Jenang Jaket, Makanan Manis yang Patut Dijadikan Oleh-oleh Purwokerto. Biar Tahunya Nggak Cuma Nopia dan Mendoan

Jenang Jaket, Makanan Manis yang Patut Dijadikan Oleh-oleh Purwokerto biar Tahunya Nggak Cuma Nopia dan Mendoan

Jenang Jaket, Makanan Manis yang Patut Dijadikan Oleh-oleh Purwokerto biar Tahunya Nggak Cuma Nopia dan Mendoan (Midori via Wikimedia Commons)

Kalau ke Purwokerto, jangan lupa membeli oleh-oleh jenang jaket untuk sanak saudara di kampung halaman, ya.

Banyumas memiliki kuliner yang melimpah. Mulai dari sroto Sokaraja, getuk goreng, keripik tempe, mendoan, nopia, dll. Selain kuliner yang tentunya sudah terkenal itu, ada satu lagi kuliner yang bisa dijadikan referensi untuk oleh-oleh. Kuliner yang saya maksud adalah jenang jaket.

Ketika akun Instagram Mojok memposting rekomendasi makanan khas Banyumas selain keripik tempe dan nopia, banyak netizen yang bertanya, “Kok nggak ada jenang jaket, Kak?” Sebagai orang yang lahir di Purwokerto, saya baru ingat bahwa masih ada satu makanan lagi yang patut dicoba dan jadi oleh-oleh Purwokerto.

Apa itu jenang jaket?

Jenang jaket terbuat dari gula merah, santan kelapa, dan beras ketan. Kata “jaket” sendiri bukan merupakan istilah pakaian, melainkan akronim dari “Jenang Asli Ketan”. Oleh-oleh Purwokerto ini memiliki cita rasa yang manis dan gurih serta tekstur yang lembut dan kenyal.

Kadang, jenang jaket dijadikan makanan pendamping saat minum teh atau kopi. Biasanya ada dua jenis jenang]. Pertama, polos tanpa wijen. Kedua, dengan wijen.

Di Purwokerto sendiri, makanan ini juga disajikan dalam acara hajatan tertentu. Makanan ini menjadi makanan yang wajib dihidangkan. Namun seiring perkembangan zaman, makanan manis ini dijadikan sebagai oleh-oleh khas Purwokerto.

Dibuat dengan cara tradisional

Pembuatan jenang jaket cukup unik. Dimasak dengan cara tradisional, yaitu menggunakan wajan tembaga ditaruh di atas tungku arang dan batok kelapa. Pertama, beras ketan dihaluskan terlebih dulu. Selanjutnya, santan direbus sampai mendidih lalu didinginkan. Setelah itu masukkan tepung beras ketan yang sudah dihaluskan ke dalam wajan untuk diaduk bersama santan hingga merata.

Setelahnya, tambahkan gula merah yang sudah dicairkan ke wajan. Terakhir, tinggal aduk adonan jenang hingga matang. Terus aduk agar adonan tidak gosong. Setelah adonan jenang matang, adonan didinginkan selama seharian. Sebelum itu, adonan jenang diberi taburan wijen dan diaduk hingga merata. Kalau tidak diberi taburan wijen, adonan jenang jaket yang sudah matang bisa langsung didinginkan.

Adonan jenang yang sudah didinginkan selama sehari selanjutnya dipotong-potong. Setelah itu jenang siap dikemas untuk dijual. Bisa sebagai oleh-oleh khas Purwokerto ataupun dihidangkan pada acara tertentu.

Makna simbolis

Jenang jaket memiliki makna simbolis dalam budaya masyarakat di Banyumas. Jenang yang lengket melambangkan persatuan dan kekeluargaan. Sementara itu rasa manisnya melambangkan doa agar kehidupan yang dijalani menjadi berkah.

Dalam tradisi pernikahan, jenang melambangkan hubungan yang lengket agar hubungan pasangan tetap bersatu dan lengket satu sama lain. Sementara itu dalam acara syukuran, makanan ini menjadi simbol syukuran atas semua berkah dan rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Makanan makanan manis ini kerap dihidangkan dalam acara-acara seperti syukuran, hari raya, dll., di Purwokerto.

Kelurahan Mersi di Purwokerto Timur, pusat jenang jaket

Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, merupakan pusat home industry jenang jaket. Salah satu pelopornya di Mersi adalah Jenang Jaket Pertama milik Soehardja. Toko ini sudah lama menjual jenang sejak tahun 1980. Usaha tersebut kini dilanjutkan oleh anak pertama Soehardja, Salimin. Sampai sekarang, mereka masih menjaga kualitas rasa jenang yang dijual. Bahkan cara pembuatannya pun masih menggunakan tungku tradisional.

Selain itu, masih ada toko jenang jaket lainnya. Kalau penasaran seperti apa makanan manis satu ini, sempatkan datang ke daerah Mersi saat berkunjung ke Banyumas. Jangan lupa diborong sebagai oleh-oleh khas Purwokerto juga, ya.

Itulah sekilas mengenai jenang jaket. Jenang yang awalnya merupakan makanan yang dihidangkan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan dan syukuran, kini menjadi makanan oleh-oleh khas Purwokerto. Semoga setelah membaca artikel ini, kalian bakal tertarik untuk mencicipi makanan manis ini. Biar tahunya nggak cuma nopia dan mendoan.

Penulis: Ana Maria Dian Ayu Sekarsari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Makanan Khas Purwokerto yang Pantas Jadi Oleh-oleh selain Keripik Tempe dan Nopia, Sayangnya Tidak Banyak Wisatawan Tahu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version