Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan?

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
21 Mei 2022
A A
Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan Terminal Mojok

Kenapa Detektif Kindaichi Tak Sepopuler Detektif Conan (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi para penggemar manga atau anime bertemakan cerita detektif, nama Conan Edogawa tentu tidak asing lagi. Bocah detektif paling terkenal asal Negeri Samurai itu memang mempunyai fans yang terbilang cukup banyak, beberapa bahkan mengaku die-hard fans, setidaknya di Indonesia. Conan yang merupakan penyamaran dari sosok murid SMA berotak encer, Shinichi Kudo, terhitung telah lebih dari 20 tahun menemani penikmat komik ciptaan Aoyama Gosho tersebut. Bagaimana ending dari ribuan chapter serial detektif tersebut, hanya Aoyama sensei yang tahu.

Berangkat dari latar belakang yang sama sebagai siswa SMA, gaung Kindaichi di tanah air tak senyaring Detektif Conan. Padahal, Hajime Kindaichi yang diakui memiliki IQ 180 tidaklah kalah cerdas dalam menyusun kepingan kasus dari Shinichi Kudo. Bahkan, boleh dibilang, kasus yang dipecahkan oleh detektif berambut gondrong tersebut lebih rumit dan melelahkan. Jika kasus yang dihadapi Conan cenderung singkat, Kindaichi justru kerap berhadapan dengan serial killer yang pelik serta membutuhkan waktu lama untuk diungkap. Namun demikian, toh, kepopuleran Detektif Conan tetap saja melampaui Kindaichi. Kira-kira kenapa bisa begitu, ya?

#1 Masa penayangan anime

Dulu sekali, antara tahun 2002 sampai 2003, animasi Detektif Kindaichi pernah mengudara di layar kaca Indonesia, tepatnya di TV7 yang sekarang berubah nama menjadi Trans7. Di Jepang sendiri, seri animenya ditayangkan sebanyak 148 episode sekitar tahun 1997 hingga 2000. Jika dibandingkan dengan masa penayangan Detektif Conan, jelas, jatah Kindaichi kalah jauh. Hal ini dipengaruhi pula oleh jumlah kasus yang dipecahkan antara Conan dan Kindaichi di mana angka kasus yang dibongkar dalam serial Conan lebih tinggi.

Masa penayangan anime Detektif Kindaichi lebih singkat ketimbang Detektif Conan (Shutterstock.com)

Di Indonesia pun, jam tayang Detektif Kindaichi cenderung singkat. Oleh sebab itu, agak sulit untuk membangun awareness publik terhadap keberadaan cucu detektif terkenal itu. Kemungkinan besar, penonton anime Kindaichi adalah fans yang berasal dari pembaca manga serial detektif tersebut.

Sementara Conan, selain ditayangkan di tahun yang sama—di mana para generasi milenial masih bocah—masih dipertontonkan hingga saat ini di televisi, yakni di saluran Net TV. Tak heran, eksistensi Conan melampaui Kindaichi yang berpengaruh juga pada banyaknya penggemar hingga lintas generasi.

#2 Usia minimal pembaca manga

Di Indonesia, baik manga Detektif Kindaichi maupun Detektif Conan, diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo. Saat ini, penerbit menyertakan usia minimal pembaca bagi buku cetakan mereka. Detektif Conan, seri regularnya, dilabeli dengan minimal usia pembaca 12 tahun. Sedangkan untuk komik Detektif Kindaichi, usia yang disarankan setidaknya adalah 15 tahun.

Bisa dimengerti, meskipun aslinya Conan adalah remaja usia 17 tahun, tapi berada dalam tubuh anak-anak bisa dianggap bahwa bacaan maupun animasinya ditujukan untuk pasar anak SD juga. Belum lagi, dalam serial Detektif Conan, tak jarang pula Conan beserta kelompok detektif anak yang beranggotakan teman-teman sekelasnya, memecahkan kasus yang terkait dengan lingkungan sekolah.

Sedangkan serial Kindaichi, selalu mengangkat kasus orang dewasa. Terlebih, manga terbarunya, Detektif Kindaichi volume 37,membawakan kasus yang lebih gelap terkait usia Kindaichi yang makin dewasa, 37 tahun. Mau tak mau, hal ini juga akan membatasi segmen pasar Detektif Kindaichi.

Baca Juga:

The Pale Blue Eye, Film Detektif Kelam yang Underrated

Kasus Brigadir J Harusnya Ditangani Conan, Kindaichi, atau Kogoro Mouri, Pasti Kelar No Drama

Ilustrasi manga (SN040288/Shutterstock.com)

#3 Karakter kasus yang diangkat

Seperti yang sudah sedikit disinggung sebelumnya, tidak semua kasus dalam serial Detektif Conan merupakan kasus yang berat. Beberapa kasus bahkan terhitung ringan, apalagi yang tidak melibatkan perburuan organisasi hitam, musuh utama Conan. Oleh sebab itu, sejumlah kasus Conan bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Pada beberapa kasus di awal kemunculannya, Conan memang kerap menghadapi problematika yang berat, termasuk pembunuhan sadis dan berantai. Namun, semakin ke sini, sepertinya mangaka anime populer tersebut berniat menjamah pasar yang lebih luas, tidak terbatas pada pembaca remaja dan dewasa saja.

