Kegiatan Ga Guna di Masa Kecil yang Sekarang Bikin Ngakak. Jangan Bilang Kamu Sama

kenangan masa kecil cerita masa kecil kebiasaan lucu sia-sia nggak berguna mojok.co

kenangan masa kecil cerita masa kecil kebiasaan lucu sia-sia nggak berguna mojok.co

Masa kecil identik dengan kenangan-kenangan yang indah untuk dikenang namun tidak untuk diulang. Mulai dari liburan di tempat nenek, belajar naik sepeda, sampai dihukum guru karena datang terlambat. Hampir semua kenangan itu berarti, entah karena menyenangkan atau memberi makna. Meskipun demikian, ternyata ada beberapa hal sia-sia atau bahasa jaman sekarangnya unfaedah, yang ternyata pernah saya lakukan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak menyenangkan dan (kalau dipikir-pikir, juga) tidak memberikan pengalaman berharga.

Kegiatan ga guna di masa kecil #1 Nempelin upil di tembok kamar

Kegiatan unfaedah pertama saya lakukan sebelum masuk sekolah (TK) sampai hampir masuk SD. Tiap kali ngupil, hasilnya selalu saya tempelkan di tembok kamar orang tua. Upil yang datang belakangan ditempelkan di atas upil sebelumnya dengan harapan suatu saat kumpulan upil itu bisa melintasi kamar orang tua.

Hal yang sia-sia sebab ternyata upil-upil itu selalu dibersihkan oleh ibu saya (dengan perasaan jengkel tentunya). Apakah di sini ada yang pernah punya hobi koleksi upil di tembok seperti saya?

Kegiatan ga guna di masa kecil #2 Menyisihkan telur di campuran nasi goreng untuk dimakan belakangan

Waktu kecil saya nggak suka makan nasi goreng. Padahal nasi goreng buatan ibu saya (ternyata) jauh lebih enak daripada nasi goreng mamang nasgor dan bakmi Surabaya dekat kosan saya pas udah gede. Ibu selalu menggunakan telur yang diorak-arik menjadi potongan kecil-kecil sebagai campuran nasi goreng.

Suatu ketika, saking isengnya, saya memisahkan telur-telur tersebut dari nasi gorengnya untuk dimakan belakangan. Ternyata dari satu piring nasi terdapat sekitar satu setengah sendok makan serpihan telur. Rasanya? Sama saja dengan telur goreng pada umumnya.

Kegiatan ga guna di masa kecil #3 Bernyanyi tek kotek kotek dari anak ayamnya turun 100

Ini hal paling sia-sia dan kurang kerjaan yang pernah saya lakukan di sekolah. Ketika itu saya ditantang teman sebangku: jika saya bisa menyanyikan lagu “Anak Ayam” mulai dari anak ayam turun 100, saya bisa mengejeknya seminggu penuh tanpa dibalas. Tanpa ragu tantangan itu saya terima. Mulai dari selesai istirahat sampai hampir waktu pulang, saya sibuk menggumamkan lagu tersebut. Sekali lagi, mulai dari anak ayam turun 100.

Berhasil. Saya berhak mengejek teman sebangku itu seminggu penuh tanpa dibalas. Tapi apa yang terjadi? Baru sekali mengejek, teman saya mengadu pada guru! Alhasil saya ditegur karena dianggap sebagai tukang bully. Padahal kalau dipikir-pikir, dalam hal ini sayalah korbannya. Hiks!

Kegiatan ga guna di masa kecil #4 Kepengin makan es krim Viennetta

Seperti layaknya anak-anak yang lain, saya ingin mencoba apa pun jajanan yang ditayangkan di televisi. Mulai dari Nyam Nyam Rice Crispy sampai Pizza Hut (eh, ini mah makanan berat bukan jajanan ya). Tidak semua dapat dipenuhi di masa kecil karena kendala jarak maupun biaya namun sebagian besar sudah terpenuhi ketika saya beranjak dewasa. Yah, mirip-mirip Mas Agus dengan pasta gigi Close Up lah.

Hanya satu saja yang belum terpenuhi: makan es krim Viennetta. Es krim yang bentuknya seperti kue ini membuat saya hanya bisa ngiler melihat iklannya.

“Makan es krim cup saja ya, Nduk, kalau yang itu mahal. Makanannya orang kaya.” Demikian yang dikatakan ibu ketika saya meminta dibelikan es krim tersebut.

Nyatanya di warung dekat rumah memang tidak tersedia es krim jenis tersebut. Mungkin di lingkungan tidak ada yang kaya beli.

Sekarang ketika saya sudah punya uang sendiri, mau makan es krim itu pun sudah (lama) tidak diproduksi. Eh, kalau di iklan terbaru katanya akan diproduksi lagi dalam jumlah terbatas menjelang Ramadan tahun ini. Tapi sama saja, saya yang sekarang tinggal di pelosok Indonesia pasti nggak kebagian. Bikin ngiler saja.

Kegiatan ga guna di masa kecil #5 Ngumpulin kertas loose leaf tapi nggak punya binder

Waktu saya kelas 6 SD, ada dua kegiatan yang booming banget di kalangan teman-teman satu sekolah: mengumpulkan biodata teman (karena sebentar lagi beda sekolah) dan tukar-menukar koleksi kertas loose leaf. Kertas loose leaf yang dipertukarkan adalah yang gambarnya menarik dan beberapa ada yang wangi.

Saya tidak ikut mengumpulkan biodata teman karena malas, tapi tetap berpartisipasi tukar-menukar kertas. Modalnya beli satu bungkus kertas bergambar bagus lalu ditukar dengan milik teman yang gambarnya lebih bagus. Kertas-kertas ini nggak pernah dipakai dan hilang begitu saja karena saya nggak beli binder. Sungguh perbuatan yang sia-sia.

Kegiatan ga guna di masa kecil #6 Naksir teman sekelas, sesekolah, dan satu tempat les

Oke, kalau hal yang ini memang tidak saya lakukan di masa kecil, namun saat sudah jadi ABG. Saya punya banyak gebetan di mana-mana tapi nggak satu pun jadi pacar. Ada yang di kelas, di sekolah tapi beda kelas, dan di tempat les. Sungguh sesuatu yang sia-sia sebab ternyata jodoh saya tinggal beda kota dan beda pulau dengan saya. Mungkin ada yang punya pengalaman yang sama?

BACA JUGA Mas Aliurridha Tolong Camkan Ini, Masakan Jawa Tak Cuma Pecel, Gudeg, dan Tempe Bacem tulisan Maria Kristi Widhi Handayani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version