Kawasaki Athlete bisa dibilang adalah motor ayam jago jadi-jadian
Berbicara mengenai seluk beluk motor ayam jago di Indonesia, pikiran kita akan tertuju kepada motor Suzuki Satria. Padahal, selain motor tersebut, di Indonesia pernah ada motor ayam jago lainnya. Salah satunya Kawasaki Athlete. Motor ini mulai diproduksi pada 2007. Namun, pada 2011, produksinya dihentikan. Sebab, angka penjualannya sangat kurang memuaskan. Dengan kata lain, tidak begitu laris di pasaran.
Sepintas, dengan memperhatikan fisik Athlete yang mirip Satria, saya menduga kalo motor Athlete itu bisa head to head alias setara dengan Suzuki Satria yang merupakan ikonnya motor ayam jago. Namun, saya salah total karena kenyataannya sama sekali tidak demikian. Apalagi cc mesin Athlete hanya 125, beda jauh dengan Suzuki Satria yang dibekali mesin 150 cc.
Orang, saat beli motor ayago alias ayam jago, itu ekspektasinya pasti bakal mirip Satria. Kawasaki Athlete, dari tampilan, okelah. Menang Satria, cuman itu balik lagi ke selera. Dari mesin, nah, ini masalahnya. Athlete nggak ada mirip-miripnya sama Satria. J A U H.
Nggak sedikit yang kecewa sama performanya. Ya gimana, jauh dari ekspektasi. Iya, tau, cuman 125cc, tapi harusnya nggak sejauh itu. Kayak motor bebek biasa. Ini yang bikin saya bertanya-tanya: ngapain bikin ayago, yang mungkin diluncurkan untuk menyaingi produk sebelah, tapi tenaga mesin sama kayak bebek biasa?
Padahal desain dan posisi berkendara Kawasaki Athlete ini benar-benar mendukung motor berkecepatan tinggi. Stangnya aja stang jepit, yang biasa dipake mas-mas yang statusnya “hidupku tentang berpacu sejauh 201 meter”. Tapi, tenaganya kayak bebek biasa. Lah, ngapain?
Harusnya lho ya, waktu bikin Kawasaki Athlete ini, udah terpikir bahwa orang-orang akan melirik karena berharap motor ini sruntal-sruntul melibas motor lain. Tapi, ternyata yang terjadi malah sebaliknya.
“Kan mesinnya dioprek bisa, Bang. Nggak tau ya? Udik ya?”
Yaelah, Bang, motor apa aja bisa dioprek mesinnya. Tuh Mio aja sering dipake drag. Masalahnya bukan perkara bisa oprek atau nggak, TAPI perkara bawaannya yang udah kadung nggak bertenaga.
Lagian, oprek mesin itu lebih banyak mudharatnya kalau situ nggak jago dalam perawatan. Biayanya juga tinggi. Kau kira harga spare parts murah? Tunggu sampe situ mecahin piston.
Selain mesin yang nggak mencerminkan ayago sama sekali, fitur dan teknologi Kawasaki Athlete itu b aja. Beneran. Nggak ada yang spesial. Seakan-akan, motor ini tuh ada untuk orang yang kepengin sensasi riding Satria F, tapi bujetnya nggak nyampe. Bener-bener gitu tok.
Bukannya merayakan kegagalan orang lain ya, tapi saya jadi paham kalau dalam waktu yang lumayan singkat, motor tersebut berhenti diproduksi. Sebab, ya itu, biasa banget. Kalau motor matik biasa banget itu nggak masalah, wong memang tujuannya hanya untuk penggunaan sehari-hari plus nggak nyari desain standout atau tenaga. Tapi, kalau motor segmented kayak Athlete ini, kalau biasa banget, yang ada ya nggak laku.
Kalau kalian cari motor bekas tapi pengin yang bentuknya unik, saya rasa motor ini bisalah jadi pilihan. Tapi, kalau cari motor yang punya tenaga, fitur yang lumayan, pikir lagi kalau mau memilih motor ini. Lagi-lagi, itu uang kalian. Risiko ditanggung sendiri ya.
Penulis: Rahadian
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Menggugat Ketiadaan Bioskop Modern di Bukittinggi