Di sisi lain, kasus yang dibawakan oleh Detektif Kindaichi cenderung gelap. Hampir seluruh kasusnya merupakan pembunuhan berantai yang sadis. Bahkan, beberapa melibatkan mutilasi, hubungan terlarang, nudity, dan darah yang berceceran di mana-mana. Oleh karenanya, kisah pembantaian ini tidak layak dijadikan bacaan untuk anak usia sekolah dasar maupun yang masih pra-remaja. Pun, tidak semua orang dewasa sanggup mengikuti cerita mengerikan tersebut. Hal ini pula yang menjadikan penggemar Kindaichi terbatas pada kalangan tertentu.

Hampir seluruh kasus Detektif Kindaichi merupakan pembunuhan berantai sadis (Shutterstock.com)

#4 Keterkaitan dengan pembaca

Secara kasus non-organisasi hitam dan penyusunan deduksi, masalah yang dihadapi Conan lebih terhubung dengan kehidupan sehari-hari pembaca. Maksudnya, beberapa hal sepele dalam kehidupan individu mampu mendorongnya menjadi seorang pelaku kejahatan. Tidak melulu pembunuhan, kasus yang ditangani Conan cukup beragam. Mulai dari penculikan, perampokan, bahkan perselingkuhan pernah diungkap oleh Conan walaupun dalam beberapa kesempatan ia harus menggunakan Kogoro Mouri sebagai pionnya dalam pertunjukan analisis.

Sebaliknya, secara personal, Kindaichi justru lebih memiliki kedekatan dengan para penggemarnya. Ia bertumbuh mengikuti usia fansnya yang dibuktikan dengan kemunculan kembali saat Kindaichi berusia 37 tahun dan berprofesi sebagai manajer sebuah perusahaan event organizer kelas menengah. Bukankah pengembangan karakter ini relate sekali dengan kehidupan para medioker di dunia nyata? Berbeda sekali dengan Conan, di mana ada anak kecil yang bisa mempunyai hubungan sedekat itu dengan pihak kepolisian serta agen rahasia?

Terlebih, sisi manusiawi Kindaichi ditunjukkan dengan keengganan dia untuk kembali bersinggungan dengan kasus di usia matangnya. Lagian, siapa sih yang suka berurusan dengan pembunuh dan genangan darah? Di sisi lain, darah muda Conan akan bergejolak ketika menemukan misteri yang dianggapnya seperti teka-teki.

Akan tetapi, menilik kasusnya, Detektif Kindaichi mungkin terlalu jauh dari kenyataan. Kasus yang dipecahkan oleh Kindaichi tidak pernah murni bermotifkan uang. Kalaupun menyangkut dengan hal finansial, dibaliknya pasti akan ada motif atau dalang yang lebih kejam. Kebanyakan, motif sesungguhnya adalah kehilangan orang yang berarti dalam hidup si pelaku. Tak jarang, Kindaichi dan pembaca pun pada akhirnya berempati pada pelaku kejahatan karena kisah hidupnya yang memilukan.

Begitulah kira-kira analisa sederhana mengapa popularitas Kindaichi tak setinggi Conan. Membandingkan keduanya memang tampak kekanakan. Namun, dengan adanya poin-poin di atas, setidaknya penggemar manga bisa memberikan sedikit kesempatan bagi Kindaichi untuk beraksi menemani hari-hari mereka lewat komik, animasi, atau live action-nya.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Nge-ship kok Conan dan Haibara, Mending Takagi Wataru dan Miwako Sato lah! 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Mei 2022 oleh

Tags: ConandetektifKindaichi
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

6 Rekomendasi Film Detektif Lawas selain Sherlock dan Poirot

6 Rekomendasi Film Detektif Lawas selain Sherlock dan Poirot

1 Juni 2022
Gaji dan Sifat 5 Ayah dalam Serial Animasi Jepang: Dari Crayon Shinchan sampai Dragon Ball Terminal Mojok.co

Gaji dan Sifat 5 Ayah dalam Serial Animasi Jepang: Dari Crayon Shinchan sampai Dragon Ball

30 April 2022
Menghitung Gaji Dr. Watson, Asisten Kepercayaan Sherlock Holmes

Menghitung Gaji Dr. Watson, Asisten Kepercayaan Sherlock Holmes

26 April 2020
The Pale Blue Eye, Film Detektif Kelam yang Underrated

The Pale Blue Eye, Film Detektif Kelam yang Underrated

3 Februari 2023
Menyebut Shinichi Kudo Jelek Itu Adalah Kejahatan Paling Hakiki

Menyebut Shinichi Kudo Jelek Itu Adalah Kejahatan Paling Hakiki

2 Maret 2020
Unpopular Opinion Kindaichi Jauh Lebih Unggul Ketimbang Shinichi Kudo Terminal Mojok

Unpopular Opinion: Kindaichi Jauh Lebih Unggul Ketimbang Shinichi Kudo

11 April 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.