Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Karena Jalan Raya Bukanlah Ruang Tamu

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
9 Juli 2019
A A
jalan raya

jalan raya

Share on FacebookShare on Twitter

Dalam menjalani hidup yang sungguh Nano-Nano ini, bertemu dengan berbagai macam tingkah dan karakter manusia adalah suatu hal yang pasti akan kita dapatkan ketika sedang berada di ruang terbuka—termasuk di jalan raya. Tidak bisa dimungkiri terkadang ada saja tingkah orang-orang yang bikin kesal sampai gemas sendiri. Misalnya—seperti yang sudah dikeluhkan banyak orang—emak-emak yang sein ke kanan tapi belok kiri (dan sebaliknya), terus ada juga yang suka klakson-klakson padahal traffic light berubah warna dari merah ke hijau baru sepersekian detik. Selain dua hal tersebut, ada satu lagi nih yang tidak kalah ‘menggemaskannya’ yaitu pengendara motor yang menjadikan jalan raya seperti ruang tamu. Ngobrol teroosss~

Dari pengalaman saya pribadi—sebagai orang yang selalu dibonceng karena tidak bisa mengendarai sepeda motor— kejadian semacam ini jujur saja bukan sekali dua kali saya temui tapi sering—sering banget malah. Jadi, di jalan raya itu ada dua orang—atau lebih—yang masing-masing mengendarai sepeda motor. Nah mereka ini mengendarai sepeda motor dengan posisi berjejer, terus motornya sengaja jalan pelan-pelan—soalnya orang yang mengendarai sepeda motor lagi asyik ngobrol sampai haha-hihi. Seolah jalan raya itu memang cuma milik mereka saja. Kita yang ada di sekitar mereka entahlah dianggap apa. Huh, dasar! Ditilang POLANTAS baru tahu rasa ngana.

Dalam situasi seperti ini, saya—dan orang yang membonceng saya—yang ada di belakang mereka kadang sampai kesal sekali. Apalagi kalau ngobrolnya lama banget. Mungkin mereka berpikir, kami bisa ikut ngakak dengar mereka saling tertawa satu sama lain. Padahal kami yang ada di belakang mereka yah sebenarnya tidak punya waktu luang lah untuk menikmati pemandangan orang-orang yang berkendara sambil ngobrol. Dih, ngapain lihat hal begituan? Buang-buang waktu saja.

Mau mendahului juga susah, karena jalanan sudah dikuasai sama mereka. Nanti kalau diklakson-klakson terus, dikiranya kita cari gara-gara lagi. Ditegur langsung juga kadang malah lebih galak mereka—hadeuuhh, serba salah jadinya. Sekalinya punya kesempatan untuk mendahului, pas saya nengok ke belakang, eh..ternyata mereka masih ngobrol dong. Buseettttt…itu ngobrol apa sidang sengketa Pilpres—lama bener deh.

Disadari atau tidak, mengendarai sepeda motor sambil ngobrol dengan pengendara motor lain itu bukan cuma bikin kesal pengendara yang ada di belakang, tapi juga berbahaya. Bukan hanya bagi mereka—yang ngobrol di jalan raya—tapi juga bagi pengendara yang lainnya. Orang yang mengendarai motor sambil ngobrol itu kan fokusnya jadi terbagi, akhirnya jadi tidak konsentrasi berkendara. Nah, hal ini lah yang bukan tidak mungkin bisa menyebabkan kecelakaan. Duh, amit-amit deh yah.

Hal yang juga masih menjadi pertanyaan saya adalah, kok bisa yah ngobrol panjang lebar begitu di tengah jalan raya? Apa tidak bisa minggir dulu?—kasih dong kesempatan orang-orang yang ada di belakang untuk lewat. Kalau memang penting dan sayang untuk dilewatkan saat itu juga, ngobrolnya bisa dilanjut di kafe atau nggak di warkop gitu lah. Kalau kebetulan lagi tidak punya duit, yah mending ajak ngobrol di rumah saja—di ruang tamu—sambil minum teh atau kopi, ditemani pisang goreng. Kalau begitu kan enak, ngobrol lancar, perut pun senang. Mau ngobrol selama apa pun, selama tuan rumah mengizinkan dan masing-masing punya waktu, ya silakan saja. Tidak akan ada yang ngedumel apa lagi klakson-klakson. Iya toh?

Sebenarnya, aturan untuk tidak ngobrol dengan pengendara lain saat sedang berkendara  itu sudah diketahui oleh masyarakat luas. Yang menulis tentang hal ini juga saya yakin sudah banyak. Jika pada kenyataannya masih banyak yang mengabaikan, saya rasa hal tersebut kembali lagi pada kesadaran masing-masing.

Saya juga tahu, kadang memang ada hal dalam hidup ini yang asyik banget untuk terus-terusan jadi bahan obrolan—misalnya tentang siapa kandidat capres tahun 2024—tapi ngobrolnya tidak sambil berkendara di tengah jalan juga keleuss. Jalan raya itu kan fasilitas umum, harusnya jangan egois lah—pikirkan juga dong hak orang lain.

Baca Juga:

Pengendara Motor yang Menyalakan Lampu Hazard dan Kebut-kebutan di Jalan Raya Itu Punya Masalah Apa sih?

Jalan Raya Sukowono–Sumberjambe, Jalan Rusak Penyumbang Angka Kecelakaan di Jember

Namanya setiap tempat kan pasti ada aturannya. Aturan yang ada di rumah tentu beda dong dengan aturan yang ada di jalan raya. Kadang memang  ada aturan yang sebenarnya sangat berbahaya jika dilanggar, tapi karena sudah telanjur banyak yang melanggar, jadinya malah seperti tidak apa-apa kalau dilanggar. Contohnya yah berkendara di jalan raya sambil ngobrol itu tadi. Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, hal tersebut kembali lagi pada kesadaran masing-masing. Mau membiasakan yang benar atau membenarkan yang biasa? Perlu pemikiran yang bijak sih untuk menentukan mau pilih yang mana.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: ditilang polisiemak-emak jalan rayajalan raya
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Membandingkan Jalan di Jogja, Surabaya, dan Wakatobi. Mana yang Lebih Mulus? terminal mojok.co

Pengemudi Jalan Raya Solo-Semarang Adalah Orang yang Paling Dekat dengan Tuhan

24 November 2020
SIM

Sensasi Berkendara di Jalan Raya 6 Tahun Tanpa SIM

20 Oktober 2019
Memahami Kenapa Emak-Emak Sen Kiri, Beloknya Ke Kanan atau Sen Kiri Tapi Nggak Belok-belok

Memahami Kenapa Emak-emak Sein Kiri Beloknya Ke Kanan atau Sein Kiri Tapi Nggak Belok-belok

5 Desember 2019
Hal-hal yang Sebaiknya Disalip Para Pemotor di Jalan

Hal-Hal yang Sebaiknya Disalip Para Pemotor di Jalan

14 Desember 2019
6 Kebiasaan Buruk Pengendara Mobil di Surabaya Terminal Mojok.co

6 Kebiasaan Buruk Pengendara Mobil di Surabaya

10 Maret 2022
Pengendara Motor yang Menyalakan Lampu Hazard dan Kebut-kebutan di Jalan Raya Itu Punya Masalah Apa sih? Mojok.co

Pengendara Motor yang Menyalakan Lampu Hazard dan Kebut-kebutan di Jalan Raya Itu Punya Masalah Apa sih?

27 November 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok Mojok.co

4 Varian Rasa Nutrisari yang Gagal dan Bikin Pembeli Kapok

12 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.