Tahun 2022 lalu, saya diajak seorang kawan main ke daerah Moga di Kabupaten Pemalang. Kami sudah membuat janji untuk ketemuan di depan Kantor Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Setelah menunggu hampir 15 menit, kawan saya tak kunjung datang. Akhirnya saya putuskan menjemput ke rumahnya yang berada di Kecamatan Karangjambu Purbalingga.
Setelah berbagi lokasi melalui aplikasi WA, saya bergegas ke rumahnya. Ternyata kecamatan yang berbatasan dengan Kecamatan Karangreja ini memiliki berbagai kekurangan yang membuat warganya nestapa. Apa saja yang membuat Karangjambu menjadi kecamatan paling menyedihkan di Purbalingga? Begini alasannya.
Nama Kecamatan Karangjambu Purbalingga sering disalahpahami
Saat mendengar kata Karangjambu, apa yang terlintas di benak kalian? Buah jambu yang berwarna merah merona itu, bukan? Apakah kalian berpikir jika kecamatan ini adalah sentra penghasil jambu? Jika iya, kalian salah besar. Sebelum salah paham terlalu jauh, ada baiknya saya menjelaskan mengenai penggunaan nama kecamatan yang berada di sisi utara Kabupaten Purbalingga ini karena terbilang unik.
Istilah Karangjambu sendiri diambil dari salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam di daerah tersebut, yaitu Syekh Jambu Karang. Selain di Purbalingga bagian utara, beliau juga berdakwah di Kabupaten Pemalang, lho. Untuk menghargai jasa beliau, makanya kecamatan di utara Kota Perwira ini diberi nama Karangjambu, yang merupakan kebalikan dari Jambu Karang.
Baca halaman selanjutnya: Jalan berliku bagaikan benang kusut…