Selain itu, tenaga pengajar pun masih belum banyak disediakan secara khusus untuk prodi Ilmu Politik. Dalam hal ini, dosen yang khusus mengajar di prodinya hanya berjumlah 3 orang, sisanya meminta bantuan dari dosen jurusan lain seperti Sosiologi dan PKN. Meskipun begitu, Rifad tidak mempermasalahkan soal ini. Toh, kegiatan belajar tetap berjalan.
Persiapan menerima calon mahasiswa baru
Saat ini, Rifad dan beberapa kawannya sedang bersiap dengan penerimaan calon mahasiswa baru. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat mereka akan membentuk himpunan mahasiswa untuk mendukung kegiatan tersebut. Prodinya akan menerima sekitar 180 mahasiswa baru. Jumlah yang cukup banyak mengingat minimnya fasilitas yang tersedia.
Namun, berbeda dengan angkatan Rifad, camaba tahun ini akan masuk dari jalur umum seperti SNBP, SNBT, dan sejenisnya. Maka dari itu, jumlah penerimaannya pun makin besar. Walaupun demikian, Rifad berharap bahwa kedatangan mahasiswa baru bisa memicu pihak universitas untuk menyediakan berbagai sarana dan fasilitas yang memadai untuk jurusan baru. Dari sisi prodi juga diharapkan bisa berkembang lebih baik di tahun pertamanya dengan kontribusi dan keberadaan mahasiswa baru.
Situasi yang dialami Rifad jelas berbeda dengan kebanyakan mahasiswa lain. Ketika mahasiswa lain, termasuk saya, biasanya hanya tinggal menikmati dan meneruskan apa yang sudah ditinggalkan. Sebagai angkatan pertama, Rifad dan kawan-kawannya, harus turut berkontribusi terhadap berbagai upaya pengembangan program studi.
Saya jadi ingat satu petuah yang mengatakan jika bukan kampus yang membentuk mahasiswa menjadi berkualitas, sebaliknya mahasiswalah yang membuat kampus mencapai kualitas tertentu. Rispek, Lur.
Penulis: Dito Yudhistira Iksandy
Editor: Kenia IntanĀ
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.