Keputusan untuk membeli mobil biasanya jadi dilema tersendiri bagi kalangan masyarakat kelas sosial menengah ngehe. Dengan modal tabungan hasil menyisihkan gaji bulanan, kalangan masyarakat kelas sosial menengah ngehe sebenarnya paling cocok dengan segmen city car. Ambil contoh salah satu tipe yang paling laris Brio RS, harganya berkisar Rp 170-190 juta.
Tapi namanya mobil laris pasti bakal jadi mobil yang pasaran. Jadi, kalau lagi berhenti di lampu merah, mobil “kayak gini” dijamin nggak akan ada yang menoleh. Mohon maaf, kelihatan biasa aja, Bro. Di sinilah kalangan masyarakat kelas sosial menengah ngehe mulai bimbang. Apakah memilih membeli mobil baru dengan kualitas B aja bisa cukup membanggakan batin?
Pasalnya, dengan jumlah uang yang sama, mereka juga bisa membeli sedan dari merek mentereng, misal BMW 320i. Tapi pastinya yang seken. Harga BMW 320i seken tahun “tua” yang sudah berumur lebih 10 tahun, biasanya kisaran harganya nyaris beda-beda tipis dengan city car baru sekelas Brio RS.
Sebenarnya nggak dosa juga lebih milih BMW tua ketimbang Brio baru. Selain menghindarkan mobil dicap pasaran, cara ini juga bisa meningkatkan status sosial pemiliknya, di mata orang yang awam tentunya.
Tapi ada satu hal yang kerap dilupakan kalangan masyarakat kelas sosial menengah ngehe yang milih BMW seken tadi. Bahwa semakin tua mobil (apalagi kilometer tinggi), maka akan semakin rewel dan banyak juga “jajannya”. Apalagi kalau kamu bukan tipe orang yang rajin ngecek kondisi mobil, kapan harus ganti oli, misalnya.
Jika mobil yang dipilih ini akan jadi mobil satu-satunya alias mobil tempur yang kamu pakai untuk banyak keperluan, sayang rasanya jika harus milih mobil tua. Karena ada potensi mobil kamu ini bakal sering masuk bengkel, Bro.
Itulah sebabnya asuransi mobil nggak mau nerima mobil tua. Layanan taksi online sekarang juga sama. Mereka nggak mau mobil mitranya pakai tahun tua. Tentu sayang kan, jika kelebihan gaji bulanan lebih sering habis untuk ngebenerin mobil. Mending untuk keperluan yang lain, misal angsuran rumah, biaya hura-hura pas weekend, atau aktivitas hedon lainnya.
Jadi, selama kita masih berstatus sosial menengah ngehe, pilihan beli mobil baru tapi pasaran adalah hal yang bijak.
Karena yang namanya mobil baru, kamu telat ganti oli aja dia masih kuat digeber. Yang penting, jangan sampai telat-telat amat.
Plis, janganlah mencontoh hobi om-om kaya yang melihara mobil tua. Sebab, mereka melihara mobil tua cuma untuk sekadar hobi. Namanya mobil hobi, ya dipakainya cuma sekali-kali. Fyi aja, om-om kaya juga pasti udah punya mobil harian. Dan pastinya, mereka punya alokasi dana yang lebih dari cukup untuk merawat mobil-mobil tua itu, tanpa takut anggarannya bakal mengganggu kegiatan hura-hura dan aktivitas hedon lainnya.
BACA JUGA: Chevrolet Bangkrut, Susah Memang Mobil Bagus Hidup di Republik Toyota Ini atau tulisan Sadad lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.