Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kemacetan Jalan Pintas Monjali ke Jalan Palagan Sleman, Bukti Nyata Jogja Salah Urus

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
28 Februari 2024
A A
Kemacetan Jalan Pintas Monjali ke Jalan Palagan Sleman, Bukti Nyata Jogja Salah Urus

Kemacetan Jalan Pintas Monjali ke Jalan Palagan Sleman, Bukti Nyata Jogja Salah Urus (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Macetnya Jalan Amerta Raya, salah satu jalan pintas Monjali ke jalan Palagan Sleman ini bukti paling nyata kalau Jogja salah urus

Perantau dari daerah yang menetap di Jogja biasanya akan melontarkan pertanyaan berikut ketika baru sampai di kota ini: Kok nggak ada angkot di Jogja?

Setelah sepekan tinggal di Jogja, mereka juga akan bertanya-tanya kenapa Jogja selalu padat dan macet padahal cuma karena lampu merah. Sebulan di Jogja, para perantau jadi belajar untuk nggak berangkat kuliah atau kerja di jam mepet karena ngebut secepat apapun tetap akan terhentikan oleh kemacetan di Jogja. Mau mereka hidup di Jalan Palagan Sleman yang strategis atau di belahan DIY lain, sama saja. Mereka memilih berangkat gasik.

Fakta itu saya saksikan sendiri terjadi pada teman-teman saya yang datang dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Jogja yang dulunya adalah kota yang nyaman dengan lalu lintas lancar dan nyaris sepi berubah drastis menjadi kota penyebab utama sakit kepala karena kemacetannya.

Nihilnya transportasi massal menjadi salah satu penyebabnya. Dulu saat masih ada banyak angkot dan bus kota, lalu lintas Jogja nggak seruwet ini. Sayangnya, sekarang semua orang pakai kendaraan pribadi. Transportasi massal yang tersisa tinggal TransJogja yang sedihnya belum menjangkau banyak wilayah, rute terbatas, dan sering nggak tepat waktu. Nggak tepat waktunya karena di jalan pun TransJogja terjebak macet oleh kendaraan pribadi yang memenuhi jalan.

Perfect recipe for disaster, right?

Masalah ini bertambah parah karena nggak ada pelebaran dan perluasan jalan yang signifikan di Jogja. Jadi, tebak saja bagaimana dampaknya peningkatan jumlah kendaraan pribadi, berkurangnya transportasi massal, dan di-combo dengan jalan yang lebarnya tetap sama seperti sebelumnya. Dan kita akan bicara salah satu contoh terbaik untuk masalah ini, yaitu Jalan Palagan Sleman.

Jalan Amerta Raya, saksi kemacetan Jogja

Banyak sekali jalan di Jogja yang berubah menjadi zona rawan macet gara-gara kota ini salah urus. Tapi, ada satu jalan yang juga ikutan jenuh dengan kemacetan Jogja yang makin menjadi seiring bertambahnya hari. Bagi yang hidup di Monjali, pasti tahu betul jalan tikus yang tembusnya ke Jalan Palagan Sleman ini.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Jalan ini berlokasi di sebelah barat Monumen Jogja Kembali (Monjali), tepat di sebelah Taman Parkir Monjali. Jalan ini sebenarnya bernama Amerta Raya, tapi saya yakin nggak banyak orang yang me-notice namanya. Ia menjadi penyelamat para pengendara yang buru-buru tapi malah terjebak macet di ringroad. Coba, sudah separah apa Jogja sampai ringroad saja macet, lho.

Bagi pengendara yang melintas dari barat dan apesnya berjumpa dengan macet di sekitar flyover Jombor sampai Monjali, Jalan Amerta Raya Jogja menjadi satu-satunya harapan untuk mengejar waktu yang terbuang sia-sia. Jalan ini nantinya bercabang menjadi dua (keduanya bernama Jalan Tegal Melati), menjadi jalan tembusan ke Jalan Palagan Sleman dan Jalan Magelang.

Dulu, jalan Amerta Raya ini memang menjadi solusi atas kemacetan di sekitar Monjali. Tapi kini ia malah menjadi sumber perkara baru.

