Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Jeritan Hati Mahasiswi Kamseupay Macam Saya

Dwi Susilowati oleh Dwi Susilowati
7 Mei 2019
A A
mahasiswi curhat

mahasiswi curhat

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi mahasiswi kamseupay alias mahasiswa wanita yang kampungan nan menyedihkan itu memang menyebalkan. Apalagi, kamu dikelilingi oleh teman-teman toxic.

Perkenalkan, saya adalah mahasiswi yang biasa-biasa. Tidak kaya, juga tidak miskin. Kalau kampungan? Pasti. Maklum, rumah saya pelosok negeri. Entah terdeteksi di Google Maps atau tidak. Saya kuliah sambil bekerja. Jadi, untuk beli ayam geprek setiap hari, insyaallah bisa. Soalnya untuk biaya kuliah, masih ditanggung sama keluarga, hehehe.

Saya tipikal orang yang bodo amat dan oke-oke saja berteman dengan siapa pun. Namun, sebagai introvert, saya lebih suka glimbang-glimbung di rumah daripada harus keluyuran ke tempat-tempat mahal sama segerombolan orang yang katanya sih, “teman”. Lebih tepatnya, ngiriittt!!! Hehehe.

Kembali ke pembahasan soal betapa kampungannya saya, saya benar-benar tumbuh menjadi orang yang tuna merek alias jenama. Masa bodoh sama Sophie Martin, Jims Honey, Elizabeth, apalagi Channel. Beeeehhh, lha wong beli baju saja 6 bulan sekali, di toko 35 ribuan lagi. Yang sering ya nglungsuri bekas baju milik kakak perempuan saya. Apa saya keberatan? Tidak sama sekali. Soalnya sudah menjadi tradisi sebagai anak bungsu, untuk mewarisi baju mbaknya.

Namun, bencana itu datang ketika saya memasuki bangku perkuliahan. Ketika bergaul dengan teman, tidak ada yang mereka bicarakan selain diskonan barang-barang branded. Yang meskipun sudah ada potongan harga 50%, tetap saja harganya 5x lipat lebih mahal dari harga pakaian saya biasanya.

Saya melihat binar mata teman-teman saya saat mereka menemukan promo beli satu gratis satu. Mereka akan betah ngomong 2 jam untuk membahas perbandingan harga produk dari brand sana sampai brand sini. Padahal, selisihnya juga paling banter 10 ribu. Pembahasan semacam itu sangat mengganggu saya. Ya, karena obrolan itu membuat saya merasa menjadi manusia paling bodoh dan cupu sedunia.

Tidak sampai di situ, di dunia tempat saya bekerja pun, yang notabene juga tinggal di pelosok kampung macam saya, pakaian dan barang penunjang lainnya juga bermerek semua. Mulai dari Backpack, Eiger, dan barang-barang lain yang benar-benar asing di telinga saya, tetapi harganya mahal.

Sejujurnya, saya tidak nyaman hidup di lingkaran pertemanan semacam ini. Saya selalu ingin menjauh. Merasa tidak cocok dan tidak nyambung dengan apa yang mereka bicarakan. Ketika mereka meminta tanggapan ke saya terkait kabar gembira hiruk pikuk promo-promo bulan Ramadan, saya hanya bisa menjawab dengan tersenyum atau pura-pura bermain ponsel.

Baca Juga:

4 Kelakuan Menjengkelkan Penebeng Kendaraan Teman, Tolong Peka Sedikitlah

5 Kelakuan Menyebalkan yang Harus Dihindari Saat Ngontrak Bareng Teman

Tidak ada yang menyenangkan dari pertemanan beracun seperti ini. Jika boleh, lewat artikel ini, saya ingin menyuarakan jeritan hati saya selaku mahasiswi yang kamseupay (kampungan sekali iyuhhh payah).

“Dariku, untuk kalian yang gemar beli barang-barang mahal.

Wahai teman-teman yang menghamba brand-brand ternama. Di surat ini, saya ingin bilang bahwa sejujurnya, saya merasa tertekan dengan obrolan kita yang itu-itu saja. Maukah kalian sesekali membahas soal kenapa Upin-Ipin tidak kunjung SMA, atau kenapa Dora tidak pernah ganti baju. Atau, bisakah kita habiskan jam-jam istirahat kuliah untuk ngobrol soal kebodohan-kebodohan netizen yang suka menebar kebencian di kolom komentar?

Wahai teman-teman yang saya sayangi. Saya bukan manusia sok alim seperti yang selama ini kalian lihat hanya karena sering tidak nyahut saat kalian ajak bicara. Bahkan sebetulnya, saya juga doyan gibah alias ngrasani orang lain. Sangat manusiawi. Maka, saya akan senang hati membahas dosen bahasa Indonesia kita yang anti kritik nan menyebalkan yang tidak tahu bahwa kata yang benar sesuai KBBI adalah ‘sekadar’ bukan ‘sekedar’.

Saya juga bersedia kok ngomongin orang-orang sok pintar yang bahkan tidak bisa menulis ‘di-‘ dengan benar. Atau, saya sebenarnya orang yang suka bercanda dan ngomongin hal-hal receh, kok. 

Lantas, maukah kalian meluangkan beberapa waktu untuk tidak membahas produk keluaran terbaru dari Alibi Paris, Brun-Brun, atau Fossil

Sebab sejujurnya, pembicaraan kalian membuat saya pesimistis dan rendah diri. Merasa saya adalah orang paling miskin sejagad raya. Saya harap, kalian berkenan menerima seseorang yang kampungan semacam saya.

Terima kasih.

Tertanda,

Aku, yang ingin dimengerti.”

Terakhir diperbarui pada 7 Mei 2019 oleh

Tags: Jeritan HatiKamseupayMahasiswiTeman
Dwi Susilowati

Dwi Susilowati

Gadis 21 tahun yang belum kenal dirinya sendiri.

ArtikelTerkait

5 Kelakuan Menyebalkan yang Harus Dihindari Saat Ngontrak Bareng Teman Mojok.co

5 Kelakuan Menyebalkan yang Harus Dihindari Saat Ngontrak Bareng Teman

27 Agustus 2024

Menjaga Pertemanan dengan Mendukung Bisnis, Bukan Minta Harga Teman Terooos!

23 Mei 2021
teman

Repotnya Punya Teman Yang Suka Menghasut Dan Bermuka Dua

27 Mei 2019
Betapa Menyebalkannya Punya Teman yang Tiba-tiba Mainan HP Saat Ngobrol

Betapa Menyebalkannya Punya Teman yang Tiba-tiba Mainan HP Saat Ngobrol

31 Maret 2023
Belakangan Ini Semua Media Sosial Terasa Toksik Kecuali Quora terminal mojok.co

Tidak Ada Paksaan Untuk Saling Follow di Media Sosial

21 Juni 2019
Slangpedia 5 Kata Lain untuk Menyebut 'Friend', Biar Nggak Dibilang Kaku MOJOK.CO

Slangpedia: 5 Kata Lain untuk Menyebut ‘Friend’, Biar Nggak Dibilang Kaku

3 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

Opel Blazer, Motuba Nyaman yang Bikin Penumpang Ketiduran di Jok Belakang

23 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.