Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Kenapa Sate Klathak di Jakarta Nggak Bisa Menyaingi Bantul?

Ken Elsaning Savitri oleh Ken Elsaning Savitri
6 Desember 2024
A A
Kenapa Sate Klathak di Jakarta Nggak Bisa Menyaingi Bantul? (Agung P/Mojok)

Kenapa Sate Klathak di Jakarta Nggak Bisa Menyaingi Bantul? (Agung P/Mojok)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ngomongin makanan khas DIY, khususnya Bantul, salah satu top of mind saya dan teman-teman adalah sate klathak. Sate klathak adalah sate kambing yang cuma pakai garam sebagai bumbu dan ditusuk pakai tusukan besi alias jeruji. Memang terlihat sederhana, tapi justru kesederhanaannya itu yang bikin rasanya istimewa. 

Sayangnya, buat kamu yang tinggal di Jakarta, menemukan sate klathak yang benar-benar otentik kayak di Bantul itu ibarat cari parkiran di Senayan pas weekend: susah banget.

#1 Sulit meniru cita rasa sate klathak khas Bantul

Sate klathak itu bukan sekadar sate kambing biasa. Rahasianya ada di kualitas daging yang segar, potongan besar, dan pemanggangan di atas arang menggunakan jeruji sepeda. Sederhana, tapi eksekusinya nggak bisa sembarangan. 

Di Bantul, daging kambingnya biasanya baru dipotong dan langsung diolah, jadi rasa dan teksturnya lebih maksimal. Di Jakarta, seringnya daging sudah melewati proses penyimpanan yang buat saya mengurangi kualitas rasa.

Bumbunya juga beda cerita. Kalau sate biasa di Jakarta penuh dengan kecap dan kacang, sate klathak malah polos banget, hanya garam. Tapi justru di situlah keunikannya. Rasa asli daging kambingnya benar-benar terasa. Kalau di Jakarta, kadang ada yang nambah bumbu biar lebih “pas di lidah orang kota.” Tapi, hasilnya malah menghilangkan esensi asli sate klathak. Menurut saya nggak mashok.

#2 Atmosfer Bantul yang nggak tergantikan

Makan sate klathak di Bantul itu bukan cuma soal rasa, tapi juga suasana. Biasanya warung sate klathak ada di daerah kota coret mepet pedesaan. Sensasi makan sate sambil mendengar jangkrik itu nggak bisa ditiru di Jakarta. Apalagi kalau makannya di pinggir jalan raya yang bising atau di restoran fancy dengan lampu neon.

#3 Ada yang mirip, tapi tetap beda

Di Jakarta sebenarnya ada beberapa tempat yang mencoba menghadirkan sate klathak. Tapi, rasanya kok tetap kurang nendang, ya? Entah karena dagingnya terlalu kecil, bumbunya nggak cukup minimalis, atau cara bakarnya yang nggak pakai jeruji sepeda.

Belum lagi soal harganya. Kalau di Bantul, dengan Rp50 ribu saja, dipastikan kamu sudah kenyang sampe mblenger sampe begah nggak bisa jalan. Di Jakarta? Agak sulit.

Baca Juga:

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

#4 Sate klathak dan budaya lokal

Sate klathak juga punya nilai budaya yang erat dengan kehidupan masyarakat Jogja, khususnya Bantul. Hidangan ini mencerminkan filosofi sederhana tapi berkualitas: hanya garam, jeruji, dan arang. Sate klathak mengajarkan bahwa dalam hidup, kadang yang simpel itu justru yang paling istimewa.

Sementara di Jakarta, makanan sering diubah untuk menyesuaikan selera pasar. Banyak tempat yang ingin menjual sate klathak, tapi mereka kehilangan esensi aslinya. Bukannya membawa budaya kuliner Jogja, justru rasanya jadi “Jakarta banget” dengan bumbu tambahan atau saus pelengkap yang ndakik-ndakik dan nggak perlu.

#5 Penutup

Sate klathak itu ibarat mantan: kamu bisa coba cari penggantinya, tapi rasanya nggak pernah sama. Jadi, kalau di Jakarta kamu cuma bisa nemu sate klathak KW yang rasa dan suasananya nggak sesuai ekspektasi, ya sudah, relakan saja. 

Anggap itu latihan sabar. Toh, hati kamu tahu bahwa kelezatan sejati hanya bisa ditemukan di Bantul, sambil ditemani suara jangkrik dan bau asap arang, kadang prengus dikit. Kalau memang kangen banget, ya sudah, nabung saja buat mudik. Jangan cuma kangen, tapi nggak mau usaha, kayak PDKT tapi nggak pernah ngajak jalan.

Penulis: Ken Elsaning Savitri

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kronyos Mak Adi dan Iqbaal Ramadhan yang Membuatnya Laris

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Desember 2024 oleh

Tags: Jakartakuliner bantulkuliner kambingsate kambingsate klathaksate klathak jogjasate klathak khas bantul
Ken Elsaning Savitri

Ken Elsaning Savitri

Seorang yang suka mempersuasi orang lain, tapi gagal mempersuasi diri sendiri untuk hemat.

ArtikelTerkait

Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Jakarta

Things I Learned From Living in Jakarta For the Last 5 Years

9 September 2019
Kereta Api Madiun Jaya, Andalan Baru Saya Perjalanan Madiun-Jakarta Mojok.co

Kereta Api Madiun Jaya, Andalan Baru Saya Perjalanan Madiun-Jakarta

21 Oktober 2025
5 Mal di Jakarta yang Pernah Hits, tapi Kini Mati Suri

5 Mal di Jakarta yang Pernah Hits, tapi Kini Mati Suri

14 Agustus 2022
Naik Bus Transjakarta Jadi Nggak Nayaman karena Banyak Penumpang Aneh Mojok.co

Naik Bus Transjakarta Jadi Nggak Nyaman karena Banyak Penumpang Aneh

6 April 2024
Saya Lebih Suka Halte Bundaran HI yang Dulu: Minimalis tapi Tetap Estetis

Saya Lebih Suka Halte Bundaran HI yang Dulu: Minimalis tapi Tetap Estetis

6 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.