Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Jember Kota Pelajar Sebenarnya Mengalahkan Jogja dan Surabaya: Biaya Hidup Lebih Murah, Nggak Ada Klitih dan Gangster

Adhitiya Prasta Pratama oleh Adhitiya Prasta Pratama
2 Maret 2024
A A
Jember Kota Pelajar Sebenarnya Mengalahkan Jogja dan Surabaya: Biaya Hidup Lebih Murah, Nggak Ada Klitih dan Gangster

Jember Kota Pelajar Sebenarnya Mengalahkan Jogja dan Surabaya: Biaya Hidup Lebih Murah, Nggak Ada Klitih dan Gangster (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kota Pelajar sesungguhnya bukan Jogja apalagi Surabaya. Kota Pelajar sesungguhnya adalah Jember.

Tulisan Mas Dito Yudhistira di Terminal Mojok beberapa hari lalu soal kota pelajar sempat heboh. Pendapatnya soal Surabaya yang lebih pantas jadi Kota Pelajar ketimbang Jogja menjadi pro dan kontra di berbagai kalangan. Ada yang mengiyakan, tapi tak sedikit yang tak setuju.

Namun seperti yang diutarakan Mas Aly Reza di Mojok, nyatanya Surabaya belum cocok menyandang gelar Kota Pelajar. Sebab, diskusi dan membaca buku di Surabaya saja disinyalir masih tabu. Selain itu, UKT Surabaya yang dianggap lebih humanis daripada Jogja, nyatanya sama saja mencekik. Ditambah lagi, banyak mahasiswa di Kota Pahlawan yang nggak mencerminkan bahwa dirinya mahasiswa.

Tak dapat dimungkiri, Surabaya dan Jogja memang sama-sama kota top soal pendidikan. Bahkan banyak mahasiswa yang rela antre dan berkompetisi demi bisa kuliah di kedua kota ini. Maka jangan heran kalau status Kota Pelajar diperebutkan sekaligus diperdebatkan.

Akan tetapi, kalau predikat Kota Pelajar cuma dinilai dari biaya murah dan keamanan belajar, Jember di Jawa Timur tentu memenuhi syarat tersebut. Malah kalau saya boleh bilang, Jember lebih pantas menyandang status Kota Pelajar mengalahkan Jogja dan Surabaya.

Biaya hidup di Jember lebih murah dibanding Jogja dan Surabaya

Kalau predikat Kota Pelajar tergantung dari rendahnya biaya hidup, Jember jauh mengalahkan Surabaya dan Jogja. Data dari Survei Biaya Hidup (SBH) 2022 saja menyatakan kalau Jember masuk 10 besar kota dengan biaya hidup termurah di Indonesia. Rata-rata biaya hidup di sini hanya sebesar Rp6,09 juta per bulan.

Uniknya lagi, dari daftar 10 kota dengan biaya hidup terendah itu, nggak ada nama Jogja. Secara otomatis, Jogja gugur jadi kota dengan biaya murah. Dan bisa dipastikan, biaya hidup di Jogja jauh lebih tinggi di atas Jember. Bahkan, Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan tahun 2018 pun menunjukkan biaya hidup di Jogja sebesar Rp6,7 juta per bulan. Kalau sekarang apa nggak malah lebih tinggi?

Jadi, kalau ada orang yang membranding Jogja sebagai kota dengan biaya hidup murah,  tunggu dulu. Jember masih di bawah Jogja, Bos!

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Lantas, bagaimana dengan biaya hidup di Surabaya? Apakah lebih rendah atau sebaliknya lebih meroket? Jawabannya tentu lebih meroket. Dalam data yang sama, Surabaya menduduki peringkat ketiga dari 10 daftar kota dengan biaya hidup paling tinggi, yakni sebesar Rp13,35 juta per bulan. Sudah nggak perlu diperdebatkan lagi kalau biaya hidup di Kota Pahlawan jelas mahal. Harga ayam geprek di suatu daerah juga nggak serta merta bisa disimpulkan sebagai tolok ukur biaya hidup. Jadi, jangan gegabah, ya, Mas Dito.

Lagian kalau sematan Kota Pelajar diukur dari harga per porsi makanan, Jember malah menang telak. Harga makanan untuk pelajar dan mahasiswa Jember jauh lebih murah dari Jogja atau Surabaya. Di warung Sego Sambel Pak Edy, warung paling populer di kalangan pelajar dan mahasiswa di Jember, misalnya. Para pelajar dan mahasiswa bisa menikmati makan prasmanan hanya cukup membayar Rp5 ribu saja. Nggak percaya? Baca tulisan lengkap Mas Ricky Karunia Ramadhan di sini.

Kampusnya memang nggak banyak, tapi tetap bergengsi

Kalau dibandingkan dengan Jogja dan Surabaya, Jember memang sedikit kalah soal jumlah kampus. Namun apalah arti kuantitas jika ada yang lebih berkualitas.

Jember memang jadi satu-satunya daerah di Tapal Kuda yang menyediakan kampus beragam. Bahkan, kampus di sini terhitung paling banyak di kawasan Tapal Kuda. Di sini, kalian mau kuliah kesehatan, administrasi, ekonomi, politeknik, agama, pertanian, perkebunan, semuanya bisa.

Malahan kalau membandingkan soal jumlah kampus dan itu menjadi tolok ukur Kota Pelajar, maka seharusnya semuanya harus sungkem ke Malang. Sebab hingga saat ini Malang menjadi daerah dengan kampus paling banyak di Indonesia. Tapi, buktinya, Malang adem-adem saja. Nggak deklarasi sana, deklarasi sini.

