Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bukang Paling Bobrok, Kamboja Merupakan Tuan Rumah SEA Games Paling Cerdas

Ahmad Nadlif oleh Ahmad Nadlif
16 Mei 2023
A A
Kamboja Tuan Rumah SEA Games Paling Cerdas (Unsplash)

Kamboja Tuan Rumah SEA Games Paling Cerdas (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Pesta Olahraga se-Asia Tenggara ke-32 Kamboja mendapat banyak sorotan. Meski dibuka dengan opening ceremony meriah, dari segi pelaksanaan, acara tersebut menuai kontroversi. Misalnya insiden terbaliknya bendera merah putih saat pre-show, tempat duduk ruang ganti stadion yang memakai kursi kondangan, hingga proses penyerahan medali menggunakan lampu sorot mobil.

Alasan-alasan tersebut adalah bukti bahwa Kamboja belum siap menjadi tuan rumah SEA Games. Belum lagi diperparah dengan ramainya berita miring. Misalnya, banyak insiden kecurangan yang terjadi. Netizen jagat raya sontak memberikan cap tuan rumah SEA Games paling bobrok. Namun bagi saya, anggapan tersebut tampak terlalu berlebihan.

Jangan Kaget, indikasi kecurangan di SEA Games itu biasa

Setiap negara yang menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games, pastinya memiliki harapan ingin menjadi juara umum. Lantaran target menjadi juara umum tampak berat bagi Kamboja, minimal tidak menjadi bulan-bulanan saja itu sudah luar biasa.

Oleh sebab itu, menjadi masuk akal jika Kamboja melakukan banyak cara untuk mewujudkan keinginannya. Misalnya, yang masih hangat, ada pesilat Kamboja yang berhasil mendapatkan emas tanpa bertanding. Selanjutnya mereka bahkan menjoki seseorang yang diindikasikan Zhou Meng (pebulutangkis Cina) untuk bermain di tunggal putri dan ganda puti cabor badminton beregu campuran.

Saya nggak terlalu kaget melihat fenomena-fenomena tersebut. Faktanya, SEA Games sebelum-sebelumnya pun juga banyak kecurangan. Saya masih ingat betul tatkala Sea Games ke-31 di Vietnam. Saat itu, banyak pesilat Indonesia yang terkesan dicurangi, bahkan ada yang didiskualifikasi. Mereka diduga melakukan pelanggaran berat. 

Mundur lagi pada 2017, bahkan timnas putri sepak takraw Indonesia sampai WO karena merasa dicurangi saat menghadapi Malaysia. Belum lagi keputusan wasit yang selalu berat ke tuan rumah SEA Games.

Jadi, kasus indikasi kecurangan merupakan hal yang lumrah. Malahan agak aneh kalau tuan rumah SEA Games nggak bisa “berbicara banyak”. Berdasarkan hal tersebut, nggak berlebihan kalau saya mengatakan Kamboja bukan tuan rumah paling bobrok, mungkin kurang rapi aja. Terutama ketika melakukan ketidakjujuran. Namun, ketika melihat dari sudut pandang yang lain, saya menilai Kamboja adalah tuan rumah yang paling cerdas. Lah kok bisa?

Menjadi tuan rumah SEA Games = prestasi meningkat

Siapa yang nyangka sekelas Kamboja bisa mendapatkan lebih dari 70 emas dalam acara SEA Games. Bahkan secara klasemen, mereka berada di atas Filipina, Singapura, dan Malaysia. 

Baca Juga:

7 Hal yang Perlu Dilakukan Ketua PERBASI kalau Timnas Basket Juara Lagi

Wisata Pilu Penguras Air Mata di ‘Killing Fields’ Kamboja

Pastinya hal ini merupakan dampak dari status menjadi tuan rumah. Sebab, di SEA Games edisi sebelumnya saja, negara yang beribu kota di Phnom Penh ini hanya berada di posisi 8, dengan raihan 9 emas, 18 perak, dan 35 perunggu. Tentu ini adalah peningkatan prestasi yang sangat signifikan.

