Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Keragaman Kosakata Bahasa Jawa Bikin Kumpul-kumpul Jadi Masalah Asusila. Terminal Mulok #14

Abida Muttaqiena oleh Abida Muttaqiena
21 Maret 2021
A A
keragaman kosakata bahasa jawa terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kita semua tahu bahwa bahasa Jawa yang berlaku di setiap wilayah itu berbeda-beda. Ada kata-kata yang bersifat ngoko di suatu wilayah, tapi masyarakat menganggapnya relatif sopan di wilayah lain. Ada pula kata-kata yang dipersingkat sesukanya oleh penghuni setempat seperti transformasi “sampeyan” menjadi “saman” untuk menyebut “kamu” di daerah eks-karesidenan Kedu.

Ada 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah dan 38 kota/kabupaten di Jawa Timur yang menerima mulok Bahasa Jawa. Setiap wilayah memiliki ciri khas logat dan kosakata masing-masing di luar tabel ngoko/kromo/kromo inggil baku yang dibagikan guru mulok Bahasa Jawa kepada siswa sekolah dasar. Tapi, seberapa “radikal” keberagaman kosakata bahasa Jawa itu? Saya baru memahaminya saat awal merantau ke Jawa Timur beberapa tahun lalu.

Meski terlahir di Temanggung dan mencapai kedewasaan di Semarang, saya termasuk tipikal “cah jowo sing ora iso boso jowo”. Menjiwai Sumpah Pemuda dan mengemban nasionalisme yang kuat, bahasa Indonesia menjadi instrumen utama saya dalam percakapan sehari-hari. Namun, seburuk-buruknya penguasaan bahasa Jawa, tetap saja saya punya koleksi kosakata yang cukup kaya. Dengan catatan, kosakata bahasa Jawa ala Temanggung dan Semarang. Yang belum tentu sama dengan kosakata bahasa Jawa yang lazim dipergunakan dalam komunikasi masyarakat di wilayah lain.

Mari ambil contoh sajian makanan ikan pari asap berkuah santan. Penghuni Kota Atlas biasa menyebutnya “mangut”. Sedangkan warga Kota Pahlawan mungkin lebih familier dengan istilah “kothokan” atau langsung saja sebut jenis ikannya, “iwak pe”.

Kalau Anda orang Jateng yang nyasar masuk warung pinggir jalan di Surabaya lalu mengatakan ingin makan pakai lauk mangut, si empunya warung boleh jadi bingung. Solusinya, Anda harus tunjuk-tunjuk touchpad etalase warung sambil mengatakan, “Yang sebelah kanannya ayam goreng itu tuh, Bu…”

Kesenjangan kosakata seperti ini masih dalam taraf yang dapat dimaklumi dan kemungkinan tidak berdampak fatal. Sayangnya, kesenjangan kosakata dalam bahasa Jawa antarwilayah itu lebih dari sekadar perbedaan nama menu makanan.

Suatu hari, saya kumpul-kumpul ngerumpi bersama teman-teman sesama seksi keputrian sekantor di pelataran Spazio, Surabaya Barat. Menikmati angin sepoi-sepoi, menyeruput Guriin Cincau Station, sambil menggosipkan Pak Bos. Saking menikmatinya, mendadak saya bilang, “Wah asyik ya rempon-rempon di sini. Ayo kapan-kapan kita janjian lagi.”

Bukannya menyetujui, teman-teman saya malah protes, “Ih, apaan kok ngomong gitu sih, Mbak?”

Baca Juga:

Dilema Warga Brebes Perbatasan: Ngaku Sunda Muka Tak Mendukung, Ngaku Jawa Susah karena Nggak Bisa Bahasa Jawa

10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang

Saya ikut bingung, “Lho, memangnya apa yang salah dari omonganku?”

Tak dinyana, ternyata kata “rempon-rempon” yang saya kira lugu itu bermakna saru di Surabaya. Apalagi karena yang mengatakannya adalah saya, seorang perempuan berhijab.

Bagi wong Temanggung, “rempon-rempon” berarti kumpul-kumpul untuk sekadar bercengkerama dengan teman maupun mendiskusikan suatu topik tertentu. Netral. Wajar. Moral.

Namun, bagi arek Surabaya “rempon-rempon” berarti meremas payudara perempuan. Kalau seseorang mengatakannya kepada pasangan sahnya ya itu mungkin sesuatu yang romantis (?). Tapi kalau seseorang mengatakannya dalam forum terbuka, maka itu jadi cabul. Tidak wajar. Amoral. Asusila.

Bak tersambar halilintar di siang bolong, saya langsung berupaya membela diri dengan menjelaskan kesalahpahaman ini kepada teman-teman. Akhirnya kami sama-sama menertawakan kekonyolan tersebut, meski dalam hati saya juga mengumpat, “Asem…”

Sejak saat itu, saya semakin berhati-hati dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa di luar tanah kelahiran tanpa ilmu memadai tentang kosakata setempat. Kalau situasinya sekadar salah omong dengan teman, tentu tidak masalah. Paling-paling jadi bahan guyonan yang membekas dalam ingatan hingga bertahun-tahun ke depan. Tapi, siapa tahu, salah omong lalu tersangkut UU ITE. Kan bisa berabe~

*Terminal Mulok adalah segmen khusus yang mengulas tentang bahasa dari berbagai daerah di Indonesia dan dibagikan dalam edisi khusus Bulan Bahasa 2021.

Sumber Gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: Bahasa JawaTerminal Mulok
Abida Muttaqiena

Abida Muttaqiena

Orang Jawa yang Lebih Ahli Berbahasa Inggris daripada Berbahasa Jawa

ArtikelTerkait

10 Istilah Makan dalam Bahasa Jawa dari Ngemrus hingga Nguntal Terminal Mojok

10 Istilah Makan dalam Bahasa Jawa dari Ngemrus hingga Nguntal

17 Juni 2022
Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian Mojok.co

Nggak Semua Warga Kampung Arab Bondowoso Bisa Bahasa Arab, Jangan Berharap Ketinggian

13 November 2023
Hierarki Penyebutan Orang Meninggal dalam Bahasa Jawa

Hierarki Penyebutan Orang Meninggal dalam Bahasa Jawa

13 April 2020
Ragam Istilah Penyebutan Jumlah Anak dalam Bahasa Jawa Terminal Mojok

Ragam Istilah Penyebutan Jumlah Anak dalam Bahasa Jawa

5 Februari 2022
Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas terminal mojok.co

Panduan Dasar Bahasa Jawa yang Solo Banget

11 Desember 2020
Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13 terminal mojok

Kosakata Ngapak Banjarnegara Tentang Kesehatan yang Kerap Saya Temui Ketika Dinas di UGD. Terminal Mulok #13

20 Maret 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.