Kalibawang adalah salah satu kecamatan di Kulon Progo yang sering kali mendapat cap negatif. Cap negatif tersebut antara lain wilayah jauh dari kota, akses jalan yang seram, atau nuansa desa yang sepi. Pokoknya, daerah ini ndeso.
Tapi, benarkah semua itu? Atau sebenarnya ada sesuatu yang lebih dalam di balik kesan-kesan tersebut?
Sebagai seorang yang lahir di Kalibawang, Kulon Progo, saya ingin berbagi pengalaman dan sedikit pencerahan untuk kalian yang kurang memahami daerah ini secara mendalam.
Daftar Isi
Kalibawang, daerah paling ujung di Kulon Progo? Lalu?
Banyak yang bilang kalau Kecamatan Kalibawang itu adalah daerah yang paling ujung di Kulon Progo, bahkan seolah-olah jauh dari pusat kota dan peradaban. “Kalau ke Jogja, harus menempuh perjalanan sejam lebih”, ucap banyak orang. Kalau dengar anggapan ini, mungkin orang-orang langsung merasa bahwa tinggal di Kalibawang akan membuat mereka terisolasi.
Padahal, meski memang letaknya cukup jauh dari pusat Kota Jogja, perjalanan ke sana nggak seburuk yang dibayangkan. Menurut saya, yang sudah biasa bolak balik dari Kalibawang ke Jogja dan sebaliknya, waktu 1 jam itu sudah termasuk paling maksimal. Jadi, rata-rata waktu perjalanan ya kira-kira 45 menit saja.
Selain itu, jarak yang jauh sering kali dianggap sebagai hal negatif, padahal justru di daerah ini memberikan ketenangan dan udara yang lebih bersih dibanding kota besar.
Lagian, apa yang buruk sih dari jauh dari pusat kota.
Sepi dan mencekam? Tunggu dulu!
Beberapa orang juga punya pandangan kalau wilayah Kalibawang bagian atas seperti Kalurahan Banjarasri dan Banjaroya sering kali disebut disebut sebagai “daerah sepi”. Apalagi, akses jalannya bergelombang, minim penerangan, dan bikin perjalanan jadi kurang nyaman.
Memang, di siang hari pun, suasana di daerah ini bisa terasa lengang. Jalan-jalan utama memang jarang dilalui kendaraan. Tapi justru inilah yang jadi daya tarik tersendiri. Kalibawang memberikan nuansa pedesaan yang kian sulit ditemukan di daerah lain. Udara segar, masih dipenuhi dengan lahan kebun dan persawahan, serta suasana yang jauh dari hiruk pikuk kota.
Namun, harus diakui, akses jalan yang belum sempurna memang menjadi kekurangan. Kurangnya penerangan di beberapa titik rawan kecelakaan, terutama di malam hari, adalah hal yang harus diperhatikan.
Kalibawang tidak semengerikan itu
Tidak sedikit yang mengatakan juga bahwa jalan di sekitar Kalibawang Kulon Progo rawan kecelakaan. Beberapa titik jalan berkelok dan bergelombang, terutama di malam hari dengan minim penerangan. Bahkan, ada yang mengatakan “Kalau lewat daerah Kalibawang setelah pukul 7 malam sepi banget, udah kayak lewat hutan”. Banyak yang merasa perlu ekstra hati-hati kalau berkendara di wilayah ini.
Fakta ini nggak sepenuhnya salah. Memang, ada titik-titik akses jalan tertentu belum sempurna dan membutuhkan kehati-hatian. Tapi, apakah ini berarti wilayah Kalibawang berbahaya? Tidak juga. Selama kita berkendara dengan aman dan sesuai aturan, risiko kecelakaan bisa diminimalisir.
Buat kamu yang biasa hidup di kota, mungkin sepinya jalanan di malam hari terasa menakutkan. Tapi, justru inilah pesona daerah pedesaan. Sepinya bukan berarti tidak aman, malah ada banyak rumah warga di pinggir jalan yang akan siap membantu jika terjadi masalah. Setiap tempat punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing, begitu pula dengan Kalibawang.
Jadi, sebelum ikut-ikutan menyebarkan stigma negatif, ada baiknya meluangkan waktu untuk mengenal lebih dekat daerah-daerah seperti Kalibawang Kulon Progo. Kalibawang bukanlah “daerah tak bertuan”. Meski begitu, wilayah Kalibawang mungkin tidak se-modern kota, tetap ada perkembangan hanya saja perlahan. Bagi mereka yang mengerti dan tidak menghakimi, daerah ini adalah rumah terbaik yang bisa mereka dapat.
Penulis: Mega Puspita Sari
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Hal Aneh yang Bikin Kulon Progo Jadi Paling Beda dari Kabupaten Lain di Jogja