Ada yang pernah lewat Jembatan Gantung Pasar Minggu? Gimana rasanya melintasi jembatan ini?
Sebagai warga Jakarta, saya merasakan sekali bahwa Jakarta adalah kota yang amat kompleks. Nggak usah jauh-jauh ngomongin karakter penduduknya, tata kotanya saja juga ruwet. Banyak jalan kecil di permukiman warga yang bisa membuat kita tersesat. Namun jika kita hafal dan menguasai jalan-jalan kecil itu—meskipun kayaknya mustahil menghafalnya secara keseluruhan—kita bakal aman di Jakarta. Sebab, kita bisa memanfaatkan jalan-jalan kecil itu sebagai jalan pintas agar cepat sampai di tujuan.
Bicara soal jalan pintas di Jakarta, ada satu jalan pintas yang cukup menarik. Jalan tersebut menghubungkan Jakarta Timur dengan Jakarta Selatan yang dipisahkan oleh Sungai Ciliwung. Jalan ini sebenarnya merupakan jembatan gantung. Warga biasa menyebutnya Jembatan Gantung Pasar Minggu atau Jembatan Condet-Pasar Minggu.
Jembatan ini adalah salah satu jalan pintas yang ramai dilalui orang-orang yang ingin pergi dari Jakarta Timur ke Jakarta Selatan atau sebaliknya. Lokasinya persis berada di Balekambang, Condet, sampai ke Pejaten Timur di Pasar Minggu.
Jembatan yang hanya bisa dilalui oleh pemotor dan pejalan kaki ini membuat warga nggak perlu memutar terlalu jauh ke Kalibata ataupun Jalan TB Simatupang. Selain itu, terdapat Stasiun KRL Pasar Minggu yang letaknya nggak jauh dari jembatan tersebut. Kehadiran jembatan ini tentu sangat membantu orang-orang Condet yang ingin naik KRL ke Bogor maupun daerah pusat kota.
Jembatan gantung yang menyimpan bahaya di Jakarta
Meski bermanfaat, Jembatan Gantung Pasar Minggu ini terbilang ekstrem untuk dilewati karena terdapat tanjakan dan turunan yang cukup curam di kedua sisinya. Makanya kalau lewat sini, saya sarankan untuk ekstra hati-hati, apalagi kalau kalian baru pertama kali melewati jembatan ini. Kalau telat menarik gas di tanjakan, saya pastikan sepeda motor kalian nggak bakal kuat sampai ke atas jembatan.
Bagi para pengguna sepeda motor matic, pastikan untuk menarik gas dalam-dalam sebelum naik tanjakan agar kuat melibas tanjakan yang curam. Kalau tersendat-sendat di tengah tanjakan, gunakan kaki sebagai pendorong. Sementara bagi pengguna sepeda motor manual dan kopling, gunakan gigi satu saat menaiki tanjakan Jembatan Gantung Pasar Minggu ini. Oh ya, pastikan juga sistem pengereman sepeda motor kalian berfungsi secara optimal ya mengingat turunan jembatan ini curam dan sempit.
Terus pejalan kaki yang lewat sini gimana? Tenang, Gaes, asalkan nggak membawa beban yang terlalu berat, kalian bisa melewati jembatan ini dengan aman. Mungkin bakal terasa capek saat berjalan menaiki tanjakan jembatan karena memang agak curam. Saran saya, hati-hati jangan sampai terserempet pemotor yang lewat sini.
Walaupun ekstrem, banyak warga yang melewati Jembatan Gantung Pasar Minggu
Nggak cuma tanjakan dan turunannya yang ekstrem, Jembatan Gantung Pasar Minggu ini nggak terlalu lebar. Tapi, jembatan ini cukup ramai dilalui sehingga kadang terjadi antrean warga yang ingin menyeberang. Makanya tadi saya bilang jangan sampai telat menarik gas dan pastikan pengereman berfungsi secara optimal, supaya kalian dapat menghadapi situasi penuhnya jembatan gantung oleh pemotor yang berlalu lalang melewatinya.
Ramainya pemotor yang melewati Jembatan Gantung Pasar Minggu sebagai jalan pintas ini menandakan bahwa jembatan ini memegang peranan penting sebagai pemangkas waktu perjalanan sekaligus pemecah kemacetan yang terjadi di Jalan TB Simatupang dan Flyover Kalibata. Tanpa jembatan ini, mungkin kemacetan di kedua titik itu bisa lebih parah.
Harus diakui kondisi jembatan saat ini jauh lebih baik dibandingkan dulu. Jembatan ini sekarang sudah dibeton dan beraspal. Dulu, sekitar tahun 2008, jembatan ini merupakan jembatan papan kayu. Jembatan Gantung Pasar Minggu memang sudah lama berdiri. Konon, jembatan ini dibangun setelah DKI Jakarta dilanda musibah banjir besar-besaran pada tahun 2007. Jadi, sebelum jembatan ini ada, orang dan pemotor yang ingin menyeberang Sungai Ciliwung harus menaiki getek.
Itulah cerita mengenai Jembatan Gantung Pasar Minggu. Meskipun jalannya cukup ekstrem dan ramai, jembatan ini jadi jalan pintas tercepat untuk pergi ke Jakarta Timur atau Jakarta Selatan. Malah kalau ke Bogor juga bisa cepat sampai, tentu saja setelah naik KRL dari Stasiun Pasar Minggu, ya Gaes.
Penulis: Muhammad Arifuddin Tanjung
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jakarta Adalah Tempat Terbaik untuk Menemukan Ketenangan Melebihi Jogja.