Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Jangan Picik Soal Kendaraan Listrik

Achmad Adriezky Suryatama Senjaya oleh Achmad Adriezky Suryatama Senjaya
14 Desember 2022
A A
Nyatanya, Beralih dari Kendaraan Konvensional ke Kendaraan Listrik Tak Semudah Itu mobil listrik jember

Nyatanya, Beralih dari Kendaraan Konvensional ke Kendaraan Listrik Tak Semudah Itu (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Motor-motor jasa pengantar yang tidak memiliki suara sudah banyak berkeliaran di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung. Kendaraan listrik bukan lagi hal yang tabu untuk dibicarakan di Indonesia dan bukan sekadar angan belaka. Buktinya, sudah banyak merek mobil dan motor bertenaga listrik yang sudah mengaspal di jalan raya; asalkan, publik menyanggupi tagihan pembeliannya.

Kendaraan listrik makin gencar digalakkan di Indonesia dengan alasan kendaraan ini merupakan alternatif energi yang lebih “hijau” dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang masih lebih banyak digunakan saat ini. Pada kenyataannya, emisi karbon yang dihasilkan oleh kendaraan berbahan bakar fosil memang lebih besar dibandingkan dengan kendaraan nirsuara yang mulai banyak digunakan saat ini.

Namun, kendaraan listrik belum sehijau seperti yang dipropagandakan oleh pemerintah maupun perusahaan otomotif dalam iklannya. Proses pembuatan baterai kendaraan listrik memiliki permasalahannya sendiri. Kendaraan listrik memerlukan baterai yang digunakan sebagai sumber daya agar mesinnya dapat berjalan; konsepnya sama dengan gawai yang kita gunakan sehari-hari.

Belum benar-benar hijau

Baterai yang digunakan untuk kendaraan listrik memiliki kecacatan dalam proses produksinya. John Luong dalam studinya yang berjudul A Paradox over Electric Vehicles, Mining of Lithium for Car Batteries, menunjukkan permasalahan produksi baterai listrik yang dapat menyebabkan efek yang, ironisnya, dapat berdampak buruk pada lingkungan. Bahan-bahan yang digunakan untuk memotori sebuah kendaraan, seperti bahan utamanya: litium, kobalt, dan nikel perlu melalui proses yang panjang. 

Penambangan litium dapat berdampak pada kondisi perairan yang ada di sekitarnya karena penambangan litium memerlukan jumlah air yang sangat banyak dalam proses penambangan. Perlu kucuran air sebanyak 500 ribu galon untuk setiap metrik ton litium yang ditambang dan ini akan berdampak pada keseimbangan ekosistem, serta ketersediaan air di wilayah sekitar tambang.

Kobalt pun memiliki isu sosial dalam aktivitas penambangannya. Suplai kobalt hingga kini didominasi oleh Republik Demokratik Kongo, sekitar 70 persen persediaan kobalt dunia berasal dari tangan-tangan penambang di Kongo. Penambangan di Kongo masih menjadi sorotan para aktivis kemanusiaan hingga kini karena mempekerjakan anak di bawah umur sebagai penambangnya. UNICEF memperkirakan ada sekitar 40 ribu anak kecil yang turun untuk menambang kobalt pada 2016. Harga yang besar untuk sebuah kendaraan bisa berjalan tanpa suara dan iming-iming energi yang lebih hijau. 

Luong juga menjelaskan dampak baterai yang telah menemui batas pakainya. Baterai kendaraan listrik berbahan dasar litium memiliki usia pakai selama 10 tahun jika digunakan dengan baik. Limbah baterai yang tidak terurus akan berdampak langsung terhadap kondisi air tanah jika limbah disimpan di atas atau di dalam permukaan tanah.

“…60 persen mobil listrik, kendaraan listrik, akan tergantung dari EV (Electric Vehicle) Battery kita. 60 persen dari pangsa pasar yang ada di dunia”

Begitulah kutipan pidato Presiden Joko Widodo pada 2 Desember lalu, dikutip dari Antara. Kepercayaan diri Indonesia akan revolusi kendaraan listrik semakin meningkat dengan ucapan presiden ini.