Jalan Palagan Sleman kini sama macetnya dengan ringroad

Jalan Amerta Raya dan Jalan Tegal Melati sejatinya cuma jalan kampung. Ukurannya nggak lebar dan berbatasan langsung sama pekarangan warga. Seharusnya jalan ini nggak buat semua kendaraan. Ya namanya jalan tembusan ke Jalan Palagan Sleman yang sebenarnya nggak besar-besar amat, nggak kaget kalau dia kecil.

Tapi, sekarang semua kendaraan ikutan melintasi Jalan Amerta Raya dan Jalan Tegal Melati agar bisa segera sampai tujuan. Tak terkecuali mobil-mobil pribadi berukuran besar yang tiap pagi dan sore antar-jemput anak-anak orang kaya di salah satu sekolah internasional di daerah ini.

Apalagi kalau hujan turun. Orang-orang yang memiliki mobil lantas serentak keluar rumah dengan mobil masing-masing. Tak peduli penumpangnya hanya satu. Kemacetan makin panjang di ringroad sekitar Monjali. Semua orang yang nggak mau menghadapi kemacetan sama-sama melewati Jalan Amerta Raya dan Jalan Tegal Melati. Akhirnya, jalan pintas ini juga ikut menjadi titik kemacetan, yang akan berimbas ke macetnya Jalan Palagan Sleman.

Jogja salah urus!

Fenomena kemacetan, baik di ringroad maupun jalan pintas sekitar Monjali sebenarnya sudah lama terjadi. Kejadian ini bukan baru terjadi kemarin sore. Sudah banyak sekali pengendara yang waktunya terbuang sia-sia hanya untuk menanti kendaraan di depannya maju beberapa cm. Belum lagi ditambah dengan bahan bakar yang lebih cepat habis dan konsekuensi dari keterlambatan yang dialami para pengendara. Tapi sampai sekarang pihak terkait seperti nggak melakukan apapun untuk mengubah keadaan ini.

Kadang usaha yang dicoba hanya berupa penempatan beberapa polisi lalu lintas di perempatan Monjali yang sebenarnya nggak berpengaruh apa pun. Mengurai kemacetan, nggak. Menindak pengendara yang seenaknya, juga nggak.

Kalau permasalahan ini nggak diatasi sementara jumlah kendaraan pribadi di Jogja semakin bertambah banyak, jalan di Jogja sudah bukan untuk melintas lagi. Lama-lama jadi parkiran itu. Wong semua kendaraan berhenti dan nggak maju barang satu senti pun.

Penulis: Noor Annisa Falachul Firdausi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Seperti Bantul, Sleman Berhati Nyaman pun Penuh dengan Kejadian Aneh yang Mengherankan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 28 Februari 2024 oleh

Tags: jalan palaganJogjaKemacetanmonjaliSleman
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Delanggu Klaten, Kecamatan Subur yang Semakin Terlupakan (Foto dari ANTARA)

Delanggu Klaten, Kecamatan Subur dan Potensial yang Seperti Tersisihkan dari Perlintasan Jogja dan Solo

21 November 2025
3 Kasta Tertinggi Bakpia Jogja yang Pantas Dijadikan Oleh-Oleh  Mojok.co

3 Kasta Tertinggi Bakpia Jogja yang Pantas Dijadikan Oleh-Oleh 

4 Juni 2025
Kuliah di Jogja Adalah Perjalanan Hidup yang Paling Saya Syukuri surabaya

Kuliah di Jogja Adalah Perjalanan Hidup yang Paling Saya Syukuri

1 Oktober 2022
Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

Perpustakaan Grhatama Pustaka, Tempat Healing Terbaik Mahasiswa Jogja

27 Maret 2023
Colt Kampus (Kol Kampus), Legenda Penyelamat Mahasiswa UGM Jogja yang Hendak Berangkat Kuliah

Colt Kampus (Kol Kampus), Legenda Penyelamat Mahasiswa UGM Jogja yang Hendak Berangkat Kuliah

8 April 2024
IVAA, Hidden Gem Perpustakaan dan Arsip Seni di Jogja

IVAA, Hidden Gem Perpustakaan dan Arsip Seni di Jogja

10 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.