Semalam, saya berbincang dengan seorang teman yang pernah melaksanakan tugas PPL bersama di Kabupaten Cilacap. Kami membicarakan banyak hal. Mulai dari kebiasaan pergi ke pantai setiap hari libur dan berburu senja di pantai saat sore hari.
Maklum, di daerah saya, Purbalingga, nggak ada pantai. Cuma ada Sungai Klawing. Maka, kami menggunakan PPL kampus sebagai sarana healing sekaligus melaksanakan kewajiban kuliah. Two in one. Istilahnya, sambil berenang, minum air. Obrolan kami pun mengalir hingga larut malam.
Kebanyakan laki-laki seperti kami, obrolan di malam hari akan berpindah dari segala macam kesenangan menjadi keresahan. Teman saya mengeluhkan Kabupaten Cilacap yang “katanya” mendapat julukan sebagai kota bercahaya, tapi kondisi jalannya saat malam hari menjadi gelap gulita.
Saya mengamini pernyataan ini karena membuktikan sendiri betapa gelapnya jalur selatan kabupaten dengan slogan bercahaya ini. Sensasi gelap gulita jalanan di Kabupaten Cilacap bisa Anda rasakan saat memasuki PLTU Karangkandri ke arah barat.
Karena kebiasaan saya berburu senja di pantai, makanya jadi sering pulang ke posko PPL saat masuk Magrib. Di sinilah penderitaan saya membelah jalanan Kabupaten Cilacap dengan begitu waspada dan hati was-was.
Baca halaman selanjutnya: Cilacap gelap, kejahatan tumbuh dan meresahkan!
Daftar Isi
Melintas di Kabupaten Cilacap di malam hari harus sangat waspada
Kalau melintas di Kabupaten Cilacap di malam hari, seakan-akan nggak cukup menggunakan 2 mata. Kalian perlu memaksimalkan kedua mata kaki juga.
Perlu pembaca ketahui, jalur pantai selatan Kabupaten Cilacap adalah jalan yang begitu mempesona bagi para pengendara. Saat melintasi jalur tersebut di pagi hingga sore hari, pengendara akan melihat pemandangan yang indah. Debur angin yang sejuk, tumbuhan serba hijau hingga gelombang ombak yang menyambut di sepanjang jalan. Deretan pantai yang berjejer mulai dari Pantai Menganti, Pantai Lengkong Mertasinga, hingga Pantai Kemiren.
Namun, kondisinya berbeda 180 derajat saat melintasinya di kala malam. Jalanan menjadi gelap gulita. Bukan sekadar lampu kendaraan yang harus menyala, namun mental pengendara juga harus membara. Apalagi jika lampu kendaraan tidak berfungsi dengan baik, lebih baik menggunakan jalur tengah saja yang ramai oleh lalu-lalang kendaraan.
Saking tidak adanya lampu jalan, teman saya sampai menggerutu, “Kalau lewat jalan itu, jangan cuman pakai kedua mata, pakai juga kedua mata kaki kalian.” Saya tertawa sambil mengacungkan jempol, tanda setuju.
Gelapnya jalanan mampu mengubah keimanan seseorang
Senakal apapun di kehidupan kalian, saat melintas di area pantai selatan Kabupaten Cilacap, saya jamin akan berubah menjadi pribadi yang religius. Loh, kok bisa? Lah wong di sepanjang jalan akan mengucap doa agar diberi keselamatan dan perlindungan. Kalau nggak percaya, coba sendiri saja dan rasakan sensasinya.
Gelapnya jalanan Kabupaten Cilacap membuat kejahatan merajalela
Bukan cuman teror horor di sepanjang halur selatan, tapi juga ada ancaman lainnya. Ancaman itu datang dari jin berwujud manusia. Gelapnya jalan dihiasi dengan kejahatan yang siap mengintai.
Kebetulan, saat saya sedang melaksanakan tugas PPL, kejahatan jalan di daerah Kalisabuk sedang bergejolak. Hal ini lantaran ulah para geng motor yang menunjukan eksistensinya dengan menebar teror di sepanjang jalan raya menuju Kota Cilacap. Geng motor yang terdiri dari para remaja nakal berkeliaran menggunakan senjata tajam. Saya kira pelaku semacam klitih ini hanya ada di Jogja saja. Eh, di Cilacap juga ada. Kebiasaan buruk kok ditiru.
Jalan mulus tanpa penerangan adalah sebuah kesia-siaan
Kontur jalan pantai selatan Kabupaten Cilacap saya akui begitu bagus. Namun, jalan yang bagus tanpa penerangan jalan adalah sebuah kesia-siaan belaka. Mungkin jalan ini “sengaja” tidak diberi lampu agar tidak dilalui saat malam hari. Mungkin, lho, ya.
Saya harap tulisan ini bisa memberikan gambaran bagi kalian yang hendak melewati jalur tersebut di malam hari. Saya rasa, gelapnya jalan di sepanjang pantai selatan Cilacap dikarenakan “gelapnya hati” pihak pemerintah yang belum mendapat hidayah. Semoga saja artikel ini bisa memberikan secercah cahaya yang menggugah kesadaran pemerintah untuk memasang lampu jalan di sepanjang jalur selatan Kabupaten Cilacap.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 5 Keunikan Cilacap yang Tidak Dimiliki Daerah Lain