Banyak orang sering mengeluh karena memiliki wajah kusam, warna kulit yang belang, flek hitam, sampai komedo yang membandel. Akhirnya mereka memutuskan untuk membeli sepuluh produk perawatan kulit dengan merek mahal dari Amerika dan Korea.
Tidak ada yang salah sebenarnya dengan membeli produk toner, serum, dan essense dari Amerika dan Korea. Namun, menghabiskan uang banyak untuk perawatan wajah mahal tidak menjamin masalah kulit menjadi hilang.
Kadang kala, ada satu produk sederhana yang sering orang lupakan. Produk ini kecil namun ajaib. Dia bisa mengatasi berbagai masalah kulit yang saya sebutkan tadi. Produk apa itu? Dia adalah sunscreen atau tabir surya!
Tabir surya atau lebih dikenal sunscreen sebenarnya produk yang mudah ditemukan dengan harga yang tidak mahal-mahal banget, tapi banyak orang sering menganggap sepele produk satu ini.
Nah, sekarang, baca tulisan ini baik-baik. Kamu mau menghilangkan belang di wajah? Pakai sunscreen! Kamu mau mencegah datangnya flek hitam? Pakai sunscreen! Kamu mau mencegah komedo hitam datang? Pakai sunscreen! Ingin mencerahkan kulit? Stop pakai krim kiloan, sebagai gantinya, pakai sunscreen!
Dan setelah terdoktrinisasi untuk menggunakan sunscreen, sekarang, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang sunscreen.
Fungsi sunscreen
Kamu pasti sudah tahu kalau sinar matahari berbahaya untuk kulit. Sinar matahari dapat dibagi menjadi dua, yaitu UVA (Ultraviolet A) dan UVB (Ultraviolet B). Sinar UVA adalah sinar yang bertanggung jawab atas penuaan dini, sedangkan UVB adalah sinar yang menyebabkan kulit kita menjadi terbakar dan gosong.
Dalam jangka panjang, kedua sinar ini bisa mempercepat terjadinya penuaan dini, menyebabkan komedo, hingga yang terparah menyebabkan kanker kulit.
Dengan menggunakan sunscreen, kita bisa melapisi kulit agar sinar matahari tidak langsung mengenai kulit. Dengan sunscreen kita juga bisa mengubah sinar matahari agar menjadi tidak lebih berbahaya untuk kulit kita. Dua proses ini terjadi tergantung tipe sunscreen yang kamu gunakan.
Jenis-jenis Sunscreen
Sunscreen dikategorisasi menjadi dua, yaitu physical/mineral sunscreen dan chemical sunscreen. Physical sunscreen biasanya mengandung bahan-bahan seperti zinc oxide dan/atau titanium dioxide. Sedangkan chemical sunscreen berbahan dasar oxybenzone, octinoxate, homosalate dan/atau octocrylene.
Lantas, apakah chemical sunscreen lebih baik? Tidak juga. Chemical sunscreen bekerja dengan mengubah cahaya matahari menjadi panas yang bisa terserap ke dalam kulitmu. Hal ini tidak terlalu bagus karena ketika wajahmu kepanasan, terjadi proses yang menyebabkan jerawat lebih mudah tumbuh. Selain itu, chemical sunscreen juga berpotensi menyebabkan alergi dan tidak terlalu baik untuk kebanyakan kulit.
Alhasil, kebanyakan orang lebih merekomendasikan physical sunscreen dibanding chemical sunscreen. Namun, silakan pertimbangkan kembali sesuai kesukaanmu. Bila memilih chemical sunscreen, pastikan kamu tidak alergi, oke?
Tips memilih sunscreen
Setelah mengetahui fungsi dan jenis sunscreen, sekarang waktunya kamu membeli dan mulai memakai sunscreen. Eits, tapi tunggu dulu kawan, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum memilih sunscreen yang kamu mau.
Pertama, jangan lupa untuk memperhatikan sun protection factor (SPF) yang terkandung dalam sunscreen. Kita bisa memakai sunscreen mulai dari SPF-15 sampai SPF-50. Sunscreen dengan SPF-15 dipercaya sudah cukup dan tidak seberat sunscreen yang SPF-nya lebih tinggi, tapi tentu kemampuannya nggak senampol kakaknya. Sedangkan banyak dokter skinfluencer lebih merekomendasikan sunscreen SPF-30 sampai SPF-50.
Apakah perlu lebih dari SPF-50? Jawabannya tidak perlu. Soalnya ternyata semakin tinggi SPF dalam sebuah sunscreen, nggak jadi lebih melindungi kita, loh. Dalam menggunakan sunscreen, yang penting adalah proses pengaplikasian kembali (re-apply). Jadi setelah sekitar 2 jam, kita harusnya apply kembali si sunscreen biar daya kerjanya tetap maksimal.
Mungkin kamu pernah mendengar, “Orang yang berkulit gelap lebih tahan sinar matahari.” Memang, pernyataan ini tidak sepenuhnya salah. Tapi bukan berarti karena kulitmu lebih tangguh, kamu jadi merasa tidak perlu sunscreen ya. Sebab, kamu tetap bisa mengalami penuaan dini, komedo membandel, hingga kanker kulit.
Selain itu, jangan lupa untuk sesuaikan dengan jenis kulitmu ya. Ada banyak kok beauty vlogger dan influencer yang sudah me-review berbagai sunscreen yang cocok untuk kulit kering dan berminyak. Pastikan pula sunscreen yang ingin kamu pakai di wajah memang sunscreen khusus untuk wajah ya. Karena tentu saja, produk perawatan kulit untuk badan sering kali tidak cocok untuk penggunaan di wajah.
Tips tambahan
Berapa jumlah takaran sunscreen yang kamu gunakan juga penting loh, jadi tidak bisa sembarang saja. Minimal kamu perlu menggunakan satu sendok teh sunscreen untuk wajah dan leher. Ingat! Pakai sunscreen juga di leher.
Selain takaran, kamu juga perlu me-reapply alias menggunakan kembali sunscreenmu setelah beberapa jam. Kenapa? Tentu saja karena seiring berjalannya waktu, sunscreenmu akan luntur oleh minyak dan keringat.
Jika kamu tidak memakai makeup, silakan cuci bersih wajahmu dengan air sampai minyak dan keringat luntur, lalu aplikasikan kembali sunscreen dengan tangan. Namun, bila kamu menggunakan makeup, kamu bisa memakai spons makeup untuk me-reapply sunscreenmu agar bedak dan foundation tidak terangkat. Selain itu kamu juga bisa menggunakan sunscreen berbentuk spray jika ingin lebih mudah.
Sama seperti memilih produk lain, memilih sunscreen bisa menjadi hal yang cukup sulit pada awalnya, karena kita perlu menemukan produk yang sesuai dengan preferensi kita. Namun setelah jatuh hati dengan pilihanmu, kamu pasti akan bisa merasakan berbagai manfaat penggunaan sunscreen.
BACA JUGA 4 Tips Skincare yang Jarang Diketahui Orang dan tulisan Devia Anggraini lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Artikel ini telah disunting ulang pada tanggal 3 Februari 2022 pukul 06.10.