Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Dear Pemilik Kedai Kopi, Model Kursinya Jangan Panjang Semua, dong. Nggak Semua Pelanggan Kalian Datang Rombongan, lho

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
3 November 2023
A A
Dear Pemilik Kedai Kopi, Model Kursinya Jangan Panjang Semua, dong. Nggak Semua Pelanggan Kalian Datang Rombongan, lho

Dear Pemilik Kedai Kopi, Model Kursinya Jangan Panjang Semua, dong. Nggak Semua Pelanggan Kalian Datang Rombongan, lho (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Terus terang saja, selama menjadi pelanggan setia kedai kopi, sampai sekarang saya masih heran kenapa model kursi yang disediakan kebanyakan kedai kopi berukuran panjang. Kapasitas dari model kursi tersebut biasanya kalau nggak minimal empat orang, ya lebih. Sangat jarang saya menemui model kursi di kedai kopi yang ukurannya pendek dengan kapasitas satu atau dua orang.

Kadang, saya sampai mikir agak ngawur. Apa iya para pemilik kedai kopi terpengaruh sama kesan dari “nongkrong” yang identik dengan segerombolan orang? Sehingga seolah-olah semua kursi di kedainya wajib memiliki model panjang.

Apa pun alasannya, menurut saya justru kurang tepat apabila kedai kopi menyediakan kursi yang modelnya panjang semua. Apalagi kalau misalnya alasannya biar laris. Sebagai pelanggan setia, saya justru punya beberapa alasan kenapa sebaiknya kedai kopi nggak memakai kursi panjang semua.

Bikin pengunjung sungkan

Alasan pertama adalah kursi panjang bikin orang sungkan. Jadi gini, biasanya pengunjung yang introvert kayak saya akan merasa sungkan ketika duduk sendirian di kursi panjang dan kemudian mengetahui ada pengunjung baru datang dan kebingungan mencari kursi. Begitu juga sebaliknya, para pengunjung baru biasanya juga merasa sungkan begitu tahu semua kursi ada orangnya, meskipun hanya satu orang. Mau duduk di sebelah pengunjung lain yang sudah ada sebelumnya, takutnya mengganggu. Tapi kalau nggak gitu, nggak ada tempat lagi. Serba salah.

Makanya kesan “bergerombol” nggak bisa dijadikan pedoman menyediakan kursi panjang di kedai kopi. Sebab, motif orang-orang yang datang ke sini bermacam-macam. Ada yang pengin ngopi santai sama teman-temannya, ada yang mengerjakan tugas kelompok, ada juga yang sekadar ingin menyendiri mengamati suasana sekitar, dll.

Bikin sepi

Bukan tak mungkin perasaan sungkan pengunjung yang datang berdampak pada kedai kopi itu sendiri. Kedai akhirnya jadi sepi gara-gara pelanggannya memutuskan untuk pergi.

Contohnya saya sendiri. Saya selalu terpaksa pergi dari kedai kopi A dan mencari kedai lainnya meskipun baru duduk sebentar di kedai A karena duduk bareng dengan pelanggan asing tadi. Gimana ya, wong tempat duduknya nggak ada lagi. Kalau dipaksa duduk dalam satu kursi panjang bersama orang asing, rasanya gimana gitu. Sekalipun suasana di kedai kopi menyenangkan, tapi kan kenikmatan acara nongkrong saya jadi berkurang.

Melindungi kedai kopi dari pengunjung yang korup

Penggunaan kursi yang panjang ini sebenarnya juga merupakan kesalahan besar, lho. Sebab, berpotensi bikin pengunjung “korup”. Maksud saya begini, kadang ada kan segerombolan pengunjung yang datang dan duduk di satu meja dengan kursi panjang. Mereka memang datang segerombolan, tapi yang pesen menu cuma sebagian. Kalau kayak gini apa nggak merugikan pemilik kedai? Udah makan banyak tempat, eh yang pesen juga nggak semuanya.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Lupakan Kursi Besi Indomaret, Orang Jogja Punya Ringroad untuk Meratapi Nasib

Makanya saya pikir para pemilik kedai kopi sebaiknya segera menyadari kesalahan mereka soal penyediaan kursi panjang ini. Mungkin kelihatannya kursi panjang ini sepele, tapi dampaknya signifikan, lho.

Saran saya, sediakan kursi dengan model pendek juga yang sekiranya punya kapasitas untuk menampung satu atau dua orang. Nggak usah banyak-banyak, cukup seperempat dari total semua kursi yang ada di kedai. Biar imbang juga nggak semua pakai kursi panjang.

Kalau kursinya sudah dibagi-bagi kayak gitu, pengunjung yang datang kan juga akan merasa nyaman. Pengunjung yang baru datang nggak perlu merasa sungkan dengan pengunjung yang duduk sebelumnya karena ada pilihan kursi lain dan nggak perlu duduk bersama dalam satu kursi panjang. Solusi yang baik buat semuanya, kan?

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Bau Kaki di Kedai Kopi, Akar Masalah Sosial Paling Serius.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 November 2023 oleh

Tags: BisnisKedai Kopikursipelanggan
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

Memahami 3 Langkah Penyelamatan Suatu Bisnis yang Terancam Pailit bisnis keluarga MOJOK.CO

Memahami 3 Langkah Penyelamatan Suatu Bisnis yang Terancam Pailit

12 Agustus 2020
Panduan Memulai Bisnis Warmindo: Modal Dikit, Cuan Selangit!

Panduan Memulai Bisnis Warmindo: Modal Dikit, Cuan Selangit!

10 Agustus 2022

Kami Paham bahwa Pelanggan Adalah Raja, tapi Customer Service Juga Manusia

29 Agustus 2021
keranda terbang coach tom karyawan sakit sabotase bisnis manipulasi karyawan mojok

Logika Karyawan Sakit Sedang Sabotase Bisnis ala Coach Tom Itu Logis

1 Juni 2021
Jogja Gelut Day dan Omong Kosong Selesaikan Klitih di Dalam Ring. Semua Soal Bisnis!

Jogja Gelut Day dan Omong Kosong Selesaikan Klitih di Dalam Ring. Semua Soal Bisnis!

13 Juli 2022
Alasan Logis Coffee Shop Melarang Makanan/Minuman dari Luar (Unsplash)

Alasan Logis Coffee Shop Melarang Pengunjung Membawa Makanan atau Minuman dari Luar Bukan karena Semata Bisnis, tapi Ada Alasan Moral

19 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.