Punya warung Madura atau menjadi penjaga warung Madura di perantauan sejatinya bukan sesuatu yang gampang dijalankan. Butuh keberanian dan kehati-hatian yang tinggi. Sebab, gara-gara persaingan warung dan toko yang semakin ketat, penjaga bisa mengalami penderitaan dan kejadian aneh secara nggak terduga.
Maksud saya begini. Anda punya warung Madura di tanah rantau. Di sekitar Anda, banyak toko lain yang berdiri, tak terkecuali toko kelontong Madura. Lalu, warung Anda sering ramai pembeli. Maka bersiaplah kalau sewaktu-waktu Anda atau penjaga warung Anda merasakan penderitaan dan kejadian aneh yang bikin heran.
Saya nggak mau asal menuduh, tapi pasti ada saja oknum dari toko saingan yang iri dan “bikin kejutan” terhadap Anda. Ini nyata berdasarkan pengalaman teman-teman saya yang pernah menjadi penjaga warung Madura di tanah rantau.
Daftar Isi
- Perut teman saya tiba-tiba kembung saat menjaga warung Madura di perantauan
- Sekeluarga sakit saat menjaga warung
- Penjaga warung Madura perutnya berisi dua ketupat janur
- Tiba-tiba ada daun kelor dan taburan buah jagung di depan warung
- Banyak ulat bulu di dalam etalase rokok warung Madura
- Bagian dalam warung tiba-tiba ditemukan kotoran manusia
Perut teman saya tiba-tiba kembung saat menjaga warung Madura di perantauan
Seorang teman saya pernah menjadi penjaga warung Madura di Jakarta. Akan tetapi nasib buruk menimpanya. Perut teman saya ini tiba-tiba jadi kembung macam kena santet. Dia pun terpaksa pulang. Sesampainya di Madura, perutnya makin membesar dan dia makin menderita. Dia sering pingsan karena penyakitnya semakin parah.
Awalnya, teman saya berobat ke beberapa dokter dan dukun ternama, tapi tak kunjung sembuh. Penyakit yang dia derita sepertinya memang bukan penyakit biasa. Setelah beberapa waktu berlalu, keluarganya akhirnya bertemu dukun yang cocok untuk menangani penyakit tersebut. Teman saya pun kembali normal dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
Meski sudah sembuh, sekarang teman saya ini tak lagi menjaga warung Madura di perantauan. Dia memilih membuka usaha sendiri di sini. Persaingan bisnis warung Madura di luar sana memang sedang naik daun, tapi bikin waswas, katanya.
Sekeluarga sakit saat menjaga warung
Saya punya tetangga yang kebetulan menjadi dukun di kampung saya. Suatu malam ada beberapa motor parkir di depan rumahnya. Tetangga saya rupanya sedang kedatangan tamu yang katanya berprofesi menjadi penjaga warung Madura di Jakarta. Tamu yang masih sekeluarga tersebut rupanya datang untuk berobat pada tetangga saya. Konon, mereka sekeluarga sakit berjamaah dan tak kunjung sembuh.
Sakit adalah hal yang wajar. Tapi, kalau sakitnya secara bersamaan dan sama-sama tak cepat sembuh bikin pikiran jadi ke mana-mana.
Malam selanjutnya, saya berbincang dengan tetangga saya yang dukun itu. Menurut tetangga saya, sakit yang dialami tamunya karena “ulah” pemilik warung Madura lain. Istilahnya, muncul kecemburuan dalam usaha. Saya yang mendengar cuma bisa bergidik membayangkan betapa ketatnya persaingan usaha di tanah rantau.
Penjaga warung Madura perutnya berisi dua ketupat janur
Ada lagi cerita lainnya soal persaingan toko kelontong Madura di perantauan. Sebut saja namanya Komar, masih saudara dari Qahhar (keduanya nama samaran). Dukun sekaligus tetangga saya tadi rumahnya dekat dengan Qahhar. Kebetulan Qahhar punya warung Madura di perantauan, dia menyuruh Komar menjadi penjaganya.
