Kabel Indihome Terputus: Ini Tanggapan Kerajaan Gaib Laut Selatan dan Utara

Kabel Indihome Terputus: Ini Tanggapan Kerajaan Gaib Laut Selatan dan Utara terminal mojok.co

Kabel Indihome Terputus: Ini Tanggapan Kerajaan Gaib Laut Selatan dan Utara terminal mojok.co

Pada akhirnya, admin Indihome tidak bisa menggunakan “restart modem” ketika internet lemot. Karena kali ini, satu Indonesia sudah tahu insiden yang menyebabkan koneksi internet Indihome makin lemot. Yak, tidak lain dan tidak bukan adalah kabel laut Jawa, Sumatera, dan Kalimantan (JaSuKa) ruas Batam-Pontianak terputus.

Terputusnya kabel sedalam 20 meter ini mengganggu akses internet di ketiga pulau besar tersebut. Banyak warganet yang berspekulasi perihal mengapa kabel ini terputus. Ada yang bilang karena tergigit hiu, kena jangkar kapal, sampai kesenggol torpedo. Tapi saya malah setuju pada satu spekulasi: yah namanya juga Indihome. Dah itu aja.

Tapi tentu kurang sreg kalau kita belum mengetahui tanggapan dari penduduk sekitar lokasi insiden. Bukan, bukan warga Batam. Tapi warga yang benar-benar bersebelahan dengan lokasi kabel putus tadi.

Benar, warga Kerajaan Gaib Laut Utara. Seperti yang kita ketahui, wilayah laut utara Sumatera-Jawa adalah zona kekuasaan Kerajaan Gaib Laut Utara ini. Tentu para warga gaib ini lebih bisa dipercaya daripada spekulasi warganet di atas permukaan laut. Dan siapa tahu mereka melihat langsung kejadian sebenarnya yang memutus akses internet yang sudah terlanjur lemot ini.

Salah seorang mermaid di sekitar lokasi menyatakan bahwa kabel Indihome ini terputus oleh perilaku ugal-ugalan pemuda luar kerajaan mereka. Menurut mermaid ini, ada rombongan pemuda dari area selatan melintas di sekitar Batam. “Saya lihat sendiri, Kak, ada rombongan warga laut selatan yang melintas ugal-ugalan sambil membawa sajam,” ujar mermaid tadi.

Hal ini dibenarkan Kepolisian Kerajaan Laut Utara (Polkelut). Menurut humas mereka, warga laut selatan sering melintasi wilayah mereka dan membahayakan keselamatan warga sekitar. “Istilah di laut selatan itu klitih, Mas,” ujar humas Polkelut kepada saya. Pihak Polkelut sendiri menyayangkan perilaku amoral yang membahayakan banyak pihak ini.

“Menurut beberapa saksi yang dihubungi, para rombongan klitih ini melintas daerah Batam sambil mengacungkan pedang. Nah, salah satu pedang mereka memotong kabel internet milik warga atas laut itu,” ucap Humas Polkelut. Jauh juga ya klitih para warga laut selatan.

Pihak Kerajaan Laut Utara mengecam insiden ini. Dewi Lanjar selaku Ratu Laut Selatan menyampaikan kecaman terhadap perilaku klitih warga laut selatan. Tapi, ketika ditanya perihal kontribusi Kerajaan Laut Utara dalam perbaikan kabel Indihome ini, Dewi Lanjar memandang tidak perlu. “Mau diperbaiki bagaimanapun akan percuma. Nanti pemilik kabel ini tetap meminta konsumen untu me-restart modem setiap lemot,” ujar Dewi Lanjar.

Saya pun penasaran dengan pendapat warga laut selatan. Beruntung, saya mendapat jawaban dari Menteri Luar Negeri Kerajaan Laut Selatan. Tidak lain dan tidak bukan adalah Nyi Roro Kidul.

Menurut Nyi Roro Kidul, insiden ini bukan murni kesalahan warga Laut Selatan. Justru insiden ini menunjukkan bahwa Polkelut gagal menjaga keselamatan warganya. Blio juga memandang bahwa insiden ini terjadi karena ulah oknum semata. Nyi Roro Kidul juga memandang perilaku klitih bukan budaya laut selatan.

“Warga laut selatan itu adem ayem, Mas. Sangat penuh kesantunan dan selalu narimo ing pandum. Bisa jadi yang melakukan klitih itu warga pendatang,” ujar Nyi Roro Kidul. Blio menambahkan, jangan sampai insiden ini dipolitisir dan menjatuhkan citra Kerajaan Laut Selatan yang terkenal berbudaya tersebut.

“Kanjeng Ratu sendiri sudah mengeluarkan statement perihal ini. Menurut Kanjeng Ratu, sudah waktunya masyarakat laut utara dan selatan kembali pada akar hening. Dan jangan sampai insiden ini diperpanjang. Karena menurut Kanjeng Ratu, pendapat Dewi Lanjar ada benarnya. Toh, tidak putus saja sudah lemot, kok, Mas,” ucap Nyi Roro Kidul.

Perkara pertanggung jawaban Kanjeng Ratu Kidul, Nyi Roro Kidul memandang ada masalah yang lebih penting. “Kanjeng Ratu sudah bekerja 24 jam sehari, dari Senin sampai Sabtu. Kadang Minggu juga bekerja. Di usia beliau yang sudah ribuan tahun, tentu kita patut mengapresiasi,” jawab Nyi Roro Kidul.

Warga laut selatan juga enggan berkomentar. Menurut mereka, laut selatan terlalu baper pada insiden ini. Dan ketika saya bertanya lebih dalam, saya malah ditanyai balik, “KTP mana, Bos?”

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version