Aktivitas yang kudu wajib dilakukan bagi pengguna Instagram adalah membuat Instagram Story dan melihat punya orang lain. Sedangkan membuat postingan sudah sangat jarang dilakukan, dengan alasan agar feed tetap elegan dan bukan menjadi sarang spam foto atau video.
Namun, menjadikan Instagram Story sebagai jalan ninja buat memamerkan segala aktivitas haruslah benar-benar menarik, agar yang lihat tidak bosan dan tidak ngedumel seperti yang saya lakukan ketika melihat unggahan milik orang lain yang gitu-gitu aja.
Buat kamu yang bangga ketika viewers yang lihat story mu sangat banyak, mending hati-hati dalam rasa ujub tersebut. Yang dikhawatirkan adalah ketika mereka cuman skip-skip doang tanpa menikmati dan memaknai apa yang kamu pamerkan. Iya, skip-skip je.
Begitulah yang saya lakukan ketika melihat Instagram Story yang muncul berderet pada bagian atas ketika kita baru saja buka aplikasinya, ya sebatas cek. Kalau sudah membosankan dari awal ya gak bakal lanjut lagi. Saya lebih senang melihat kolom komentar postingan akun publik yang sedang ramai diperbincangkan.
Nah, berikut alasan mengapa saya gampang bosan atau malah malas banget buat ngintip story milik orang lain yang saya ikuti di Instagram.
Spam terooss
Pasti kalian sering banget lihat Instagram Story milik temen kalian yang banyaknya sudah gak ketulungan lagi. Bayangkan coba, satu hari saja,story-nya udah kayak titik-titik berderet yang buat tangan pegal atau malah buat mata sakit.
Kalau saya sudah temukan hal seperti ini, dan berulang kali melakukan hal yang sama, kalau nggak saya blokir ya saya unfollow. Memang sih saya bukan artis Instagram, bukan juga pemilik akun yang banyak followersnya, tapi saya juga punya hak buat memilih akun yang benar-benar bermanfaat tentunya buat saya sendiri , tidak tahu buat yang lain.
Ini sering kali kita temukan pada akun pribadi yang memiliki banyak followers yang tiba-tiba isi Instagram Story-nya cuman endorse, spam foto yang gayanya itu-itu saja, atau ucapan selamat ulang tahun yang jadi trending belakangan ini.
Iklan yang sangat nggak berakhlakÂ
Pasti teman-teman juga sangat terganggu apabila sudah lihat Instagram Story yang satu, tapi ketika ingin lihat yang selanjutnya malah harus kena iklan dulu, yang membuat mood jadi buruk seketika.
Bayangkan aja coba, kamu melihat story milik teman kamu, setelah itu kamu juga ingin melihat story teman yang lain di halaman selanjutnya, tapi malah yang terbuka adalah iklan yang sangat-sangat tidak berakhlak.
Padahal di postingan teman-teman, kebanyakan udah pada berjualan atau merupakan produk endorse, eh malah di Instagram Story juga tidak kalah menyakitkan hati. Instagram udah kayak aplikasi endorse yang peruntukannya meraup pundi-pundi rupiah. Bukan lagi sebagai tempat untuk memperlihatkan eksistensinya melalui foto-foto maupun karya yang perlu dipamerkan ke followersnya.
Isinya sama je dengan yang lain.
Seperti yang saya tuliskan tadi, ucapan selamat ulang tahun yang lagi trending adalah manifestasi ketidakmampuan seseorang untuk berkreativitas. Repost ucapan selamat ulang tahun hampir setiap hari saya temukan di Instagram Story following saya, dan model spam lagi, hadehhhh.
Begitupun kalau ada berita yang lagi viral, kebanyakan akun pada kompak membagikan hal yang sama. Saya kalau sudah begini, pasti gak mau membagikan hal yang serupa. Buat apa coba? Followers saya sudah tau juga, nggak guna.
Mending gini deh, kalau ada berita viral ya gak usah kalian bagikan juga, itu sudah tugas akun publik yang tupoksinya untuk itu. Hal-hal yang berkaitan tentang informasi, fakta, tentang apa saja, itu sudah ada semua akun yang membahas nya.
Jadi, Instagram Story kita adalah apa yang kita punya untuk dipamerkan. Misalkan memotret makanan, memotret tanaman hias milik sendiri, merekam tingkah lucu adek bayi, dan hal-hal yang bersifat “cuma kita yang punya” lainnya. Kan gak mungkin foto makanan kita difoto juga oleh orang lain, kan gak mungkin juga tanaman hias kita lalu dijadikan story orang lain, dan nggak mungkin juga adek bayi kita diklaim oleh orang lain, kan?
Ketiga hal itulah yang buat saya kurang tertarik buat lihat Instagram Story orang. Jangankan melihat, saya sendiri sudah muak buat Instagram Story, mending jadi tim penyimak kolom komentar akun meme atau dagelan yang lebih membuat suasana batin jadi mantap pooolll.
BACA JUGA Story WhatsApp, Cara Menyampaikan Rindu Kala Gengsi dan tulisan Rahmatullah Syabir lainnya.