Nama Kecamatan Parakan atau Kandangan mungkin lebih terkenal, tapi tempat tinggal terbaik di Temanggung adalah Kecamatan Kedu.
Saya tipikal orang yang tidak malu-malu saat ditanya asalnya mana. Kalau ada yang menanyakan asal saya, dengan tegas saya akan menjawab bahwa saya lahir dan besar di Temanggung.
Sebagian orang akan tahu, tapi sebagian lagi tidak tahu sama sekali tentang kabupaten ini. Sehingga bagi yang belum tahu, saya perlu menjelaskan dengan gamblang bahwa Temanggung adalah kabupaten di antara Wonosobo dan Magelang. Kurang lebih 2 jam kalau dari Jogja.
Kemudian saat ditanya lebih spesifik tinggal Temanggung di daerah mana, saya akan menjawab Kedu. Dari situ nyaris semua orang yang saya temui kesulitan untuk mengenalinya. Sebab bagi yang tahu Temanggung, yang cukup terkenal memang Parakan atau Kandangan. Parakan terkenal karena banyak tokoh-tokoh agama dan pondok pesantren yang berada di situ, sedangkan Kandangan merupakan salah satu daerah di Temanggung bahkan di Indonesia dengan penghasil kopi yang mumpuni.
Tapi kembali lagi ke Kedu, Kedu masih kurang disorot. Padahal saya memiliki klaim bahwa kecamatan terbaik di Temanggung adalah Kedu. Tentu alasan pertamanya karena Kedu adalah daerah tempat tinggal saya. Pun ada kutipan yang saya lupa dapat dari mana bahwa rumah terbaik adalah kampung halaman sendiri. Bukan itu saja, saya punya argumentasi lain bagaimana Kedu menjadi kecamatan terbaik dan layak huni setidaknya dalam lingkup Temanggung.
Daftar Isi
Posisi Kedu strategis di tengah-tengah Kabupaten Temanggung
Pertama, posisi Kedu strategis, berada di tengah-tengah Kabupaten Temanggung. Jaraknya kurang lebih 6 kilometer dari Alun-alun Temanggung. Jadi, kalau ada teman ngajak nongkrong di Temanggung kota misalnya, anak-anak Kedu tidak keberatan karena otw-nya tidak terlalu jauh. Begitu pula ketika mau jalan-jalan ke Parakan atau Ngadirejo misalnya, orang Kedu tidak membutuhkan waktu yang lama untuk bisa ke tempat itu.
Lalu ketika geser ke kota lain, seperti ketika saya harus pergi ke Jogja, hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 2 jam. Tentu itu akan berbeda ketika saya berdomisili Parakan, Ngadirejo, atau kecamatan Temanggung yang lebih jauh lagi dari pusat kota.
Jadi, praktisnya Kedu ini tidak bisa kalau dibilang daerah pelosok atau terpencil. Sebab lokasinya sangat strategis. Pun bagi yang ingin mencoba punya rumah atau tinggal di Temanggung, Kedu bisa menjadi alternatif.
Cuaca Kedu Temanggung pas
Lalu mengenai cuaca di Kedu, saya nilai masih relatif stabil. Iya saya tahu Temanggung oleh banyak orang dinilai memiliki cuaca yang dingin karena berada di kaki gunung Sumbing dan Sindoro. Tapi untuk Kedu, saya nilai masih relatif stabil dibanding kecamatan-kecamatan lain.
Sebab ketika berbicara Kledung misalnya, di kecamatan ini kalau cuaca dingin benar-benar dingin karena berbatasan dengan Wonosobo. Di Ngadirejo juga kurang lebih sama. Tapi kalau untuk di bawah kecamatan di bawah Kedu seperti Kecamatan Temanggung atau Kecamatan Kranggan relatif panas karena sudah dekat dengan kawasan industri. Oleh karenanya, sebagai orang yang tidak kuat dengan hawa dingin saya nilai Kedu memiliki hawa yang pas.
Ada Makam Ki Ageng Makukuhan
Hal lain yang bisa dibanggakan dari Kedu bahwa ada makam/petilasan dari Ki Ageng Makukuhan. Saya menulis “makam/petilasan” lantaran masih ada perdebatan bahwa makam Ki Ageng Makukuhan itu apakah di Desa Makukuhan Kedu atau berada di Gunung Sumbing. Masing-masing punya klaimnya sendiri-sendiri.
Tapi yang jelas, masyarakat di sekitar Kedu Temanggung percaya bahwa ada makamnya ada di Desa Makukuhan itu. Terlepas kontroversi itu, Ki Ageng Makukuhan adalah sosok tokoh yang dihormati di Temanggung. Makamnya sering digunakan sebagai tempat ziarah. Sedikit informasi mengenai Ki Ageng Makukuhan, beliau merupakan wali yang memelopori tanaman tembakau di Temanggung.
Ayam cemani
Bukan hanya faktor strategis, cuaca yang pas untuk ditinggali, dan ada sosok Ki Ageng Makukuhan, tapi ada hal lain lagi yang bisa dibanggakan dari Kedu, bahwa daerah ini menjadi penghasil ayam cemani. Itu, lho, ayam yang semuanya hitam semua dari mulai warna bulu, daging, dan lain sebagainya.
Ayam cemani ini juga disebut sebagai ayam Kedu. Ayam ini kerap digunakan sebagai ritual-ritual tertentu. Selain itu, ayam cemani juga digunakan sebagai logo dari Tas Mania (Temanggung Suporter Mania), suporter dari kesebelasan Persitema Temanggung.
Sebenarnya masih ada beberapa lagi yang bisa saya tulisan hal-hal yang bisa dibanggakan dari Kedu, tapi itu saja dulu. Setidaknya dari berbagai argumentasi di atas, Kedu layak dinobatkan sebagai kecamatan terbaik yang layak ditinggali di Temanggung.
Penulis: Khoirul Atfifudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Sukorejo-Parakan, Jalan Paling Berbahaya di Temanggung yang Mengancam Pengendara.