Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Kelok 44, Manifestasi Keindahan Sekaligus Ketakutan yang Menghubungkan Kabupaten Agam dan Bukittinggi

Muhamad Iqbal Haqiqi oleh Muhamad Iqbal Haqiqi
6 Januari 2024
A A
Kelok 44, Manifestasi Keindahan Sekaligus Ketakutan yang Menghubungkan Kabupaten Agam dan Bukittinggi

Kelok 44, Manifestasi Keindahan Sekaligus Ketakutan yang Menghubungkan Kabupaten Agam dan Bukittinggi (Website Provinsi Sumatera Barat via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Kelok 44 menjadi jalur penghubung Kabupaten Agam dan Bukittinggi. Melewatinya akan membuat kita merasa takut sekaligus berdecak kagum!

Awal bulan Desember tahun lalu, saya bersama rombongan rekan kantor berkesempatan menjelajahi beberapa daerah di Provinsi Sumatera Barat. Penjelajahan itu dimulai dari Padang Pariaman, memutari Danau Maninjau di Kabupaten Agam, naik ke Bukittinggi, hingga ke Padang dan Payakumbuh.

Perjalanan antara satu destinasi ke destinasi lainnya memang cukup jauh, bahkan sangat jauh. Minimal setiap perjalanan menempuh 2 hingga 3 jam. Meski begitu, sepanjang perjalanan cukup memberikan pengalaman yang mengesankan karena melewati banyak perbukitan dan pegunungan yang memuaskan nafsu visual karena keindahannya.

Dari sekian banyak jalur yang dilalui, rombongan saya menggunakan bus yang melewati jalur Kelok 44. Kelok 44 ini merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Agam dan Bukittinggi. Waktu itu kebetulan kami dari Danau Maninjau, sehingga mau tidak mau harus melalui jalur tersebut agar tidak memutar jauh hingga melewati Padang Pariaman.

Nama Kelok 44 dikira sebatas metafora

Lantaran pengetahuan saya yang terbatas, awalnya saya mengira kalau Kelok 44 ini hanya metafora. Ah, paling disebut 44 karena jumlahnya banyak, paling hanya sekitar 10-15 kelokan, begitu pikir saya. Namun anggapan tersebut ternyata keliru.

Kelok 44 memang berjumlah 44 dengan jalur menyerupai ular yang meliuk-liuk seperti huruf “s”. Setiap kelokannya melengkung dengan sudut yang tajam, yaitu berkisar 45 hingga 60 derajat. Tidak hanya itu, Kelok 44 juga menanjak memutari pegunungan Bukit Barisan sepanjang 7,8 kilometer.

Sejarah pembangunan Kelok 44 yang terletak di Kabupaten Agam ini tidak diketahui secara pasti. Ada yang menyebutkan bahwa tahun pembangunannya di kisaran awal tahun 1900-an di masa penjajahan Belanda, hampir bersamaan dengan Kelok 9 yang terletak di Payakumbuh. Kabarnya, para gerilyawan juga memanfaatkan jalur ini untuk menyergap para penjajah Belanda yang sedang melintas.

Pemberian nomor kelok dimulai dari bawah, yakni dari dasar danau menuju ke puncak arah jalan menuju ke Bukittinggi. Topografi jalan yang terjal dan sulit membuat kendaraan berselisih bila bertemu di kelokan/tikungan. Oleh karena itu kendaraan dari atas harus bergantian memberi kesempatan kendaraan dari bawah menghindari pertemuan di tikungan.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Bagi pengemudi yang baru pertama kali lewat jalur Kelok 44 harus ekstra hati-hati. Sementara bagi pengemudi yang belum mahir mengendarai mobil atau motor, sebaiknya jangan sok-sokan melewati jalur ini. Hal lain yang perlu diperhatikan saat melintas di sini adalah kondisi kendaraan yang harus baik, terutama rem termasuk rem tangan pada mobil.

Baca halaman selanjutnya: Tak bisa dilewati sembarang kendaraan…

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2024 oleh

Tags: Bukittinggijalur penghubungKabupaten AgamKelok 44pilihan redaksisumatera barat
Muhamad Iqbal Haqiqi

Muhamad Iqbal Haqiqi

Mahasiswa Magister Sains Ekonomi Islam UNAIR, suka ngomongin ekonomi, daerah, dan makanan.

ArtikelTerkait

5 Tempat di Jakarta yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi terminal mojok.co

5 Tempat di Jakarta yang Sebaiknya Tidak Dikunjungi

3 Desember 2021
10 Istilah Tidur dalam Bahasa Jawa dari Pelor hingga Mbangkong Terminal Mojok

10 Istilah Tidur dalam Bahasa Jawa dari Pelor hingga Mbangkong

9 Juni 2022

Film Yuni: Ternyata Jadi Perempuan Itu Menakutkan

11 Desember 2021
Kesaksian Suporter Malam Mencekam di Kanjuruhan dan Saya yang Gagal Menjadi Manusia Terminal Mojok

Kesaksian Suporter: Malam Mencekam di Kanjuruhan dan Saya yang Gagal Menjadi Manusia

3 Oktober 2022

Busana Kim Kardashian di Met Gala Nggak Beda dengan Kiri Kekimcil-Kimcilan

17 September 2021
10 Rokok Termahal di Indonesia, Ada yang Seharga Honda BeAT!

10 Rokok Termahal di Indonesia, Ada yang Seharga Honda BeAT!

16 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.