Setelah saya amati, ini adalah manifestasi kecerdasan Kamboja sebagai tuan rumah. Jadi, secara aturan SEA Games, tuan rumah memang diberikan keleluasaan untuk menentukan cabor apa saja yang hendak dipertandingkan. 

Berdasarkan hal itulah kemudian Kamboja mengusulkan beberapa cabor yang baru, salah satunya Kun Bokator. Dalam cabor ini, Kamboja berhasil panen medali. Mereka mendapatkan 6 emas, 5 perak, dan 7 perunggu. Belum lagi ketika Kamboja membuat cabor bulutangkis beregu campuran, di mana cabor tersebut dilarang diikuti negara unggulan. Akhirnya Kamboja juga berhasil mendapatkan satu emas. Cerdas, kan?

Fasilitas yang seadanya = irit anggaran

Kalau saya tidak salah ingat, dulu acara Hitam Putih di Trans 7 pernah mengundang pasangan viral yang menikah hanya dengan biaya lima juta rupiah. Padahal, secara finansial, sebenarnya mereka mampu. 

Kemudian, apa yang mereka lakukan itu menuai banyak pujian, termasuk dari sang pemandu acara Deddy Corbuzier. Mereka dinilai visioner, sangat bijak dalam masalah keuangan dan bisa berpikir jangka panjang.

Tampaknya Kamboja seperti meniru pasangan viral tersebut, begitu batin saya. Mereka nggak kemudian jor-joran menggelontorkan banyak dana tatkala menjadi tuan rumah SEA Games. Yang penting segala fasilitas terpenuhi, meskipun seadanya. Mengingat Kamboja merupakan negara berkembang, mungkin hal itu bisa dimaklumi.

Jadi, nggak salah kalau Kamboja memberikan fasilitas kursi kondangan di ruang ganti stadion. Yang salah itu kalau nggak difasilitasi tempat duduk, malahan lesehan, itu bukan ruang ganti melainkan warung lamongan. 

Bahkan nggak salah juga saat prosesi pengalungan medali hanya memberikan penerangan lewat lampu sorot mobil. Yang salah itu kalau penerangannya dari api unggun, itu lebih ke anak pramuka, sih. Kalau seperti ini kan bisa meminimalisir anggaran. Palingan cuman ganti rokok untuk mas-mas yang ngangkut kursi dan pengoperasional lampu mobil.

Berhasil mengenalkan budaya dan negaranya di kancah regional

Berbeda dengan Indonesia, Thailand, Singapura, dan Malaysia, Kamboja itu jarang sekali dikunjungi warga asing untuk liburan. Nah, berkat SEA Games, setidaknya mereka berhasil mengenalkan budaya. 

Melalui SEA Games pula, minimal Kamboja akan kedatangan warga Asia Tenggara yang mendukung negaranya. Ini langkah penting karena dapat meningkatkan devisa. Cerdas, bukan?

Penulis: Ahmad Nadlif

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Daisuke Kobayashi dan Svay Rieng FC: Idola dan Raksasa Baru Liga Kamboja

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Mei 2023 oleh

Tags: kambojakecurangan di sea gamesSEA Gamessea games ke-32
Ahmad Nadlif

Ahmad Nadlif

Mas-mas jawa biasa.

ArtikelTerkait

7 Hal yang Perlu Dilakukan Ketua PERBASI kalau Timnas Basket Juara Lagi

7 Hal yang Perlu Dilakukan Ketua PERBASI kalau Timnas Basket Juara Lagi

23 Mei 2022
kamboja svay rieng mojok

Daisuke Kobayashi dan Svay Rieng FC: Idola dan Raksasa Baru Liga Kamboja

19 Agustus 2020
Wisata Pilu Penguras Air Mata di 'Killing Fields' Kamboja terminal mojok.co

Wisata Pilu Penguras Air Mata di ‘Killing Fields’ Kamboja

17 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.