Selain itu, kalau ngomongin kampus, Jember juga punya gengsi tersendiri di kancah nasional. Bahkan, selama ini rangking kampus di Jember bisa bersaing dengan kampus yang ada di Jogja maupun di Surabaya. Contoh lain nggak usah jauh-jauh, dalam debat capres dan cawapres kemaren, dua dekan di salah satu kampus Jember nyatanya ditunjuk untuk jadi panelis. Di situ kita bisa lihat, Jember mampu berjajar dengan panelis-panelis yang mungkin berasal dari kampus di Jogja atau di Surabaya. Kurang apa coba.

Jember nggak mengenal klithih dan gangster

Mungkin saya akan bilang begini. Kota Pelajar kok pelajarnya dibacok? Kota Pahlawan kok jadi sarang gangster? Aman dari mana coba?

Tulisan Mas Dito yang membahas Surabaya lebih aman ketimbang Jogja saya akui memang sedikit benar. Tapi, bukan serta merta Kota Pahlawan akan menjadi 100 persen aman. Pasalnya, kalau lihat berita, hingga saat ini pun Surabaya masih dihantui para gangster dan oknum pemuda liar, meskipun di setiap sudut Kota Pahlawan ada polisi yang patroli.

Apalagi di Jogja. Wes ra usah dibahas. Jelas wes reti.

Di Jember, klithih dan gangster seperti sangat asing di telinga. Pasalnya, sebagai kota tujuan belajar di Tapal Kuda, Jember memang termasuk aman. Jember bukan hanya dikenal sebagai Kota Pelajar di Tapal kuda, tetapi juga sebagai Kota Santri. Bahkan data dari Kemenag mencatat kalau jumlah pondok pesantren di Jawa Timur paling banyak di Jember. Ini tentu sangat telak mengalahkan branding Jombang sebagai Kota Santri.

Jadi, sudah bisa dipastikan Jember sangat aman. Gimana nggak aman, sematan Kota Pelajar di Tapal Kuda dan Kota Santri di Jawa Timur sudah cukup membuktikan. Jadi, nggak usah khawatir jika kalian berkeliling Jember malam-malam. Malahan, banyak mahasiswa Jember yang nggak ngekos. Mereka PP dari rumah ke kampus. Dan tentu mereka sudah biasa untuk pulang dini hari. Puji syukurnya, mereka aman-aman saja selama ini.

Satu-satunya ancaman di Jember adalah kurangnya perhatian

Meski Jember menang telak sebagai Kota Pelajar versi murahnya biaya hidup dan keamanan belajar, nyatanya ada satu hal yang mengganjal. Tulisan saya di Terminal Mojok soal, Jember “gagap” menjadi kota tujuan belajar menjadi bukti kalau kota ini harus cukup puas dengan indikator biaya murah dan aman. Sebab, soal fasilitas penunjang belajar, kota ini masih pincang.

Jika sematan Kota Pelajar diukur dari situ, maka dengan berat hati Jember harus mundur pelan-pelan. Harus mengaku kalah.

Memang sulit untuk menentukan mana kota yang pas sebagai Kota Pelajar di Indonesia. Semuanya pasti punya kekurangan dan kelebihan. Tapi, kalau indikator suatu Kota Pelajar adalah biaya hidup murah dan rasa aman untuk belajar, Jember akan maju paling depan. Bahkan, akan melaju semakin di depan, mengalahkan Jogja dan Surabaya.

Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jember “Gagap” Jadi Kota Tujuan Belajar. Fasilitas Publik Alakadarnya dan Mengecewakan Mahasiswa.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2024 oleh

Tags: jawa timurjemberJogjaKabupaten JemberKota pelajarSurabaya
Adhitiya Prasta Pratama

Adhitiya Prasta Pratama

Seorang mahasiswa yang hobi baca apa aja di depannya.

ArtikelTerkait

kenapa UMP Jogja rendah titik kemacetan di jogja lockdown rekomendasi cilok di Jogja Sebenarnya Tidak Romantis Jika Kamu Cuma Punya Gaji UMR dawuh dalem sabda pandita ratu tugu jogja monarki mojok

Stop Menganggap Hidup di Jogja Itu Lebih Murah

29 Desember 2020
Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

Ibu Kota Jawa Timur Boleh Pindah ke Mana Saja, Asal Nggak ke Lamongan

25 Maret 2023
Nasi Godog, Kuliner Magelang yang Bikin Orang Surabaya Gagal Paham, tapi Lama-lama Doyan Mojok.co

Nasi Godog, Kuliner Magelang yang Bikin Orang Surabaya Gagal Paham, tapi Lama-lama Doyan

12 Juni 2025
Membantah Klaim Jembatan Suramadu sebagai Biang Kerok Berbagai Masalah di Surabaya Mojok.co

Membantah Klaim Jembatan Suramadu sebagai Biang Kerok Berbagai Masalah di Surabaya

16 Oktober 2024
Pangukan, Padukuhan Asri di Sleman yang Cocok untuk Menghabiskan Masa Pensiun

Pangukan, Padukuhan Asri di Sleman yang Cocok untuk Menghabiskan Masa Pensiun

2 Juli 2023
Perempatan Kedung Cowek, Perempatan Paling Barbar di Surabaya: Lampu Merah dan Rambu Lalu Lintas Nggak Ada Harga Dirinya di Sini

Perempatan Kedung Cowek Paling Barbar di Surabaya: Lampu Merah dan Rambu Lalu Lintas Nggak Ada Harga Dirinya di Sini

9 Maret 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

Sate Klatak Pak Jupaini Jogja: Rasanya Nggak Kalah dengan Pak Bari dan Pak Pong, dan Amat Cocok untuk Pekerja Kantoran

6 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.