Kapok Singgah di Musi Banyuasin Sumatera Selatan karena Hotelnya Bobrok dan Horor 

Kapok Singgah di Musi Banyuasin Sumatera Selatan karena Hotelnya Buruk dan Horor  Mojok.co

Kapok Singgah di Musi Banyuasin Sumatera Selatan karena Hotelnya Buruk dan Horor  (unsplash.com)

Sebagai anak magang yang menjalani uji akurasi peta dasar, saya dan tim sering berpindah-pindah tempat survei. Kebetulan kami ditugaskan untuk melakukan survei di Sumatera Selatan selama 10 hari. Itu mengapa, kami banyak menjajal hotel atau tempat menginap di ujung selatan Pulau Sumatera itu, mulai dari perkotaan hingga pedalaman. 

Selama 10 hari perjalanan itu, pengalaman paling absurd terjadi di salah satu penginapan yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Dari luar, hotel ini seperti penginapan pada umumnya. Namun, ketika masuk ke dalam, saya jamin kalian akan merasakan sensasi yang berbeda.  

Sambutan yang jauh dari kata ramah

Setahu saya, hotel termasuk bisnis jasa di mana layanan atau service yang memuaskan jadi salah satu yang penting. Namun, hal itu tidak akan kalian dapatkan di hotel di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan ini. Begitu memasuki lobi hotel, kalian disambut dingin oleh resepsionis. Saya sempat berpikir salah masuk gedung. 

Kondisi kamar tidak lebih baik dari lobi hotel. Televisinya mati. Saya coba pencet-pencet remot, sampai setel ulang channel seperti orang buta teknologi. Hasilnya nihil. Akhirnya saya telepon resepsionis. Butuh waktu hampir 10 menit bagi orang hotel untuk membereskan televisi yang tidak kunjung nyala itu. Setelah menunggu hingga kesal, akhirnya televisi nyala. Dalam batin saya ngomel-ngomel, bukannya kamar seharusnya siap sebelum ada tamu hotel datang. Terlihat tidak profesional.

Hotel kok mati listrik

Kekesalan saya tidak hanya sampai di situ. Sekitar pukul 11 malam itu, tiba-tiba listrik hotel di Musi Banyuasin ini mati. Semuanya gelap gulita. Sontak saya kaget dan langsung menelpon rekan-rekan yang lain. Saya lihat orang-orang berlarian ke luar hotel, mungkin mereka juga kaget kok sekelas hotel ternyata bisa juga mati listrik. Saya pun ikut keluar bersama dengan rekan-rekan yang lain.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya listrik hidup kembali. Suasana yang sempat panik mulai mencair. Satu persatu dari kami masuk ke kamar masing-masing. Yang bikin saya heran adalah kok tidak ada pemberitahuan atau permintaan maaf dari pihak hotel, seolah ini adalah hal wajar.

Pengalaman horor yang bikin saya kapok

Puncak keabsurdan saya menginap terjadi menjelang saya tidur. Saya coba matikan lampu kamar dan mulai merebahkan badan setelah seharian melakukan perjalanan. Televisi masih saya nyalakan. Entah mengapa sudah jadi kebiasaan saya kalau tidur di hotel televisi saya biarkan menyala supaya tidak sepi.

Ketika saya mencoba memejamkan mata, tiba-tiba saya dikagetkan dengan suara gemericik air di kamar mandi. Deg, saya bangun dan saya perhatikan dengan seksama suara itu. Itu adalah suara air yang mengalir dari keran, menyala dengan sendirinya. Badan ini seketika merinding karena saya yakin keran air sudah saya tutup rapat-rapat. Saya langsung loncat dari kasur dan keluar kamar. Lalu, coba memencet bel kamar pak sopir yang seharian ini mengantar keliling Musi Banyuasin, untungnya kamar yang mereka tempati bersebrangan dengan kamar saya.

Beruntung pak sopir belum tertidur dan menemani saya mengecek ke kamar yang kerannya sempat menyala sendiri. Benar saja air itu mengalir dan pak sopir langsung menutupnya rapat-rapat. Dia mencoba menenangkan saya yang sudah seperti mau pingsan karena ketakutan.
Saya berusaha tenang dan mencoba istirahat kembali sambil diselimuti rasa takut. 

Besoknya saya langsung menceritakan pengalaman ini ke rekan-rekan saya yang lain. Benar saja, sebagian dari mereka juga merasakan hal-hal aneh selama menginap di salah satu hotel di Musi Banyuasin ini. Bisa dibilang, dari semua hotel yang saya singgahi selama magang di Sumatera Selatan, pengalaman mistis dan absurd di hotel ini yang paling berkesan. Bukan karena fasilitasnya, tapi karena pengalaman kurang menyenangkan dan sensasi uji nyalinya yang bikin bulu kuduk berdiri. 

Penulis: Ruslan Abdul Munir
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Parkiran Senopati Wujud Hobi Pemerintah Jogja Membiarkan Masalah, Dibiarkan Saja bak “Bom Waktu” yang Merepotkan Banyak Orang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version