Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Kebiasaan Pemerintah Indonesia Minta Hapus Konten ke Google: Emang Bikin Malu!

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
26 Oktober 2021
A A
Kebiasaan Pemerintah Indonesia Minta Hapus Konten ke Google, Emang Bikin Malu! terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Terkadang, minta tolong dan merepotkan itu beda tipis. Setipis batasan antara hak privasi dan kecongkakan polisi reality show. Kadang ada rasa altruistis untuk menolong seseorang yang memang butuh. Namun, kalau minta tolongnya berlebihan dan tidak disertai instropeksi diri, kok terasa memuakkan ya?

Saya harap, pikiran seperti di atas jauh-jauh dari otak staf Google. Perusahaan yang mulai dituhankan ini memegang kendali di dunia daring. Mayoritas konten internet pasti melalui jaringan mereka. Jadi, seperti Tuhan, Google berkuasa untuk menghapus konten-konten yang berseliweran. Ternyata, ada nih yang merepotkan dalam urusan menghapus konten.

Tercatat ada sebuah negara yang meminta penghapusan 500.000 konten kepada Google. Kalau dibandingkan Mojok, menghapus konten sebanyak itu sudah pasti membuat Mojok kukut dan tersisa landing page saja. Kira-kira negara mana yang merepotkan Google dengan permohonan sebanyak itu?

Yak, tidak lain dan tidak bukan adalah Indonesia. Untuk mempertegas, permohonan penghapusan terbanyak datang dari Kominfo, Kepolisian, TNI, dan Pengadilan. Nah, lembaga negara semua kan itu? Ini terungkap dari laporan transparansi bertajuk Content Transparency Report. Sejauh ini, baru 200.000 konten yang dihapus. Sedangkan sisanya masih dalam peninjauan. Permohonan penghapusan juga masih berlanjut membanjiri meja admin Google.

Dari laporan ini kita lihat bagaimana pemerintah Indonesia benar-benar memperhatikan informasi yang dibagikan masyarakat melalui daring. Kalau tidak, sudah pasti lembaga-lembaga negara tadi tidak sampai merepotkan Google seperti ini. Namun, dari sini saya melihat bahwa pemerintah Indonesia yang diwakilkan lembaga-lembaga ini malah membuat susah dan malu.

Namanya saja merepotkan, pasti membuat susah dan malu, lah. Kalau pemerintah Indonesia minta tolong menghapus beberapa ratus konten, sih, wajar. Ini ratusan ribu ya jelas merepotkan tho? Terbukti Google baru selesai menghapus 200.000 konten. Itu pun entah apa saja. Entah pornografi, pinjaman online, atau bisa jadi opini-opini yang membuat otoritas gerah. Misalnya saja lho ini.

Kalau sampai negara terlalu banyak meminta penghapusan konten, saya melihat ada dua kemungkinan. Pertama, negara memang terlalu sensitif pada konten di internet. Yang kedua, negara terlalu sibuk mengatur opini dan sudut pandang masyarakat.

Untuk poin pertama, saya melihat pemerintah Indonesia, kok, baperan banget, ya? Seperti anak baru aqil baliq meminta orang tuanya menghapus foto-foto seronok masa bayi. Kalau sampai konten di internet mengganggu perasaan negara, lah kenapa konten itu bisa ada? Andaikata konten yang dihapus terkesan merendahkan harga diri negara, ya sebaiknya instropeksi diri. Tidak ada asap jika tidak ada api. Kalau ada konten yang mengganggu, bukankah lebih baik perbaiki apa yang membuat konten tadi lahir?

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Malah kalau seperti ini, Indonesia makin mirip Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Negara penghasil barang murah di marketplace ini memang terkenal rajin membredel setiap konten yang dikonsumsi rakyatnya. Bahkan ada suara vokal sedikit saja, besok sudah lenyap. Katanya anti komunisme seperti RRT, tapi kok perilakunya sama saja?

Masuk ke kemungkinan kedua, ini jelas membuat malu. Apakah opini rakyat sangat berbahaya sampai negara sibuk mengatur mana yang boleh dan mana yang tidak? Konsep agama dan ilahiah saja tidak segitunya kok mengatur manusia. Lha ini malah negara sibuk mengatur apa yang boleh dan tidak dikonsumsi rakyat secara paksa.

Apakah rakyat dalam krisis kepercayaan separah itu, sampai pemerintah Indonesia harus merepotkan Google untuk membangun satu opini homogen? Kalau iya, kembali lagi seperti kasus pertama. Kenapa rakyat banyak mengeluarkan opini berseberangan? Dan mengapa rakyat lahap menerima opini ini? Kalau secara organik rakyat sudah satu hati pada negara, pembredelan sudah tidak diperlukan. Urusan pornografi sekalipun, semua kembali ke bagaimana rakyat memiliki opini, kan?

Urusan opini rakyat itu kan urusan dalam dapur negara. Kok sampai merepotkan tetangga, itu kan kurang etis. Padahal Kominfo sudah merilis program internet sehat, tapi sepertinya tidak banyak hasilnya. Kalau banyak, sudah pasti tidak sampai merepotkan Google.

Ya, andai besok staf Google membaca ini, saya ingin mewakili negara saya untuk minta maaf. Maaf sekali sudah merepotkan Anda yang sibuk mengatur arus informasi sambil menghitung uang yang embuh berapa digit itu. Maafkan saya Mbah Google, saudara-saudara saya memang ngisin-ngisini!

Sumber Gambar: Unsplash.com

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Oktober 2021 oleh

Tags: googlekontenpemerintah indonesiapilihan redaksi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Pengalaman Saya sebagai “Anak Baik-baik” Tinggal di Kos LV Jogja yang Penuh Drama Mojok.co

Pengalaman Saya sebagai “Anak Baik-baik” Tinggal di Kos LV Jogja yang Penuh Drama

23 Maret 2025
6 Alasan Our Beloved Summer Wajib Kamu Tonton Terminal Mojok.co

6 Alasan Our Beloved Summer Wajib Kamu Tonton

6 Januari 2022
Jogja Memang Istimewa, tapi Mohon Maaf Bandung Lebih Nyaman untuk Ditinggali

Jogja Memang Istimewa, tapi Mohon Maaf Bandung Lebih Nyaman untuk Ditinggali

26 Mei 2025
Alfability Alfamart Jadi Jembatan Meraih Mimpi bagi Karyawan Disabilitas untuk Berkarya

Alfability Alfamart Jadi Jembatan Meraih Mimpi bagi Karyawan Disabilitas untuk Berkarya

30 Oktober 2024
Susahnya Jadi Perantau Asal Banjarnegara

Susahnya Jadi Perantau Asal Banjarnegara

23 Juni 2023
Purwokerto Bakal Menghadapi Petaka 100 Ribu Mahasiswa (Unsplash)

100 Ribu Mahasiswa Bakal Menjadi Petaka Bagi Purwokerto di Masa Depan, Jika….

15 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.