4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik

4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik Mojok.co

4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik (unsplash.com)

Saya jarang mengaku kuliah di jurusan jurnalistik ketika ditanya orang. Saya lebih senang menjawabnya dengan kuliah di Jurusan Dakwah. Asal tahu saja, di UIN Raden Fatah Palembang, jurusan jurnalistik masuk ke Fakultas Dakwah. 

Ada beberapa alasan yang membuat saya malas mengaku yang sebenarnya. Pertama, beberapa orang asing dengan istilah jurnalistik. Biasanya, di tengah situasi seperti ini, ujung-ujungnya saya menjelaskan apa saja yang dipelajari di jurusan ini dan prospek kerjanya. Kedua, saya menyadari citra jurusan ini tidak memiliki prospek cerah. 

Sebenarnya semua itu terselesaikan kalau saya tetap percaya diri bahwa jurusan ini adalah yang terbaik saya. Namun, hal itu sulit dilakukan di tengah narasi miring soal jurusan dan prospek kerjanya. Bayangkan saja, di tengah susah-susah belajar di kampus, muncul survei yang menunjukkan daftar jurusan yang paling disesali lulusannya. Salah satunya ada jurusan jurnalistik yang menduduki posisi pertama. 

#1 Jurusan jurnalistik tidak sekeren jurusan lain

Saya akui kalau jurusan jurnalistik tidak sementereng jurusan lain. Sangat berat kalau dibandingkan dengan jurusan kedokteran, ekonomi, psikologi, teknik, ilmu hukum, dan ilmu komputer. Prospek kerja jurusan-jurusan tadi lebih jelas. Prospek kerja lulusan jurusan jurnalistik juga jelas sih, hanya saja dari sisi kesejahteraannya amat kurang. 

Kalau boleh memilih dan bermain kata, saya akan lebih senang mengaku sebagai mahasiswa komunikasi saja. Secara pemilihan kata, jurusan ini mempelajari lebih banyak cabang ilmu. Prospek kerjanya pun terdengar lebih luas. 

#2 Sulit menjelaskan jurusan jurnalistik

Ini sempat saya singgung sebelumnya. Sulit lho menjelaskan jurusan ini ke orang-orang yang betul-betul awam dunia media. Kebanyakan dari mereka mengira jurusan jurnalistik belajar seputar  mengetik. Oleh karena itu tidak sedikit yang mengira lulusannya akan menjadi tukang ketik surat atau paling mentok sekretaris. 

#3 Disamakan dengan wartawan bodrex

Label ini benar-benar menjengkelkan! Kemungkinan besar lulusan jurusan jurnalistik memang akan menjadi jurnalis atau wartawan. Mengingat ilmu yang dipelajari di bangku kuliah banyak mempersiapkan mahasiswanya untuk bekerja di dunia media, salah satunya wartawan. Namun, kami bukan wartawan bodrex ya, tolong bedakan!

Buat kalian yang belum tahu, wartawan bodrex atau wartawan abal-abal adalah orang-orang yang memanfaatkan dunia jurnalistik untuk menghasilkan duit. Kebanyakan dari mereka memang tidak dibekali ilmu jurnalistik. Kalaupun tahu ilmunya, mereka memilih tidak menerapkannya demi duit. 

#4 Tidak ada nilainya di mata calon mertua

Sebenarnya ini banyak berkaitan dengan poin pertama, jurusan jurnalistik tidak sekeren jurusan lain. Ini berkaitan dengan peluang kerja. Ujung-ujungnya berhubungan dengan kesejahteraan di masa mendatang. Calon mertua mana yang akan mempercayakan anaknya di tangan seseorang yang tidak memiliki masa depan. 

Saya menyadari kalau orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Namun, tolong beri kami para mahasiswa jurnalistik dan lulusan jurnalistik ini kesempatan untuk membuktikan. Di dunia kerja, banyak sekali kok lulusan jurnalistik atau mereka yang akhirnya berprofesi sebagai jurnalis yang hidup dengan baik. 

Di atas beberapa hal yang terkadang membuat saya malu mengaku kuliah di jurusan jurnalistik. Terlepas dari perasaan-perasaan yang membayangi, saya tetap berusaha menjalani perkuliahan dengan baik. 

Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Hal terkait Jurusan Jurnalistik yang Kerap Disalahpahami

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version