Tak hanya Bantul yang penuh dengan kejadian (kadang, orang) aneh, Sleman pun berbagi hal yang sama
Pernah mendengar berita tentang sebuah motor yang nyangkut di atas pohon bambu? Aneh kan, masa ada motor bisa tersangkut di atas rimbunan pohon bambu dan pengendaranya baik-baik saja. Malah tertidur pulas. Pernah dengar? Nggak percaya?
Sayangnya, Marwoto, kejadian ini nyata.
Meski kejadian ini seolah mustahil, hal ini memang pernah benar-benar terjadi di daerah Maguwoharjo, Sleman, sekitar 2019 silam. Motor tersebut dikendarai oleh seorang bapak-bapak paruh baya. Menurut keterangan, beliau mengendarai motor di jalan yang lurus dan biasa saja, tapi tiba-tiba setelah sadar motornya sudah berada di atas pohon bambu.
Bagi orang Sleman, khususnya Sleman utara, kejadian aneh semacam ini sebenarnya bukan hal yang mengejutkan lagi. Hal ini karena kejadian semacam ini kerap terjadi di Kota Berhati Nyaman ini.
Kejadian serupa pernah juga terjadi di desa sebelah saya. Ada sebuah motor yang tiba-tiba berada di tengah persawahan. Anehnya motor tersebut tidak kotor sama sekali dan padi-padi di sekitarnya juga tidak rusak. Secara logika manusia, harusnya kalau orang ini terbang sekalipun, pasti jatuhnya bakalan memunculkan beberapa efek, minimal ya padinya pada rusak kan ya. Kalaupun diangkat menggunakan tangan oleh manusia, tentu harusnya ada bekas langkah kaki manusianya juga kan ya. Ini tidak ada sama sekali. Sedangkan pengendaranya juga justru tertidur pulas di sawah tersebut. Aneh kan?
Daftar Isi
Cerita saat melewati Palagan, Sleman
Saya nggak tahu hal ini sama atau tidak, tapi saya pernah di suatu hari menjelang magrib tengah mengendarai motor di jalan Palagan, Sleman. Tiba-tiba saya melihat sebuah jalan lurus , padahal itu aslinya sebuah tikungan. Tapi nggak tahu kenapa waktu itu dnegar adzan dan saya ngerem, tiba-tiba di depan saya sudah berubah jadi hamparan sawah yang luas. Mungkin hal seperti ini kali ya yang dialami bapak-bapak yang motornya bisa ada di tengah sawah. Soalnya si bapak juga merasa dirinya melewati jalan biasa.
Dulu di desa sebelah saya juga pernah ada motor yang nggak tahu bagaimana caranya, tapi bisa berpindah tempat dan menyeberangi sebuah tembok yang cukup tinggi. Dengan kondisi jalanan yang sempit, tembok tinggi, jelas nggak mungkin motor bisa melewati, let alone melompati.
Jangankan pengendara motor tong setan di pasar malam, bahkan Valentino Rossi pun saya berani bertaruh kayaknya nggak bakalan bisa membawa motornya buat melintasi pagar tinggi tersebut. Polanya selalu sama, orang yang mengendarai motor selalu tertidur, tidak terluka, dan pas sadar selalu bilang tadi katanya cuma mengendarai motor secara normal saja.
Fenomena puter giling
Kalau kata orang zaman dulu kejadian seperti ini namanya puter giling. Ini kejadian di mana orang dibuat linglung ketika melewati sebuah jalan. Biasanya tak hanya dipindahkan, tapi di beberapa kejadian ada juga yang dibuat hanya berputar-putar di lokasi atau tempat tersebut dan tak bisa keluar menemukan jalan. Umumnya hal ini sering terjadi di desa.
Bahkan, ada cerita di desa tetangga saya itu, masih Sleman juga, ada yang kalau sudah masuk tempat tertentu, susah banget keluarnya. Saya sendiri pernah mengalaminya. Waktu itu sudah sore menjelang maghrib, niat hati mau cari jalan pintas biar cepat. Kalau sesuai perkiraan harusnya saya sudah bisa melewati desa tersebut hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit, tapi siapa sangka saya membutuhkan waktu sekitar 40 menit buat bisa keluar. Itu pun harus diam dulu sejenak, tenang, menarik napas panjang, dan akhirnya baru bisa keluar.
Sungguh, ini aneh sekali. Sebagai warga lokal yang sudah hapal jalan di sini, tentu ini aneh kan ya. Tapi saya baru tahu, menurut cerita para sesepuh, katanya desa tersebut memang dulunya pernah mengalami pageblug parah sehingga banyak orang dimakamkan sembarangan. Itulah yang bikin desa tersebut bikin orang bingung.
Dan ya, nyatanya banyak kejadian seperti itu di desa tersebut. Kebanyakan memang hanya berputar-putar di situ-situ saja dan baru bisa keluar jika dibantu oleh warga sekitar. Nggak tahu kenapa, jalanan desa di sini emang suka bikin orang berputar-putar. Di desa saya sendiri saja juga sering sekali motor atau mobil mblusuk sampai tengah kuburan desa, yang notabene jalanannya itu masuk dan cukup pelosok.
Cerita saudara yang mblasuk ke Turi
Saudara saya juga dulu pernah mengendarai motor di daerah Pakem, Sleman. Sedang motoran enak-enak, eh pas sadar dia sudah berada di Turi dan tepat di depan sebuah rumah kosong yang terkenal angker. Padahal saudara saya ini belum pernah sama sekali ke tempat tersebut. Dia sendiri baru sadar diam di depan rumah tersebut setelah mendengar adzan maghrib.
Kalau saya analisis semua cerita-cerita yang pernah saya tahu dan alami sendiri, ada tiga hal kenapa orang bisa kena puter giling seperti ini. Pertama, orang tersebut merupakan orang baru atau orang asing di daerah tersebut. Kedua, kebanyakan kejadiannya sore menjelang magrib. Mungkin ini juga alasannya kenapa orang zaman dulu sering sekali melarang bepergian ketika menjelang magrib, katanya mending jauh sebelum magrib atau nanti setelah magrib sekalian perginya. Ketiga, pikirannya tengah kosong. Sering sekali orang itu kalau mengendarai motor pikirannya kosong, eh tiba-tiba sudah nyampe saja.
Sejauh ini hampir di setiap kejadian puter giling di Sleman ini, si pengendara tidak dibuat terluka atau cedera sih. Paling hanya rugi di bensin saja karena diputer-puter terus. Emang kalau paling aman cari jalan itu mending siang-siang, dan jangan sungkan bertanya oleh warga sekitar kalau sudah masuk desa. Biasanya nggak hanya dikasih tahu, tapi sering diantar jika memang bukan warga asli. Tenang warga Sleman itu berhati nyaman kok~
Penulis: Reni Soengkunie
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Bantul, Daerah yang Penuh dengan Kejadian (dan Orang) Aneh