Keluh Kesah Menjadi Warga Kabupaten Purbalingga

5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain (Unsplash.com)

Saya adalah warga asli Kabupaten Purbalingga. Sejak lahir, saya tinggal bersama orang tua di sebuah desa di Kabupaten Purbalingga. Desa paling timur di Kabupaten Purbalingga yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Banjarnegara. Dan inilah keluh kesah saya sebagai warga asli Kabupaten Purbalingga.

Keluh kesah pertama saya adalah jalan yang rusak. Jalan rusak tersebut persis di depan rumah saya. Sebagai gambaran, rumah saya terletak di dekat Sekolah Menengah Pertama yang siswanya berasal dari dua Kabupaten, yaitu, Purbalingga dan Banjarnegara. Hal ini karena letaknya yang amat dekat dengan perbatasan membuat SMP satu ini menjadi andalan warga perbatasan dua Kabupaten. Keadaan yang ramai ini seharusnya disiasati dengan fasilitas yang memadai. Yaps, dimulai dari hal paling dasar dulu, yaitu, jalan yang mulus.

Jalan yang mulus

Ketika pagi hari, para orang tua mengantarkan anaknya sekolah dengan kondisi jalan yang rusak. Kalau hujan, kalian harus siap-siap terjebak oleh lubang-lubang yang siap menguji kelihaian berkendara kalian dalam berkendara. Lain lagi saat musim kemarau tiba, suasana jalanan yang rusak membuat jalan berdebu. Debu itu yang membuat teras rumah mudah kotor. Jadi, tolong Bu Bupati, jika membaca artikel saya, tolong jalan depan rumah saya dibenerin. Saya sudah kenyang dengan janji.

Setelah beranjak dewasa, saya sering pergi keluar kota. Bertemu orang baru yang belum pernah saya kenal sebelumnya. Sebelum berkenalan dengan orang baru, biasanya akan ada basa-basi. Mulai dari tanya nama hingga asal. Lah saat lawan bicara mulai bertanya “asalnya mana, mas?” Saya mulai ketar ketir. Apakah lawan bicara saya tau di mana letak Purbalingga? Kalau tidak, saya harus menyiapkan energi untuk menjawabnya.

Baca halaman selanjutnya

Purbalingga, Bos, bukan Probolinggo…

Purbalingga, Bos, bukan Probolinggo

Pernah suatu saat ada teman yang enteng menjawab, “Oh, Jatim ya, mas.” Haduh ciloko. Itu Probolinggo. Purbalingga itu di Jawa Tengah, Mas/Mbak! Inget ya, Jawa Tengah. Selain itu, ada juga yang dengan polos bertanya, “Purbalingga di mana mas?” senjata saya yang paling ampun adalah dengan menjawab letak Purbalingga yang bersebelahan langsung dengan Purwokerto.

Ya mau gimana lagi, kota ini kalah saing dengan Purwokerto. Padahal, Purwokerto bukanlah sebuah kabupaten. Ujung-ujungnya, kalau saya lagi malas jelasin di mana letak kota saya, paling saya tinggal jawab, Purbalingga itu kampungnya Sudirman.

Setelah basa-basi soal asal daerah, hal lain yang sering ditanya perihal tim sepak bola yang ada di daerah tempat tinggal saya. Ya, Persibangga. Persibangga merupakan tim asal Kabupaten Purbalingga. Walaupun namanya Persi Bangga, tapi, saya sebagai warga Purbalingga nggak bangga-bangga amat. Hal ini karena prestasi sepak bolanya yang masih kurang. Persibangga masih kalah dengan tim-tim besar di Jawa Tengah seperti PSIS Semarang dan Persis Solo.

Desa wisata

Keluh kesah saya yang terakhir adalah tentang desa wisata. Akhir-akhir ini di Kabupaten Purbalingga banyak sekali desa wisata bermunculan. Bukan berarti saya tidak bangga dengan semakin banyaknya desa wisata, tapi, mohon maaf, bukankah jika sesuatu yang berlebihan itu nggak baik? Kalau semua desa dijadikan desa wisata, masyarakat akan bingung mana desa wisata yang asli dan mana desa wisata yang dipaksakan menjadi desa wisata. Padahal, setiap daerah punya potensinya masing-masing. Nggak semua desa bisa dijadikan desa wisata.

Bisanya, jika benar-benar punya potensi desa wisata “asli” akan selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan. Tapi, kalau desa wisata “karbitan” pasti hanya ramai saat opening saja. Kalau udah sepi, pasti akan terlantar dan fasilitasnya terbengkalai. Jadi, mohon dengan sangat supaya diseleksi lagi, mana yang benar-benar berpotensi sebagai desa wisata dan mana yang “nggak layak” dijadikan desa wisata.

Sekian keluh kesah saya, semoga ada perbaikan yang signifikan setelah saya menulis artikel ini. Supaya nggak ada keluh kesah jilid dua. Haduhhhh.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Keunikan Purbalingga yang Tidak Dimiliki Daerah Lain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version