Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Kereta Airlangga: Kereta Murah yang Bikin Sakit Punggungmu Makin Parah, Kursinya Tegak Banget!

Budi oleh Budi
14 Juli 2025
A A
Kereta Airlangga: Kereta Murah yang Bikin Sakit Punggungmu Makin Parah, Kursinya Tegak Banget!

Kereta Airlangga: Kereta Murah yang Bikin Sakit Punggungmu Makin Parah, Kursinya Tegak Banget!

Share on FacebookShare on Twitter

Malam Minggu itu menjadi saksi pengalaman perdana saya naik Kereta Airlangga seharga Rp49 ribu dari Stasiun Poncol Semarang, ke Stasiun Pasar Turi Surabaya. Kereta yang konon mempunyai kenyamanan tingkat dewa dengan kursi saling berhadapan, sandaran tegak 90 derajat.

Karena waktu itu kali pertama saya naik kereta, sehingga perasaan takut ketinggalan kereta jelas mengakar kuat. Sampai-sampai saya tiba di Stasiun Poncol dua jam lebih awal. Iya, tahu, berlebihan, namanya juga orang paranoid. Ternyata, kursi tunggu sudah penuh oleh penumpang yang mungkin sama paranoid-nya dengan saya. Akhirnya, memilih duduk di lantai dekat musala stasiun sambil memantau jadwal keberangkatan di papan elektronik pilihan terakhir.

Tiba-tiba, seorang pria dengan wajah lesu mendekat. “Mas, saya butuh bantuan. Istri saya mau lahiran di RS, tapi uang saya habis buat beli tiket bus,” katanya dengan suara getir setelah turun dari kereta.

Saya bingung, antara ingin membantu tapi sadar dompet juga sudah sekarat. “Maaf, Pak, saya juga pas-pasan,” jawab saya sambil merasa bersalah. Pria itu mengangguk pasrah dan mencoba melobby orang lain juga yang ada di stasiun sebelum menghilang di kerumunan penumpang. Dan saya pun kembali menunggu Kereta Airlangga, dalam sepi.

Baiklah, kembali ke pengalaman naik Kereta Airlangga, yang tegak banget, kek mau baris berbaris.

Cetak boarding pass & keributan pecah di peron

Sehabis berhasil mencetak boarding pass, kemudian langsung menuju peron setelah melewati pemeriksaan tiket yang petugasnya ketus, tak menunjukkan titik ramah sama sekali.

Peron ramai sekali waktu itu. Saya mengobrol dengan seorang bapak-bapak yang ternyata juga pertama kali naik Kereta Airlangga. Obrolan ringan kami tiba-tiba terpotong oleh keributan di ujung peron. Sekelompok penumpang yang baru turun dari kereta lain terlibat adu mulut, entah karena salah paham atau apa. Petugas bergegas melerai, dan saya cuma bisa geleng-geleng.

Masuk gerbong dan kesusahan mencari kursi

Baca Juga:

Penumpang KA Logawa Dipaksa Legowo: Harga Tiket Naik, Fasilitas Malah Turun

Saat kereta tiba, saya langsung menuju gerbong satu sesuai tiket. Dan ternyata, gerbong itu jauh di depan. “Lah, kok gini? Jauh banget di depan,” gumamku. Seorang bapak yang tadi ngobrol denganku menyeringai, “Kalau mau dekat, pilih gerbong tengah, Mas!” Saya cuma bisa nyengir sambil bergegas berjalan ke depan.

Begitu masuk, saya sempat kebingungan mencari kursi. Dan ternyata, saya sudah melewatinya. Saya memilih kursi 22A dekat jendela.

“Ini enak banget, siapa bilang kursi Kereta Airlangga jelek?”

Awalnya, kursi Kereta Airlangga yang sering dihujat ini terasa nyaman. Saya meresa nggak ada yang salah sama sekali. Sandaran yang tegak justru membuat punggung agak rileks di awal. Di sebelah saya, ada seorang ibu-ibu yang sibuk dengan tabletnya. Untungnya, dia cukup berempati dengan memakai TWS saat menonton video, jadi tidak mengganggu.

Sementara di depan saya, duduk sepasang muda-mudi yang terlihat mesra, mungkin masih dalam fase “rekah-rekahnya” hubungan.

Perjalanan dimulai setelah lewat setengah jam, kenyamanan itu berubah jadi siksaan. Kaki mulai kesemutan karena ruang kaki sempit. Pinggang pegal karena sandaran 90 derajat tadi ternyata “tidak ramah” untuk tidur. Ditambah meski ada AC yang ditempel, hawa dinginnya tak ada kontribusinya sama sekali. Saya merasa gerah sekali untuk penumpang di ujung gerbong.

Saya mencoba mengubah posisi duduk, tapi tetap saja tidak membantu. “Ini kursi atau alat penyiksaan?” batin saya sambil menatap kosong ke luar jendela Kereta Airlangga. Rasanya sungguh seperti duduk di iron chair abad pertengahan. Beberapa kali saya mencoba memejamkan mata, berharap ketika terbuka, kereta sudah sampai di Stasiun Pasar Turi. Tapi kenyataannya, waktu berjalan seperti diperlambat.

Pelajaran hidup dari kereta murah

Di tengah penderitaan, saya tersadar:  mau gimana lagi? Harga 49 ribu mau fasilitas seperti apa? Mosok gelem murahe ora gelem tersiksane? Ya, begitulah hukum alam. Kalau mau nyaman, harus siap bayar lebih. Kereta Airlangga memang bukan untuk mereka yang manja, tapi untuk para pejuang budget pas-pasan yang rela bertaruh kenyamanan demi ongkos murah.

Akhirnya, setelah perjalanan yang terasa seperti “penebusan dosa”, kereta sampai di Pasar Turi hampir tengah malam. Saya turun dengan perasaan lega dan punggung yang sedikit kaku. Pengalaman pertama naik kereta Airlangga ini mengajarkanku satu hal: kalau mau nyaman, jangan cari yang murah. Tapi kalau mau murah, siap-siap saja menderita.

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Coba-coba Naik KA Airlangga Jakarta-Surabaya: Bahagia Tiketnya Cuma Seharga 2 Porsi Pecel Lele, tapi Berujung Tak Tega sama Penumpangnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Juli 2025 oleh

Tags: kereta airlanggakursi kereta ekonomi
Budi

Budi

Seorang montir tinggal di Kudus yang juga menekuni dunia kepenulisan sejak 2019, khususnya esai dan fiksi. Paling suka nulis soal otomotif.

ArtikelTerkait

Penumpang KA Logawa Dipaksa Legowo: Harga Tiket Naik, Fasilitas Malah Turun

Penumpang KA Logawa Dipaksa Legowo: Harga Tiket Naik, Fasilitas Malah Turun

24 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.