Bandung memang terkadang menjadi tempat tinggal yang menyebalkan. Banyak jalan yang rusak, termasuk kota dengan tingkat kekerasan tertinggi, juga suporter bolanya yang kadang berlebihan. Meski begitu, saya bersyukur bisa lahir dan tinggal di Kota Kembang setelah melihat Jogja.
Beberapa kali saya berkunjung ke Jogja. Kebetulan di sana ada rumah paman saya yang bekerja sebagai dosen di UGM. Rumahnya yang cukup nyaman dan tidak terlalu jauh dari pusat kota membuat saya dan keluarga tak sekadar berkunjung, tapi pernah sampai tinggal beberapa minggu di sana. Pengalaman tinggal di Jogja tersebut kemudian menjadi awal saya sangat mensyukuri lahir dan hidup di Bandung.
Saya pernah tinggal cukup lamaa di Jogja ketika menghabiskan masa liburan sekolah. Niatnya ingin mencari pengalaman baru sekaligus liburan di sana. Bagaimanapun Jogja lebih terkenal dengan destinasi wisatanya ketimbang Bandung. Saya bisa membayangkan berwisata ke Candi Prambanan, bermain ke Pantai Parangtritis, dan berjalan-jalan di Malioboro selama di sana. Belum lagi bayangan mencicipi kulinernya seperti gudeg, bakpia, wedang uwuh, dll., sudah bikin saya tak sabar.
Akan tetapi tinggal di Jogja tak semenyenangkan yang saya bayangkan. Bukan maksud saya mengatakan Jogja tak pantas jadi tujuan wisata, tapi sebagai orang Bandung, saya merasa kurang cocok dengan kota satu ini. Setidaknya untuk dijadikan tempat tinggal.
Udara Jogja panas, beda sama Bandung
Ketika pertama kali sampai di Jogja, kebetulan waktu itu malam hari, tubuh saya langsung merasa aneh. Kota Pelajar ternyata gerah dan panas. Maka hal pertama yang saya lakukan ketika sampai di rumah paman adalah langsung mandi.
Sebelumnya ketika hidup di Bandung, saya jarang mandi di malam hari. Boro-boro mandi, cuci muka saja jarang karena hawanya dingin. Terlebih saya hidup di daerah yang berbatasan dengan dataran tinggi. Kebayang kan udaranya kayak gimana.
Dulu saya sering mengeluh karena kedinginan selama tinggal di Kota Kembang. Tak jarang saya jadi gampang masuk angin dan meriang. Tetapi setelah tinggal di Jogja beberapa waktu, saya baru sadar dan bersyukur kalau udara dingin di Bandung nggak seburuk itu.
Baca halaman: Orang Bandung tinggal di Jogja jadi boros air…
Boros air karena bisa mandi sampai enam kali sehari saking panasnya
Di Bandung, saya biasa mandi dua kali sehari. Kalau nggak gerah-gerah amat, mandi sekali sehari cukup, sih. Tetapi ketika tinggal di Jogja, saya bisa mandi sehari enam kali saking panasnya. Entah udara Jogja sepanas itu atau memang saya yang lemah, yang jelas sebagai orang Bandung saya nggak kuat dengan udara panas Jogja.
Di siang hari, ketika sedang panas-panasnya, baru selesai mandi saja keringat saya sudah langsung bercucuran. Saya nggak bisa membayangkan seandainya saya pindah ke Jogja, bisa-bisa merana akibat tagihan air membengkak. Gimana lagi, kalau udaranya panas bawaannya pengin mandi terus yang mengakibatkan boros air. Kayaknya mending kedinginan daripada kegerahan, deh.
Nggak ada angkot, susah mau bepergian naik transportasi umum
Sesudah beberapa hari tinggal di Jogja, saya langsung dibikin terheran-heran karena nggak ada angkot di sana. Niat hati ingin main ke Malioboro, eh, harus jalan dulu ke halte bus terdekat menunggu Trans Jogja. Cukup repot karena saat itu nggak ada transportasi umum yang siap sedia kayak angkot.
Beda sama di Bandung yang sampai saat ini berseliweran angkot. Terlepas dari kisah menyebalkannya angkutan satu ini, nyatanya angkot masih berjasa sebagai transportasi umum yang siap sedia membawa penumpang.
Setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan Jogja justru mengajarkan saya untuk bersyukur bisa tinggal di Bandung. Jogja memang daerah istimewa, banyak kuliner dan destinasi wisata, tapi untuk jadi tempat tinggal, mohon maaf bagi saya Bandung masih lebih bagi dari segi suasananya.
Penulis: Handri Setiadi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jogja dan Masalah Banjir yang Tak Kunjung Usai: Diguyur Hujan Sekali, Banjirnya Berkali-kali.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