Baca Juga:

Nestapa Warga Winong Kendal: Daerahnya Digerogoti Penambang Pasir, hingga Kini Dicuekin Pemerintah

Kalian Orang Jember dan Tertarik Beli Mobil Listrik? Sebaiknya Jangan Gegabah, Tahan Dulu Keinginan Anda

Namun, Presiden Joko Widodo harus pula memperhatikan aspek produksi baterai listrik yang harus dijalankan di Indonesia. Penerawangan dampak terhadap lingkungan perlu dilakukan agar energi hijau tidak perlahan berubah menjadi merah.

Indonesia harus memperhatikan dampak lanjutan yang dapat terjadi dalam pengelolaan produksi baterai untuk kendaraan listrik, serta dampak pasca penggunaan baterai yang tidak boleh diabaikan. “Kuburan” baterai listrik, seperti yang dijelaskan oleh Luong, sangat berbahaya terhadap lingkungan. Luong menawarkan solusi daur ulang baterai kendaraan listrik bekas pakai. Daur ulang inilah yang juga perlu dipersiapkan oleh pemerintah dalam rangka menyambut revolusi kendaraan listrik.

Listrik Indonesia masih dari batu bara

Tidak berhenti di situ. Pernahkah Anda bertanya dari mana listrik berasal? Perusahaan berlogo petir? Tentu PLN adalah pengelolanya, tetapi produksi listrik di Indonesia masih berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batu bara sebagai bahan pembakarannya. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM mengatakan, bauran batu bara mencapai 63,52 persen dari total bauran energi untuk pembangkit listrik nasional. Artinya, batu bara masih menjadi momongan Indonesia sebagai “marmut” yang memutar roda listrik negara, sedangkan penambangan dan proses pengolahan batu bara masih menjadi permasalahan lingkungan yang pelik di Indonesia.

Hal ini membuktikan baik proses pembuatan baterai untuk menyokong perjalanan kendaraan listrik maupun suplai listrik untuk mengisi daya kendaraan listrik masih memiliki permasalahan fundamental yang perlu diselesaikan terlebih dahulu untuk menjadikan kendaraan listrik sebagai kendaraan alternatif yang optimal. Pemerintah Indonesia perlu meninjau kesiapan negara mengenai proses perolehan bahan tambang dan perolehan listrik agar kendaraan listrik sebagai kendaraan hijau tidak hanya menjadi tajuk yang terlalu manis untuk menjadi nyata.

Penulis: Achmad Adriezky Suryatama Senjaya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kata Siapa Mobil Listrik Ramah Lingkungan? Sembarangan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Desember 2022 oleh

Tags: kendaraan listrikkobaltpenambangan
Achmad Adriezky Suryatama Senjaya

Achmad Adriezky Suryatama Senjaya

Mahasiswa jarang makan.

ArtikelTerkait

Nestapa Warga Winong Kendal: Daerahnya Digerogoti Penambang Pasir, hingga Kini Dicuekin Pemerintah

Nestapa Warga Winong Kendal: Daerahnya Digerogoti Penambang Pasir, hingga Kini Dicuekin Pemerintah

1 Juli 2024
kendaraan listrik tesla mojok

Seperti Apa Suara Kendaraan Listrik kalau Kemenhub Mewajibkannya Pakai Suara?

21 Juli 2020
Nyatanya, Beralih dari Kendaraan Konvensional ke Kendaraan Listrik Tak Semudah Itu mobil listrik jember

Kalian Orang Jember dan Tertarik Beli Mobil Listrik? Sebaiknya Jangan Gegabah, Tahan Dulu Keinginan Anda

7 September 2023
Nyatanya, Beralih dari Kendaraan Konvensional ke Kendaraan Listrik Tak Semudah Itu mobil listrik jember

Nyatanya, Beralih dari Kendaraan Konvensional ke Kendaraan Listrik Tak Semudah Itu

5 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual! Mojok.co

5 Tayangan Netflix yang Sebaiknya Jangan Ditonton Saat Makan, Bikin Mual!

12 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.