Buku tulis adalah alat tulis yang wajib dimiliki oleh anak sekolah sebelum pulpen. Kalau ke sekolah tidak bawa buku tulis, tidak akan bisa mencatat materi di kelas. Berbeda dengan pulpen yang bisa meminjam ke teman sebangku.
Zaman dulu anak-anak sekolah sangat bergantung pada buku tulis untuk mencatat materi dari guru saat di kelas. Berbeda dengan zaman sekarang yang bisa dicatat lewat laptop atau di foto saja menggunakan gadget. Namun, meskipun begitu buku masih menjadi alat yang penting dan wajib dimiliki oleh setiap siswa di sekolah. Apalagi mata pelajaran di sekolah jumlahnya banyak. Maka sebelum memasuki kelas yang baru, para orang tua harus menyiapkan segalanya.
Di dalam suatu kelas, pastinya setiap anak mempunyai alat tulis yang berbeda. Begitu pula dengan buku tulis yang dipakainya pasti tidak akan sama semua. Setiap buku tulis mempunyai produsen dan merek yang berbeda. Dulu ketika sekolah saya dan teman sebangku pun memiliki merek buku yang berbeda dan seakan ada kasta-kasta terhadap buku yang digunakan oleh seorang siswa. Anak-anak zaman 90-an atau 2000-an awal pasti akan merasakannya.
Dari pengalaman saya saat sekolah dulu, saya bisa mengurutkan buku tulis yang dipakai siswa dari kasta paling tersohor hingga kasta yang paling terkucilkan. Juga, dari kasta ini akan menentukan buku tulis mana yang akan diminta lembarannya oleh teman untuk ulangan dadakan.
Kasta tersohor: Sinar Dunia (SiDU)
Kasta merek buku paling tertinggi atau tersohor adalah merek buku Sinar Dunia atau sering disingkat SiDU. Tidak akan ada anak sekolah yang tidak mengenal merek buku yang satu ini. Selain paling sering diserbu anak sekolah dan orang tua, kualitas dari buku ini juga tidak perlu diragukan lagi. Selain kertas yang berkualitas, cover-cover dari buku ini pun sangat menarik dan bervariasi sehingga sangat dinikmati oleh kalangan siswa.
Bisa dikatakan merek buku ini adalah merek buku primadona para anak sekolah baik siswa maupun siswi. Biasanya mereka yang menggunakan buku ini mempunyai tingkat kepercayaan diri yang tinggi ketika di kelas, termasuk saya yang ketika membeli buku harus selalu merek Sinar Dunia. Hahaha.
Kasta tersohor kedua: Kiky
Saingan terberat Sinar Dunia adalah Kiky. Kalau diibaratkan sebagai pemain sepak bola, kasus ini seperti persaingan antara Lionel Messi dengan Cristian Ronaldo. Sama-sama mempunyai kelebihan masing-masing yang pesaing lainnya sulit untuk melampaui mereka berdua. Begitu pula dengan merek buku tulis Kiky. Hampir sama dengan SiDU, Kiky mempunyai kualitas kertas dan cover yang baik dan digemari oleh para siswa terutama anak perempuan.
Meskipun sering disebut sebagai golongan orang kaya, tapi pamornya masih kalah dengan SiDU yang selalu menjadi nomor wahid di kalangan siswa dan siswi.
Kasta menengah: Big Boss
Ciri khas dari merek buku Big Boss adalah pada covernya yang berlogo mahkota dan berlatarkan kotak-kotak yang biasanya berwarna hitam dan merah. Ukuran dari buku ini jauh lebih besar dibandingkan dengan dua merek buku sebelumnya. Biasanya buku ini selalu dipakai oleh kalangan siswa yang agak nakal di kelas. Seperti namanya, Big Boss, pemilik dari buku ini pun seakan berlaku seperti bos besar yang ditakuti banyak orang. Teman saya begitu soalnya. Hahaha.
Jenis kertas ini biasanya cocok untuk dijadikan sebagai lembar saat ulangan mendadak. Biasanya teman-teman yang malas merobek kertas bukunya akan meminta pada sang pemilik buku Big Boss ini. Selain itu, kertas buku ini juga cocok dijadikan sebagai permainan kapal-kapalan atau pesawat-pesawatan.
Kasta terkucilkan: AA (Asia Afrika)
Kasta terbawah yang jarang dipakai orang-orang adalah merek buku AA. Bukan karena harganya yang murah, tapi buku ini memang pamornya masih jauh dari ketiga merek buku di atas. Bagi siswa yang selalu menggunakan buku merek SiDU atau Kiky mungkin akan kebingungan ketika melihat buku dengan merek AA. Ya gimana nggak bingung, sepanjang sekolah yang dipakai buku SiDU Â atau Kiky doang.
Biasanya siswa-siswa yang menggunakan buku ini akan merasa terkucilkan dan teraniaya karena teman-teman yang lain menggunakan buku yang pamornya sudah tinggi. Ya, mau gimana lagi adanya cuma itu, yang penting kan masih bisa nulis apalagi bisa mengalahkan prestasi anak-anak yang pakai buku bagus.
Sebenarnya sebagai anak sekolah, merek buku itu tidak terlalu penting. Yang penting ada buku tulis dan nyaman buat nulis juga sudah cukup. Mau merek buku apa pun kalau pada dasarnya siswa itu sudah malas ya akan tetap malas buat nulis dan belajar. Kecuali mau berubah. Mantap.
BACA JUGA Terminal Mojok: Penulis sebagai Bis, Tulisan sebagai Penumpang, dan Pembaca sebagai Bis Mania dan tulisan Erfransdo lainnya.