Tikungan Tajam dan Geng Motor Membuat Resah Pengguna Jalur Gumilir Banyumas di Sekitar Bendungan Gerak Serayu

Jalur Gumilir Banyumas di Bendungan Gerak Serayu Mencekam (Unsplash)

Jalur Gumilir Banyumas di Bendungan Gerak Serayu Mencekam (Unsplash)

Seminggu setelah Lebaran 2021, saya bersama seorang kawan untuk kali pertama melewati Jalur Gumilir Banyumas. Jalur ini memanjang dari Pasar Rawalo hingga Tugu Pertigaan Notog. Pokoknya jalur yang melewati Bendungan Gerak Serayu.

Saat itu, kami baru saja melayat ke rumah seorang santri. Kebetulan, letak rumahnya berada di Kecamatan Wangon, Banyumas. Ketika berangkat, saya lebih memilih jalur Wangon via Kecamatan Ajibarang. Namun, di perjalanan pulang, kawan saya menyarankan agar melalui Jalur Gumilir yang berada di Kecamatan Rawalo, Banyumas.

Sebetulnya, saya hendak menolak karena nggak hafal Jalur Gumilir Banyumas. Namun, teman saya meyakinkan saya untuk mencobanya. Katanya, di malam hari, bus-bus besar yang memacu kendaraan seenak jidat akan menguasai Jalur Kecamatan Ajibarang. Selain itu, truk gandeng akan menjadi kerepotan tersendiri.

Saya yang malas untuk beradu kecepatan dengan kendaraan besar, akhirnya memutuskan untuk menyetujui idenya. Saya menggilas Jalur Gumilir Banyumas selepas yasinan selesai. Kami pamit tepat pada pukul 22:00. Dan, kami sampai di Purwokerto pada pukul 22.35. Itulah pengalaman saya saat melintasi jalur yang berada di sepanjang Bendungan Gerak Serayu untuk kali pertama.

Jalur Gumilir Banyumas yang sebetulnya berbahaya

Semenjak itu, sudah tidak terhitung berapa kali saya melewati Jalur Gumilir Banyumas di sepanjang Bendungan Gerak Serayu. Bahkan, setiap ke Cilacap, saya selalu melewati jalur satu ini. Tapi, perlu kalian ketahui bahwa tikungan tajam memenuhi jalur ini. Kalian kudu sabar dan super hati-hati.

Jalan yang terletak tepat di samping Bendungan Gerak Serayu ini memang menawarkan pemandangan yang nggak ada duanya. Hamparan air biru yang membuat pikiran tenang, rimbun pohon di perbukitan, dan jalan aspal yang mulus adalah perpaduan yang pas. Saya menjamin kalian bakal melongo saat melintasi jalur yang indah nan menawan ini. 

Namun, di balik keindahan yang memesona bak lukisan, ada bahaya mengintai. Jalur Gumilir Banyumas penuh oleh tikungan tajam. Bentuk jalannya menyesuaikan dengan lekukan Bendungan Gerak Serayu. 

Jalur yang berada tepat di sisi barat bendungan ini memiliki panjang sekitar 8 kilometer. Panjang jalannya memang nggak seberapa, tapi kamu harus sangat fokus. Lengah sedikit, nyawa taruhannya.

Baca halaman selanjutnya: Jalur yang sebetulnya indah, tapi jadi berbahaya karena geng motor.

Melewati palang pintu kereta api yang bisa menyebabkan macet

Satu hal yang membuat saya kesal saat melewati Jalur Gumilir Banyumas yaitu tatkala melintasi pintu perlintasan kereta api. Kalau sudah tertutup, mau nggak mau saya harus berhenti. Jika menggunakan kendaraan roda 2, saya hanya terkena satu kali “perangkap” pintu perlintasan yang tertutup.

Hal ini tentu berbeda jika saya menggunakan kendaraan roda 4. Saya sering harus berhenti 2 kali lantaran pintu perlintasan yang kembali tertutup. Pusat kemacetan di palang pintu ini terjadi saat pagi dan sore. Mengingat waktu tersebut adalah jam berangkat dan pulang sekolah atau bekerja. Makanya, jalur ini sangat menguras tenaga, pikiran, dan kesabaran.

Belum lagi ada banyak pengendara yang nggak mau berhenti mengekor di belakang kendaraan lain dengan satu ruas jalur. Akhirnya, saat pintu perlintasan tertutup, 2 ruas jalan penuh kendaraan 1 arah. Saat perlintasan terbuka, para pengendara saling menyerobot lajur kiri. 

Tindakan seperti ini yang membuat saya kesal. Apalagi saat ada pengendara yang nyerobot jalur tanpa menyalakan lampu sein dan aba-aba. Kalau nonjok nggak dosa dan masuk penjara, udah saya sikat!

Geng motor membuat Jalur Bendungan Gerak Serayu menjadi mencekam

Sedikit cerita, saya pernah melintasi jalur ini di Minggu pagi. Waktu itu, saya masih melaksanakan kegiatan PPL di Cilacap dan hendak mengikuti acara khataman pondok di Purwokerto. Saya berangkat dari kontrakan di Kecamatan Kesugihan (Cilacap) sekitar pukul 8 pagi.

Saya kira saya bisa melintasi Jalur Gumilir Banyumas dengan bersiul ria menikmati eloknya pemandangan. Namun, ternyata dugaan itu salah besar. 

Selama di jalan, saya harus super fokus berkendara lantaran beriringan dengan para geng motor. Kalau mereka berkendara dengan sopan dan bijak, sih, nggak jadi masalah. Namun, saya merasa kesal lantaran ada beberapa motor yang bleyer knalpot motornya seenak jidat. Belum lagi kebiasaan mereka memotong jalur secara serampangan. Punya otak nggak, sih?

Terakhir, kalau memang mau melintasi Jalur Gumilir Banyumas, selalu baca istigfar. Jangan sampai emosi menguasaimu karena akan menurunkan konsentrasi. Ingat, keselamatan nomor utama, lho.

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jalur Hutan Jati Balapulang, Jalur Penghubung Banyumas dan Tegal yang Mencekam

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version