bisa membeli tiket kereta secara go show, meminta bantuan kepada customer service (CS) jika ada keluhan, sekaligus memindai barcode untuk masuk ke ruang tunggu.
Ruang tunggunya pun dibuat berbeda dari kereta lainnya. Tempatnya tertutup dan lebih terang. Titik masuk dan ruang tunggu yang dipisah dari KRL, Prameks, dan KAJJ ini membantu penumpang sehingga nggak tersesat dan nggak perlu rebutan kursi tunggu dengan penumpang kereta lain.
#4 CS dan security cepat tanggap
Dari pengalaman saya, servis CS dan security yang berada di peron kereta bandara YIA secepat tanggap CS dan security BCA. Servis CS-nya menggunakan sistem antrean sehingga nggak akan ada acara diserobot orang lain. Layanan bantuan yang mereka lakukan juga cukup helpful buat saya.
Security-nya pun ramah dan murah senyum. Saya pernah mengalami masalah berupa barcode di tiket yang sudah saya beli nggak bisa dipindai di mesin. Kala itu security yang bertugas membantu saya sehingga saya nggak ketinggalan kereta.
Namun, kereta bandara YIA pun memiliki beberapa sisi negatif yang harus diperbaiki jika pengin membuat penumpangnya lebih nyaman, seperti berikut ini.
#5 Kereta bandara YIA hanya beroperasi di jam tertentu dan rangkaian pendek
Kekurangan kereta bandara yang paling utama adalah jadwal keberangkatannya yang sangat terbatas. Kereta ini nggak di setiap jam beroperasi. Dari Stasiun Yogyakarta, kereta ini nggak berangkat di jam 7, 9, 12, dan 18. Ditambah lagi kereta terakhir hanya sampai jam 20.15 yang mana itu hanyalah kereta tambahan. Selain itu, dari Stasiun Bandara YIA, nggak ada kereta di jam 8, 10, 13, 15, dan 19.
Sedihnya lagi, rangkaian kereta ini termasuk pendek. Jadi, jika kehabisan tiket, mau nggak mau kita sebagai penumpang harus menunggu kereta jadwal berikutnya. Masalahnya, kereta ini kan nggak ada di setiap jam. Akan lebih baik jika kereta ini beroperasi tiap jam atau minimal gerbongnya ditambah.
#6 Interior seperti kereta ekonomi
Sangat disayangkan kereta bandara YIA menggunakan rangkaian yang sama persis seperti kereta Prameks. Sebenarnya fasilitas ini memang sebanding dengan tarif yang ada. Akan tetapi, rangkaian dengan seat yang leg room dan aisle yang sempit tentu menyusahkan penumpang yang membawa koper besar.
Padahal banyak penumpang penerbangan nasional maupun internasional yang membawa koper besar. Alhasil, beberapa koper terkadang diletakkan di dekat pintu karena nggak cukup jika ditaruh di antara kaki dan kursi.
#7 Jauh dekat tarif kereta bandara YIA sama
Selain di Jogja, Jakarta juga memiliki kereta bandara. Bedanya, di Jakarta fasilitas gerbong keretanya lebih eksekutif dan tarifnya disesuaikan dengan jarak. Untuk kereta premium dari stasiun-stasiun uatama Jakarta, tarif per orangnya Rp70 ribu. Lalu untuk rute menengah yang ekonomis karena beroperasi di wilayah Tangerang dan sekitarnya harganya Rp35 ribu.
Dari harga memang tarif yang di Jakarta lebih mahal. Akan tetapi, di Jogja nggak ada tarif yang disesuaikan dengan jarak. Penumpang yang berangkat dari Stasiun Wates ke Stasiun Bandara YIA tetap harus membayar full Rp20 ribu.
Selain itu, YIA Xpress juga tetap memberlakukan tarif Rp60 ribu. Padahal dari perkiraan kedatangan dan keberangkatan, harga yang mahal ini nggak menjamin bahwa keretanya tiba lebih cepat.
Selama beberapa kali menaiki kereta bandara, secara keseluruhan pengalaman saya selalu menyenangkan dan memuaskan. Namun, bukan berarti kekurangan-kekurangan yang masih dimiliki oleh kereta bandara YIA bisa diabaikan, ya. Semoga saja sisi minus dari kereta bandara bisa segera diperbaiki.
Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.