Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jogja Itu Emang Romantis, tapi buat Pendatang dan Turis Aja

Mochamad Firman Kaisa oleh Mochamad Firman Kaisa
5 Agustus 2025
A A
Ramainya Jogja Sudah Nggak Masuk Akal, bahkan bagi Orang Luar Kota Sekalipun

Ramainya Jogja Sudah Nggak Masuk Akal, bahkan bagi Orang Luar Kota Sekalipun (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jogja itu manis, katanya. Ramah, murah, adem, katanya. Tapi kok yang ngerantau ke sini lama-lama jadi kayak korban ghosting?

Awalnya disayang-sayang, dikasih pemandangan senja, kopi di pinggir kali, dan temen nongkrong yang sepemikiran. Eh, ujung-ujungnya ditampar kenyataan, gaji kecil, hidup mahal, jalan macet, dan susah nabung. Yang katanya kota penuh budaya, malah makin ke sini makin susah dibedain sama Bali KW, Jepang KW, Eropa KW atau Korea KW.

Jadi tidak berlebihan sebenarnya,  jika masih meromantisasi Jogja adalah hal yang konyol.

Hidup di Jogja tidak sesimpel stiker “Jogja Istimewa”

Orang luar liat Jogja kayak liat mantan yang udah cakep, pinter, plus suka musik indie. Tapi yang tinggal di sini tahu, Jogja itu makin sumpek, makin penuh, dan makin absurd. Harga tanah naik, sewa kost ikutan naik, dan jalanan dari UGM ke Jakal lebih macet dari jalan Cikampek waktu libur panjang.

Banyak warga lokal yang udah nggak punya ruang. Sawah makin tipis, tempat tinggal pelan-pelan dikapling. Yang dulunya warung soto legendaris, sekarang jadi tempat ngopi dengan nama-nama aneh, Kopi Senja Patah Hati, atau Espresso Rasa Mantan. Terdengar romantis banget memang, sampai-sampai warganya keusir.

UMR yang untuk sebulan aja kembang-kempis

UMR Jogja itu… ya begitulah. Kayak cinta sepihak, kecil tapi bikin bertahan. Bayangin, UMR-nya cuma dua jutaan, tapi harga makanannya udah naik kayak di Jakarta. Kamar kost kecil, kipas angin doang, harga 800 ribu per bulan. Makan dua kali sehari aja udah habis 30 ribu. Belum Wi-Fi, belum laundry, belum pulsa, belum bensin, belum mental breakdown.

Gaji segitu cocoknya buat nginep seminggu, bukan hidup sebulan. Jadi kalau kamu masih mikir “tinggal di Jogja itu murah”, mungkin kamu mainnya masih di angkringan deket Stasiun Tugu.

Budaya lokal? Masuk Instagram dulu, baru laku

Jogja katanya kota budaya. Tapi budaya yang mana dulu? Yang dijual ke turis, atau yang masih dijaga sama warga? Coba deh jalan ke Prawirotaman, Tamansiswa, sampai ke area Kotabaru. Penuh homestay, cafe, galeri nyeni, dan mural-mural quotes galau.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Yang jadi masalah budaya lokal bukan lagi sesuatu yang hidup, tapi yang dijual. Yang dipilih yang estetik, yang bisa masuk reels. Gamelan dianggap norak, tapi teh kombucha rasa tempe dihargai bisa 60 ribu. Ini bukan sekadar pergeseran, tapi pergeseran yang menggilas. Yang punya modal menang, yang punya kenangan cuma bisa ngelus dada sambil ngamen di perempatan.

Romantisme itu sementara, karena menemukan orang yang bernasib sama

Kamu ngerasa Jogja romantis? Bisa jadi karena kamu ketemu temen kuliah yang asik, temen kos yang bisa diajak berbagi cerita, besti yang bisa diajak ngopi sambil ngelist daftar kulineran. Tapi semua itu semu.

Temen kuliah bisa diterima kerja di luar Jogja, temen kos bisa pulang kampung, bestimu mungkin sudah sibuk berkeluarga, cafe favorit bisa tutup, dan kamu bakal sadar satu hal, kamu kesepian di kota yang katanya penuh cinta.

Romantisme itu bukan dari kotanya, tapi dari momen dan orang yang pas. Tanpa itu, Jogja ya cuma kota panas dengan asap hitam bus Trans Jogja yang bikin batuk.

Jogja memang romantis, tapi hanya kalau kamu pendatang

Jogja itu memang manis, tapi kayak es teh di angkringan, manisnya sebentar, habis itu tinggal ampas. Kalau kamu cuma mampir seminggu-dua minggu, tentu terasa syahdu. Tapi kalau kamu tinggal bertahun-tahun akan mulai terasa pahitnya.

Jadi, nggak usah terlalu fanatik. Jogja itu kayak mantan yang pas masih PDKT keliatan sempurna, tapi pas udah jadian baru ketauan banyak problemnya.

Cintailah Jogja sewajarnya. Kalau cuma main, ya main. Kalau mau tinggal, siap-siap kecewa. Tapi kalau kamu udah tinggal, ya berjuanglah bareng warga lokal yang tiap hari kerja keras demi bertahan.
Jogja itu romantis, tapi buat mereka yang cuma mampir. Yang tinggal? Mereka lebih butuh keadilan sosial ketimbang secangkir kopi yang diminum kala senja.

Penulis: Mochamad Firman Kaisa
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Orang Masih Bertahan di Jogja Tak Melulu karena Nyaman, tapi Bisa Jadi karena Nggak Punya Pilihan Lagi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2025 oleh

Tags: Jogjajogja istimewa
Mochamad Firman Kaisa

Mochamad Firman Kaisa

ArtikelTerkait

5 Hal yang Membuat Orang Jember Iri sama Jogja (Unsplash)

5 Hal yang Membuat Orang Jember Iri sama Jogja

14 Juli 2023
Jogja Itu Indah asalkan Kamu Nggak Keluar Rumah

Jogja Itu Indah asalkan Kamu Nggak Keluar Rumah

9 Agustus 2025
UIN Jogja Tidak Pantas Lagi Menyandang Status Kampus Rakyat (Unsplash)

UIN Jogja Tidak Pantas Menyandang Status Kampus Rakyat ketika UKT Anak Petani Tembus 7 Juta Rupiah!

28 September 2023
Gaji Pekerja Jogja Sepele di Depan Gaji Penjaga Warung Madura (Unsplash)

Warung Madura Bahagia Kantongi Omzet 90 Juta per Bulan: Penjaganya Hidup Bahagia Banyak Duit Sementara Pekerja Jogja Merana Sampai Kiamat

25 Juni 2025
5 Alasan Mal Jadul, Galeria Mall, Masih Digemari Orang Jogja Mojok.co

5 Alasan Mal Jadul, Galeria Mall, Masih Digemari Orang Jogja

30 September 2024
Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit! Mojok.co

Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

5 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.