Kecamatan Kasembon, Kecamatan Paling Kasihan dan Terasing di Kabupaten Malang

Kecamatan Kasembon, Kecamatan Paling Kasihan dan Terasing di Kabupaten Malang Mojok.co

Kecamatan Kasembon, Kecamatan Paling Kasihan dan Terasing di Kabupaten Malang (www.eastjava.com)

Kasembon Malang lebih terasa seperti Kediri daripada Malang, saking terasingnya. 

Sepanjang 27 tahun hidup di Malang Raya, saya suka banget ngguyoni (bercanda) teman-teman yang berasal dari wilayah-wilayah yang jauh. Secara geografis, tempat asal teman-teman saya ini masih berada di kawasan Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu). Namun, mereka yang berasal dari Malang bagian Selatan (Turen dan sekitarnya) dan  Malang bagian Barat (Pujon, Ngantang, dan sekitarnya) selalu jadi sasaran empuk korban guyonan saya.

Sebenarnya guyonan saya masuk akal dan tidak berlebihan. Sebab, tempat asal teman-teman saya yang jadi bahan bercandaan itu memang jauh banget. Apalagi kalau diukur dari pusat kota. Setidaknya butuh satu jam perjalanan dari tempat asal mereka ke pusat kota (anggap saja ke kampus atau tempat biasa nongkrong). Jarak yang jauh itu membuat mereka memilih ngekos atau nginep di rumah teman lain yang masih berada di pusat kota.

Akan tetapi, perlahan saya paham penderitaan mereka, penderitaan orang-orang yang teralienasi, orang-orang yang tempat asalnya jauh dari peradaban. Tentu saja jauh dari pusat kota, teralienasi, berada di wilayah terluar itu nggak enak. Lalu saya mikir, kalau teman-teman saya yang berasal dari Turen atau Pujon saja sambat, bagaimana dengan orang-orang dari Kecamatan Kasembon?

Buat kalian yang tidak tahu, Kecamatan Kasembon berada di bagian paling barat Kabupaten Malang. Kasembon berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri, yaitu Kecamatan Kandangan di sisi barat dan utara. Bersama dengan Kecamatan Pujon dan Ngantang, Kasembon ini seakan terpisah dari Kabupaten Malang. Coba saja lihat peta kecamatan di Kabupaten Malang, pasti paham maksud saya. Maka dari itu, bisa dibilang bahwa Kecamatan Kasembon ini adalah kecamatan paling kasihan di Kabupaten Malang.

Lebih dekat dengan pusat Kabupaten Kediri ketimbang pusat Kabupaten Malang

Salah satu nggak enaknya daerah teralienasi adalah jauh dari pusat kota. Kelihatannya mungkin sepele, tapi ini jelas jadi masalah. Jauh dari pusat kota berarti jauh dari pusat administrasi, yang mana akan membuat masyarakat harus mengeluarkan tenaga lebih ketika mengurus urusan administrasi apapun di pusat kota. Mungkin inilah yang selama ini dirasakan oleh warga Kasembon.

Bayangkan saja, jarak dari Kasembon ke pusat Kabupaten Malang yang ada di Kecamatan Kepanjen itu sekitar 75 km. Perlu minimal 2 jam berkendara dari Kasembon ke Kepanjen. Sedangkan, jarak dari Kasembon ke pusat Kabupaten Kediri di daerah Kecamatan Ngasem hanya sekitar 40 km atau sekitar 1 jam berkendara. Bayangkan, jarak dari Kasembon ke pusat Kabupaten Malang—yang mana masih satu wilayah—dua kali lebih jauh dari Kasembon ke pusat kabupaten lain.

Mungkin ada yang menganggap ini hal yang biasa. Mungkin ada juga yang menganggap bahwa banyak kecamatan lain yang bernasib seperti Kecamatan Kasembon. Tapi, selama warga Kasembon kalau mau mengurus beberapa urusan administratif masih harus ke pusat kabupaten di Kepanjen, ya selama itu pula hal ini akan jadi masalah yang memberatkan warga Kasembon.

Kasembon terlalu Kediri untuk disebut Malang

Menurut saya, salah satu efek ketika sebuah wilayah itu lebih dekat dengan pusat kota lain ketimbang pusat kota sendiri adalah lunturnya identitas. Bukan sebuah masalah besar, tapi agak nggak sreg aja gitu dilihatnya. Itulah yang mungkin selama ini terasa ketika bicara soal Kecamatan Kasembon. Iya, Kecamatan Kasembon ini boleh dibilang “terlalu Kediri untuk disebut Malang.”

Saya memang bukan orang yang rutin pergi ke Kasembon (ngapain juga ke sana, kan?). Saya juga bukan orang yang paham luar-dalam seluk-beluk soal Kasembon. Tapi, setelah beberapa kali lewat, mampir, atau singgah di Kecamatan Kasembon, saya kok merasa bahwa Kasembon ini lebih pas untuk disebut bagian dari Kabupaten Kediri ketimbang bagian dari Kabupaten Malang.

Faktor kedekatan jarak (lebih dekat ke pusat Kabupaten Kediri ketimbang ke pusat Kabupaten Malang, yang sudah saya bahas di poin sebelumnya) jadi salah satu faktornya. Selain itu, saya beberapa kali menjumpai banyaknya penutur bahasa Jawa logat Mataraman di Kasembon, berbaur dengan penutur bahasa Jawa logat Arek. Sebagai orang yang punya darah Kediri dari garis ibu, saya merasa Kasembon ini lebih condong ke Kediri ketimbang Malang. Entah, ini subjektif, sih.

Punya banyak destinasi wisata alam, tapi sayang kalah pamor

Nggak banyak orang yang tahu bahwa Kecamatan Kasembon ini punya banyak destinasi wisata, khususnya wisata alam. Ada beberapa coban (air terjun) di Kasembon yang boleh dibilang masih otentik, dan sebenarnya menarik banget untuk dikunjungi. Ada pula wisata air semacam arung jeram dan beberapa taman bermain.

Sayangnya, nama Kasembon sebagai wilayah yang punya destinasi wisata alam ini kurang terangkat. Pamor wisata Kasembon kalah dari wilayah-wilayah lain, kecamatan-kecamatan tetangga seperti Pujon atau Ngantang. Padahal, kalau dipromosikan dengan baik, Kasembon ini bisa jadi salah satu daya tarik wisata tersendiri. Entah mengapa belum ada promosi wisata yang gencar dari Kasembon. Kasembon seperti dianaktirikan.

Itulah Kecamatan Kasembon, kecamatan yang saya anggap paling kasihan di Kabupaten Malang. Selain letaknya paling ujung barat dan terasing dari pusat Kabupaten Malang, identitasnya sebagai bagian dari Kabupaten Malang perlahan masuk ke fase krisis pula. Belum lagi potensi wisatanya yang tidak tergali dan nggak terekspos dengan baik pula. Kasihan banget, kan?

Penulis: Iqbal AR
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Cimenyan, Kecamatan Paling Menyedihkan di Kabupaten Bandung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version