Apes. Komar malah mengalami sakit tak biasa ketika menjadi penjaga warung. Dia lalu pulang ke Madura untuk berobat. Sampai di Madura, kata dukun sekaligus tetangga saya, perut Komar ternyata berisikan dua ketupat yang bungkusnya terbuat dari janur. Makanya dia mengalami sakit yang tak bisa disembuhkan dengan obat apa pun.
Tiba-tiba ada daun kelor dan taburan buah jagung di depan warung
Adik tetangga saya yang lain pernah menjaga warung Madura di Sidoarjo. Saat pulang kampung, dia bercerita mengenai kejadian aneh yang pernah dia alami sendiri. Waktu itu tiba-tiba ada daun kelor lengkap dengan gagangnya dan taburan jagung di depan warung yang dia jaga. Tentu saja adik tetangga saya ini kaget.
Warung yang dijaga oleh adik tetangga saya ini nggak jualan sayur. Entah siapa yang meletakkan daun kelor dan taburan jagung di depan warung. Selain itu, entah apa maksudnya menaruh daun kelor dan taburan jagung di depan warung. Tapi, apalagi kalau bukan ada niatan lain yang ditujukan untuk warung dan penjaganya?
Banyak ulat bulu di dalam etalase rokok warung Madura
Masih dari cerita adik tetangga saya, warung temannya yang lain juga pernah mengalami hal tak terduga yang cukup mengejutkan. Kebetulan warung temannya ini juga terletak di Sidoarjo. Menurut penuturan temannya, tiba-tiba di dalam etalase rokok warung Madura miliknya ditemukan banyak ulat bulu. Padahal sebelumnya nggak ada ulat sama sekali.
Jelas nggak mungkin kalau penjaga warung yang menaruh ulat bulu tersebut di dalam etalase. Wong penjaganya kaget, kok. Kalau begitu siapa yang menaruh ulatnya? Ya cuma Tuhan dan pelakunya yang tahu.
Bagian dalam warung tiba-tiba ditemukan kotoran manusia
Cerita lain dari tetangga saya yang juga berprofesi sebagai dukun, dia pernah ditelepon seorang penjaga warung Madura di Jakarta. Kebetulan saya kenal sama penjaga warung yang menelepon tetangga saya ini. Saya memanggil orang itu Paman.
Melalui sambungan telepon, Paman bercerita pada tetangga saya kalau tiba-tiba di bagian dalam warung yang dia jaga ada banyak kotoran manusia. Jadi, kotoran-kotoran itu seperti dilemparkan dengan sengaja ke sana.
“Kotoran manusia itu dari orang lain yang punya niatan jelek. Sampean harus sabar menerimanya. Jangan marah-marah. Niatan buruk seseorang pasti akan berbalik ke dirinya sendiri. Kalau tabah, insyaallah warung sampean bakal makin laris,” begitu nasihat dukun sekaligus tetangga saya kepada Paman melalui telepon.
Dan benar saja. Berbarengan dengan kehendak Tuhan Maha Penolong kepada setiap makhlukNya, setelah kejadian menjijikkan itu, warung Madura yang dijaga Paman malah semakin ramai pembeli.
Kisah-kisah tak masuk akal di atas bukan berarti menakut-nakuti sampean yang pengin merantau atau ingin bekerja sebagai penjaga warung, ya. Kalau sampean punya warung Madura atau saat ini bekerja sebagai penjaga warung, semoga terhindar dari hal-hal tak diinginkan.
Untuk para pengusaha warung atau toko, saya ingatkan lebih baik saingan secara sehat. Jangan sekali-sekali memakai cara yang aneh demi melancarkan usaha, deh. Takutnya malah berbalik pada diri sendiri.
Penulis: Zubairi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Warung Madura Dianggap Menjajah Jogja, Guyonan Paling Lucu Abad Ini.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.