Jual Beli Bagasi Pesawat, Bisnis yang Dilirik para Perantau Luar Negeri. Untungnya Bisa buat Ongkos Pulang ke Tanah Air!

Jual Beli Bagasi Pesawat, Bisnis yang Dilirik para Perantau Luar Negeri. Untungnya Bisa buat Ongkos Pulang ke Tanah Air!

Jual Beli Bagasi Pesawat, Bisnis yang Dilirik para Perantau Luar Negeri. Untungnya Bisa buat Ongkos Pulang ke Tanah Air! (Unsplash.com)

Jual beli bagasi pesawat jadi bisnis yang digemari para perantau luar negeri. Keuntungannya lumayan buat ganti ongkos pulang!

Buat sebagian perantau yang tinggal di luar negeri seperti saya, ongkos mudik ke tanah air jadi hal yang perlu dipertimbangkan baik-baik. Tau sendiri ya harga tiket pesawatnya lumayan. Misalnya saya yang tinggal di Jerman dan hendak pulang ke Indonesia, harga tiket pesawat PP saja saya harus mengeluarkan uang 800-1000€ atau sekitar 13-16 juta rupiah. Kalau sedang beruntung, saya bisa mendapat tiket pesawat seharga 600€ atau 700€, tapi tetap saja, buat saya itu bukan angka yang kecil.

Belum lagi ongkos untuk perjalanan lanjutan dari bandara ke kota asal saya. Lantaran saya selalu turun di Jakarta dulu dan juga sangu ketika mudik, hasil kerja saya selama di Jerman habis terkuras untuk ongkos ini. Hal ini tentu nggak cuma saya yang merasakannya, tapi juga teman-teman perantau lainnya. 

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya pun berusaha mengakali hal tersebut. Dari situlah saya kemudian mencoba bisnis jual beli bagasi pesawat.

Bisnis jual beli bagasi pesawat sudah jadi tren

Sebenarnya bisnis jual beli bagasi pesawat ini sudah jadi tren dan terkenal di khalayak. Biasanya kita mengenal istilah “jastip” di mana kita menitip untuk membeli barang pada seseorang—kebanyakan barang dari luar negeri yang nggak ada di Indonesia—kemudian kita membayar jasa titip beli tersebut.

Nah, jual beli bagasi pesawat ini sebenarnya sistemnya hampir sama dengan jastip yang kita kenal ini. Jadi, jual beli bagasi pesawat berarti kita menawarkan jatah bagasi kosong yang nggak kita gunakan ketika hendak pulang ke tanah air. Titip bagasi gitu lah istilah lainnya. Bedanya, kalau jastip barang hitungannya per barang, sementara titip bagasi ini hitungannya per kilogram.

Kita semua tahu kalau setiap maskapai penerbangan akan memberi jatah bagasi untuk setiap penumpangnya mulai dari 25 hingga 45 kg, tergantung maskapai dan tiketnya. Untuk sekadar mudik ke tanah air dan kembali lagi ke perantauan, sebenarnya kita nggak perlu banyak ruang bagasi.

Contohnya, saya sering menggunakan maskapai Turkish Airlines untuk mudik ke Indonesia. Maskapai satu ini memberi jatah bagasi 30 kg pulang dan 30 kg pergi, belum lagi ditambah 7 kg untuk kabin. Untuk penggunaan pribadi, biasanya saya hanya menggunakan 20-25 kg. Nah, karena masih ada sisa ruang yang sayang kalau nggak dipakai, saya pun menjual bagasi sisanya ke orang yang membutuhkan.

Mungkin kalian bakal bertanya-tanya, memangnya ada yang butuh bagasi? Wah, jangan salah, Gaes, biasanya pembeli titip bagasi ini adalah orang-orang Indonesia sendiri. Biasanya mereka membeli untuk mengirimkan sesuatu ke Indonesia, atau kebalikannya, mereka ingin membawa sesuatu dari Indonesia untuk dibawa ke Jerman. Peminatnya cukup banyak, kok, jadi nggak perlu khawatir sisa bagasi kalian nggak ada yang beli.

Bikin iklan titip bagasi, lalu kirimkan ke grup atau personal

Sebelum menjajal bisnis jual beli bagasi pesawat ini, kalian bisa membuat iklan terlebih dulu. Iklan ini bisa berupa poster atau tulisan yang dikirimkan ke grup atau personal. Untuk titip bagasi Jerman-Indonesia sendiri sudah ada grup Facebook-nya, jadi lebih mudah untuk mengiklankan.

Dalam poster, penjual bisa memberikan info seperti berapa kilo total bagasi yang dijual, ketentuan barang yang boleh dititipkan, tanggal penerbangan, harga, dan kota asal di Jerman serta kota tujuan di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembeli bertransaksi.

Barang yang boleh dititipkan pun beragam, mulai dari pakaian, makanan, hingga dokumen. Tentu dengan banyak ketentuan agar nggak menimbulkan masalah. Harga per kilo bagasi dijual dengan harga 13-15€ untuk barang dan 1€ per lembar untuk dokumen. Biasanya akan ada potongan jika ada yang membeli mulai dari 5 kg.

Berdasarkan pengalaman, saya pernah menjual total 30 kg bagasi pesawat pulang pergi dengan harga per kilonya 14€. Dari sini saya mendapat uang sekitar 420€, sementara harga tiket pesawat saya saat itu 850€. Itu berarti sama saja saya hanya membayar harga pesawat setengahnya. Buat saya pribadi bisnis jual beli bagasi pesawat ini bisa meringankan pengeluaran mudik ke tanah air. 

Untuk mengirim barang dari Jerman ke Indonesia atau sebaliknya kini bukan lagi hal sulit. Untuk keamanannya pun cukup terjamin karena kita tahu kepada siapa kita menitipkan barang. Selain itu, waktu sampai barang juga sudah bisa dipastikan. Yang penting sebagai pihak yang dititipi, tugas saya adalah menjaga agar barang tiba dengan selamat ke tanah air dan sampai ke pemiliknya. Tertarik?

Penulis: Aminatus Sholihah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Kelebihan dan Kekurangan yang Saya Rasakan Saat Naik Pelita Air, Maskapai “Baru” Pertamina.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version