Sebagai warga Mranggen yang biasa dolan ke daerah kabupaten Semarangan, tentu sudah nggak asing lagi dengan jalan yang satu ini. Benar, jalan tersebut adalah jalan Mranggen-Ungaran atau yang masyhur dengan nama jalan Kawengen. Disebut demikian karena jalan tersebut melewati salah satu desa di Ungaran bagian timur yang bernama desa Kawengen.
Bagi yang belum tahu, jalan Mranggen-Ungaran ini merupakan jalan alternatif yang biasa dilalui oleh masyarakat Demak dan sekitarnya jika ingin pergi ke daerah selatan, misalnya ke Salatiga, Temanggung, Magelang, ataupun Jogja. Jika nggak ada jalan ini, maka masyarakat Demak harus lewat ke Tembalang atau bahkan kotamadya Semarang dahulu untuk mencari tembusan ke arah Ungaran. Oleh sebab itu, jalan Mranggen-Ungaran sebenarnya memiliki peran penting sebagai akses jalan tembusan ke arah Ungaran jika dari Demak.
Namun, meski memiliki peran yang sangat vital, jalanan ini sangat tidak disarankan untuk dilalui di malam hari. Kalaupun misalnya habis dari Jogja dan terpaksa pulang ke Mranggen waktu malam hari, mendingan lewat kotamadya saja deh daripada lewat jalan Mranggen-Ungaran. Serius!. Mengapa begitu?
Jalan Mranggen-Ungaran begitu ekstrem
Meski jalan Mranggen-Ungaran termasuk jalanan yang mulus, dalam artian jarang sekali ditemukan lubang yang menjebak seperti di jalan Pantura Demak, hanya saja tantangan saat melewati jalan ini begitu mengerikan. Jalan berliku dan naik turun layaknya roller coaster akan kalian hadapi sepanjang perjalanan. Para driver dituntut untuk berhati-hati, menguasai medan dan mahir dalam mengemudikan kendaraannya, sebab jika masih amatiran, khawatirnya malah nggak bisa nanjak dan kemungkinan terburuknya berakibat pada sesuatu yang nggak diinginkan, yakni kecelakaan.
Sebab dulu pernah ada, sebuah mobil elf mengalami kecelakaan di tanjakan Desa Kawengen. Dari beberapa sumber mengatakan bahwa karena mungkin drivernya kurang menguasai medan atau keadaan mobilnya yang kurang sehat, mobil tersebut melaju kencang dari arah atas sampai ke tikungan hingga akhirnya oleng dan terbalik di pinggir kanan jalan.
Bahkan tetangga saya saja, yang notabenenya sering melewati jalan Mranggen-Ungaran tersebut, pernah suatu ketika mobilnya nggak kuat nanjak dan akhirnya mundur ke belakang. Tapi, karena ia menguasai medan dan mampu mengontrol mobil tersebut kembali, keberuntungan masih berpihak padanya. Jadi, jika di siang hari saja kondisinya seperti itu, apalagi di malam hari, tentu sangat mengkhawatirkan.
Baca halaman selanjutnya
Minim penerangan
Hal yang harus dicatat agar bisa dijadikan bahan berkontemplasi untuk tidak lewat jalan tersebut di malam hari adalah jalan Mranggen-Ungaran itu sangat minim penerangan. Nggak kebayang kan bagaimana jika seseorang yang kurang terlalu menguasai medan, kondisi lampu kendaraan juga nggak begitu terang, tiba-tiba malah lewat jalan tersebut di malam hari. Udah lah, solusi satu-satunya adalah pasrah. Sebab hanya mengandalkan lampu sorot kendaraan yang watt-nya nggak seberapa itu bukanlah jaminan keselamatan.
Cerita sikit nih. Dulu saya pernah lewat jalan tersebut sekitar jam sepuluhan malam ke atas. Saya nggak terlalu mikir bagaimana konsekuensinya karena saat itu memang sedang buru-buru sebab baru saja menerima kabar jika bapak dari teman terdekat saya meninggal dunia. Dan benar saja, kondisi jalan memang cenderung gelap gulita. Bahkan ban motor saya sempat nggoser karena ngerem mendadak. Mungkin sebab saking gelapnya ya, saya nggak sadar jika di depan saya ternyata adalah tikungan.
Dari pengalaman itulah akhirnya saya kapok dan belum berani lewat lagi di jalan tersebut saat malam hari hingga sekarang.
Rawan begal
Kalian tahu sendiri kan bagaimana siasat komplotan begal? Atau bagaimana kondisi jalan dan lingkungan yang disukai para begal?
Saat lewat jalan yang gelap, selain takut hantu, kita juga waswas terhadap ancaman begal. Bagaimana tidak? Kok bisa ada orang yang nggak bersalah tiba-tiba dibacok dan dirampas motornya? Kan nggak masuk akal, menurut saya.
Berbicara mengenai begal, sekitar 2018 yang lalu, pernah ada warga Ungaran yang kaki kanannya dibacok oleh begal di sekitaran jalan Mranggen-Ungaran tersebut. Ngeri kan? Berita itu viral hingga pada akhirnya ditetapkan status siaga satu, anggota Ansor, Banser dan warga sekitar lalu mengadakan patroli setiap malam untuk memastikan kawasan tersebut aman.
Begitulah kondisi jalan yang menjadi akses penting dari Mranggen menuju Ungaran dan sebaliknya. Sampai sekarang saya juga kurang mengerti kenapa kok nggak diberi penerangan yang memadai di sepanjang jalan tersebut. Padahal, hal itu sangat penting, apalagi dengan kondisi jalan yang seperti roller coaster. Siang saja kalau nggak hati-hati bisa celaka, apalagi malam.
Tapi yaweslah, saran saya mending jangan lewat jalan Mranggen-Ungaran di malam hari, lewat jalan-jalan yang selayaknya saja. Selain tentunya nyaman pastinya akan lebih aman. Sebab hal yang paling penting dari sebuah perjalanan adalah tiba tempat tujuan dengan aman. Asek!
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 6 Destinasi Wisata yang Kerap Disangka Ada di Kota Semarang