Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

John Wick: Chapter 3 – Parabellum: Berlumuran Sensasi Dan Rasa Menunggu

H.R. Nawawi oleh H.R. Nawawi
29 Mei 2019
A A
John Wick

John Wick

Share on FacebookShare on Twitter

Di minggu kedua setelah rilis di bioskop Indonesia, 17 Mei 2019, sensasi John Wick sebagai film laga masih terasa di benak para penonton yang mengikuti chapternya sejak awal. Bahkan beberapa video-video yang direkomendasikan di YouTube masih kerap muncul soal Kang Cecep dan Yayan. Merekalah aktor laga Indonesia yang konon dipanggil untuk terlibat di babak ketiga John Wick. Kalau menurut kalian biasa aja atau itu sebuah prestasi.

Tapi mungkin sutradara Chad Stahelski ingin merangkul semua penonton di segala penjuru Bumi sehingga harus melibatkan orang Indonesia. Atau mungkin juga karena sosok Yayan dan Cecep sudah waktunya diakui khayalak Internasional karena debut mereka berdua sebagai aktor laga sudah harum semerbak—tapi bisa jadi juga hanya sensasi saja. Begitulah pintu kemungkinan, tidak pernah tertutup rapat untuk sekalian manusia alam yang mau-maunya berpikir.

Selain kental dengan sensasi, film John Wick sejak awal dipenuhi rasa menunggu. Ending film selalu menyisakan kemungkinan kisah berlanjut. Seperti babak sebelumnya yang ditutup dengan pemburuan John Wick setelah melanggar aturan di kawasan steril The Continental dan telah membunuh salah satu petinggi High Table.

“Kita perlu aturan, dan itulah pembeda kita dengan hewan,” ujar pimpinan hotel The Continental yang menjunjung ketertiban dan profesionalitas di area hotel. Sebagai manusia, rasanya perlu mempunyai kesepakatan yang harus dijaga dan dihormati. Siapapun pelanggarnya mereka harus diberi konsekuensi, seperti penolakan John Wick yang tidak mau menjadi pembunuh lagi saat dia punya janji diatas koin yang membekas darah jarinya.

Saya tidak akan mengulas tuntas bagaimana cerita Derek Kolstad berkembang—melainkan bagaimana kita sebagai penonton Indonesia belajar, dan terus belajar, untuk mengarungi dunia sinematografi yang baik. Alat yang canggih memang hambatan utama kita, tapi tidak membuat orang-orang macam kita yang 3 abad lamanya dijajah untuk mundur, kan? Saya juga sempat terpikir tentang siapa kita sebenarnya bagi para filmmaker dunia. Apakah mungkin suatu saat nanti film Indonesia bisa berjaya suatu saat nanti?

“Ya mungkin lah,” ujar para pelaku sinema tingkat Perguruan Tinggi.

“Tidak bisa secepat itu. Pram saja lama sekali untuk diakui kita sendiri, meskipun sudah di mana-mana bukunya diterjemahkan.”

“Dua tahun ini Festival Film Cannes mengakui karya-karya Asia. Shopfilter dan Parasite itu orang-orang karya benua kita lo.”

Baca Juga:

Prediksi Plot Film Hollywood yang Bercerita Soal Afghanistan Hari Ini

Alasan James Bond Punya Banyak Penggemar padahal dia Agen Rahasia yang Sembrono

“Yah kalo ngomongin karya Jepang dan Korea Selatan sangat mungkin. India apalagi. Cuma kita ini yang tidak haus prestasi.”

“Loh film dokumentasi Sexy Killers itu karya orang Indonesia lo, apa ya sebagai dokumenter itu tidak dilirik?”

“Sudahlah kita tunggu.”

Semua jawaban dari apapun pertanyaannya kepada kami adalah kepasrahan dan terus menunggu. Paling-paling jawaban yang aman dan menenangkan adalah “belum waktunya” untuk kita. Ya sudah, toh kita juga punya tingkat kesabaran untuk menunggu, seperti detik-detik akan ditayangkannya Avengers: End Game bagi pecinta hero dan John Wick sebagai penyuka action yang ciamik.

Memang tidak bisa mengalahkan hebohnya Avengers: Endgame dan People Power 22 Mei kemarin kalau di Indonesia. Padahal di Amerika Serikat informasi yang dilansir Associated Press, pendapatan John Wick: Chapter 3 ini mampu menggeser Avengers: Endgame yang bertengger di angka satu Box Office. Lagi-lagi sensasi yang didapatkan dari film ini menjadi bertambah dan rasa menunggu untuk menggeser pendapatan film Titanic bukanlah hal yang jauh dari mustahil.

Kemarin saat menonton di minggu pertama Kursi Empire XXI Kota Jogja penuh. Padahal itu jam-jam orang masih sibuk Tarawih, dengerin kultum, atau sedang tadarusan. Percaya atau tidak kursi penonton dipenuhi laki-laki dengan beragam umur. Kalaupun ada perempuan yang diajak pacarnya menonton pasti dia seringkali tidak ngeh dengan alur ceritanya. Memang begitu adanya kami orang-orang kota kalau pacaran di bioskop. Tidak ada yang jauh lebih penting selain kebersamaan—begitu mungkin jargonnya orang pacaran.

Kebersamaan sering membuat nonton film itu hambar namun juga bisa membuat berlumuran sensasi. Dan jikalau mengingat Mei 2017 saat aku nonton bersama teman di kota yang sama namun tempat berbeda maka rasa menunggu itu cukup membekas. Kisah yang belum tuntas di setiap babak harus dibayar lunas di babak selanjutnya—seperti kata Eka Kurniawan, dendam harus dibayar tuntas.

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Film HollywoodJohn WickJohn Wick: Chapter 3 - Parabellum
H.R. Nawawi

H.R. Nawawi

Jika di dunia hanya ada dua pilihan antara riang dan menangis. Saya memilih menangis. Kehampaan.

ArtikelTerkait

film dubbing film hollywood film korea subtitle tidak suka film dubbing dubber profesional terminal mojok.co

3 Alasan untuk Tidak Menyukai Film Dubbing

28 Agustus 2020
Perbedaan Nonton American Pie Saat Remaja dan Dewasa terminal mojok

Perbedaan Nonton ‘American Pie’ Saat Remaja dan Dewasa

13 April 2021
Nasib Imigran yang Berjaya, Terlunta, dan Menderta di Film Martin Scorsese terminal mojok.co

Nasib Imigran yang Berjaya, Terlunta, dan Menderita di Film Martin Scorsese

9 Oktober 2020
Romantisme Hollywood Memfasilitasi Kecintaan Kita pada Badboy dan Fakboi terminal mojok.co

Romantisme Hollywood Memfasilitasi Kecintaan Kita pada Badboy dan Fakboi

25 Oktober 2020
Prediksi Plot Film Hollywood yang Bercerita Soal Afghanistan Hari Ini terminal mojok.co

Prediksi Plot Film Hollywood yang Bercerita Soal Afghanistan Hari Ini

28 Agustus 2021
Alasan James Bond Punya Banyak Penggemar padahal dia Agen Rahasia yang Sembrono terminal mojok

Alasan James Bond Punya Banyak Penggemar padahal dia Agen Rahasia yang Sembrono

25 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.