Bepergian menggunakan pesawat terbang memang tricky. Jika penumpang terlambat datang lima menit saja langsung ditinggal. Sementara kalau maskapai yang terlambat (delay), selama satu jam sekalipun, penumpang tetap harus menunggu.
Memang sih, saat pesawat delay, penumpang berhak mendapat kompensasi. Merujuk pada Peraturan Menteri Perhubungan RI No.89 Tahun 2015. Jika maskapai delay 30 menit, penumpang berhak mendapatkan kompensasi berupa air mineral. Kalau delay-nya di atas 1 jam, penumpang berhak mendapatkan snack dan air mineral. Sementara jika delay-nya di atas 180 menit, penumpang berhak mendapatkan minuman, snack, dan makanan berat.
Masalahnya, apakah sebanding waktu yang kita habiskan selama 180 menit dengan nasi kotak satu porsi? Menurut saya sih kurang banget, ya.
Nah, supaya pembaca Mojok terhindar dari delay, saya akan mengurutkan maskapai yang paling on time hingga yang langganan delay. Urutan ini berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman teman-teman saya yang sering bepergian dengan pesawat rute domestik.
#1 Pelita Air
Pelita Air merupakan maskapai LCC dengan tarif lebih mahal daripada yang lain. Tapi, memang lebih nyaman dan jarang delay. Terbukti, pada bulan July 2024, Pelita Air mendapatkan skor OTP (On Time Performance) hingga 99%.
Saya pun sudah beberapa kali naik Pelita Air dan tidak pernah mengalami delay. Selain on time, Pelita Air juga loyal karena memberikan penumpang roti, mana enak lagi rotinya. Maskapai LCC lain mah boro-boro ngasih roti, bisa berangkat tepat waktu saja sudah syukur. Kalau Pembaca Mojok ingin tahu review tentang Pelita Air lebih dalam, silakan membacanya di sini.
#2 AirAsia
AirAsia adalah maskapai LCC terbaik di dunia. Maskapai dengan warna livery kombinasi merah dan putih ini memang memiliki kualitas pelayanan yang paling baik di kelasnya.
Sejujurnya, saya memiliki banyak pengalaman delay dengan AirAsia, tapi khusus rute Malaysia. Sebaliknya, jika menggunakan AirAsia rute domestik (Indonesia) malah tidak pernah mengalami delay dan aman-aman saja. Selain itu, harga tiket Air Asia cukup terjangkau dan pesawatnya selalu bersih dengan pelayanan yang baik.
Sayangnya, rute AirAsia di Indonesia masih terbatas, tidak sebanyak Lion Air. Selain itu, tiket AirAsia juga kurang mudah didapatkan karena tidak semua aplikasi penjualan tiket pesawat online bekerja sama dengan AirAsia.
#3 Citilink
Saya pernah mengalami masa di mana malas naik Citilink karena sudah lebih dari tiga kali ditinggal oleh Citilink. Meskipun pesawatnya belum take off, tapi kalau pintunya sudah ditutup, penumpang tetap dianggap terlambat dan ditinggal. Sedih banget.
Akan tetapi, semua pengalaman buruk tersebut karena salah saya sendiri. Meskipun pengalaman tersebut buruk buat saya, tapi moment ditinggal pesawat tersebut justru menegaskan kalau Citilink adalah maskapai yang cukup on time.
Saat ini, kalau bepergian dari Surabaya ke Jakarta dan sebaliknya, saya nyaris selalu naik Citilink. Selain karena cukup tepat waktu, Citilink memiliki jadwal penerbangan yang banyak di rute Surabaya-Jakarta PP ini, sehari bisa lebih dari lima kali, Rek.
#4 Garuda Indonesia
Jujur saja, saya jarang naik Garuda Indonesia karena harga tiketnya mahal. Saya hanya naik Garuda kalau kepepet atau saat bepergian jarak jauh misalnya dari Jakarta ke Ternate. Apesnya, pengalaman naik Garuda yang jarang tersebut, semuanya delay. Aneh banget, masa maskapai bintang lima dengan harga tiket mahal malah delay.
Score OTP Garuda Indonesia pada bulan Juli 2924 juga jelek (di bawah 80%), ini artinya peluang kita naik Garuda dan molor di atas 20%. Fakta yang cukup mengejutkan, mengingat image Garuda Indonesia sebagai maskapai dengan branding paling bagus dan kuat di masyarakat.
#5 Lion Air
Sejujurnya, meskipun sebagian besar orang Indonesia pernah mengalami kejadian buruk bersama Lion Air, saya justru jarang. Kalau pengalaman delay sih sudah pasti ada, tapi hal tersebut menjadi biasa saja karena rata-rata penerbangan saya dengan Lion Air adalah rute Indonesia bagian timur. Untuk kawasan ini, pesawat delay menjadi semacam keniscayaan. Nggak hanya Lion Air yang delay, Citilink sekalipun kalau arahnya ke timur ada aja molornya, heran saya.
Akan tetapi, hanya sedikit orang seperti saya, yang bisa mentolerir keterlambatan Lion Air. Maklum saja, sebagian besar dari mereka mengalami keterlambatan di atas 2 jam. Terbukti dari score OTP Lion Air yang sangat buruk yaitu 76% saja. Sudah menjadi rahasia umum kalau Lion Air memang maskapai yang identik dengan waktu yang ngaret.
Sama dengan Lion Air, Super Air Jet yang termasuk Lion Group juga perlu dihindari karena sangat sering delay dan viral di media sosial. Namun, seburuk-buruknya Lion Air dan Super Air Jet dalam urusan delay, masih ada yang lebih payah dari mereka berdua yaitu pesawat jenis ATR.
#6 Wings Air
Pesawat komersil yang ukurannya kecil dan memiliki baling-baling di kedua sayapnya biasa disebut pesawat ATR. Pesawat jenis ini umumnya beroperasi di pulau-pulau kecil atau daerah pedalaman yang bandaranya kecil dan landasan pacunya pendek.
Ada beberapa maskapai Indonesia yang memiliki pesawat ATR, tapi yang paling terkenal dan rutenya cukup banyak adalah Wings Air (Lion Air Group), Citilink, dan Nam Air. Secara khusus saya menulis Wings Air (Lion Group) sebagai pesawat ATR yang memiliki jadwal penerbangan berantakan dan sering banget delay. Nggak tanggung-tanggung, delay-nya bisa lebih dari 6 jam, Gaes. Nangis banget.
Saya pernah naik Wings Air dari Bandara Sultan Babullah (Ternate) ke Bandara Labuha (Halmahera Selatan). Di jadwal tertulis berangkat pukul 11.00 WIT, tapi akhirnya saya terbang pukul 17.00 WIT. Setelah saya ingat-ingat kembali, penerbangan saya dengan pesawat ATR memang selalu delay dan pesawat ATR Wings Air adalah rajanya molor.
Di kelas pesawat ATR, maskapai NAM Air memiliki citra paling bagus soal ketepatan waktu. Banyak yang bilang NAM Air ini bagus, jarang delay, kalaupun ada delay tidak lama.
Di atas kasta maskapai penerbangan paling tepat waktu hingga yang hobi delay. Semua itu berdasar pengalaman saya dan teman-teman ya, kalian mungkin pendapatan atau pengalaman lain. Silakan saja tulis artikel lain untuk melengkapi tulisan lain.
Penulis: Tiara Uci
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Pengalaman Menggunakan Sky Premier Lounge Bandara dari Sudut Pandang Rakyat Jelata seperti Saya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.