Jalur barat Malang adalah jalur favorit perantau plat S dan plat AG. Kenapa?
Sebenarnya, Malang bisa banget disebut sebagai kota pelajar layaknya Jogja. Sebab, kota ini jadi top of mind banyak calon mahasiswa untuk menempuh pendidikan. Banyak calon mahasiswa, terutama warga asli Jatim, memilih untuk menempuh pendidikan di Malang.
Tentu, Malang tak punya atmosfer seperti Jogja. Malang ya Malang, Jogja ya Jogja. Tapi kita tak sedang membicarakan hal itu.
Padahal, Malang itu nggak bisa dibilang dekat. Sebagian mahasiswa menempuh 2-4 jam perjalanan (jika nggak ngekos) untuk kuliah, yang mana itu sebuah dedikasi yang tak bisa dianggap sepele. Kalian jemput pacar jarak 10 kilometer aja ngeluh. Ini 2-4 jam, gila.
Tak pelak jika banyak mahasiswa yang memilih ngekos. Lumrah, Anda tak bakal kuat menjalaninya tiap hari. Maka tak mengagetkan jika menemui banyak mahasiswa berplat daerah lain di Malang, terlebih ketika hari-hari mudik alias menuju weekend.
Jalur favorit plat S
Hal ini unik, sebab jarang sekali orang membahas jalur mudik/berangkat mahasiswa dari daerah asal ke rantau. Padahal jalur-jalur yang dipakai bisa jadi acuan untuk melihat mahasiswa ini berasal dari mana. Misal kita bicara Jogja. Jika ada mahasiswa yang pulang melewati Cawas dan Bayat, besar kemungkinan mereka berasal dari Sukoharjo dan Wonogiri. Itu baru satu jalur, bayangkan jalur lain.
Pada artikel ini, kita akan membahas jalur bagian barat Kabupaten Malang sebagai jalur pilihan mahasiswa plat S dan plat AG.
Setelah Anda menghabiskan akhir pekan di kota Batu dan melewati jalan Alas Pujon memasuki bagian barat kabupaten Malang, Anda akan menemukan banyak mahasiswa Plat S dan Plat AG. Kenapa?
Sebelum membahas hal tersebut, saya perlu sedikit memberi info tentang plat S dan plat AG ini. Plat tersebut adalah plat yang dipakai oleh orang yang berdomisili di Nganjuk, Kediri, Jombang, Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro. Bisa dibilang, setidaknya, ada 6 kabupaten yang penduduknya memilih untuk menempuh pendidikan di Malang. Ini belum bicara daerah lain.
Alasan mereka mudah ditemui di jalur Barat adalah jalanan yang mulus tanpa lubang. Meski jalannya berkelok-kelok, tapi hutan rindang yang menyejukkan suasana saat ingin berkendara dari kota Malang. Jalur tersebut juga dipenuhi banyak pedagang dan kafe. Jalan mulus, penuh pedagang, tentu saja jalur tersebut jadi menarik.
Pengalaman pribadi
Saya sendiri sangat antusias ketika melewati kawasan Alas Pujon yang rindang dan sejuk, meskipun jalannya berkelok-kelok. Saya jadi paham betul kenapa banyak kawan dari daerah plat S dan plat AG saya memilih jalur ini. Kalau saya yang nggak asli daerah tersebut saja seneng, apalagi mereka yang melewati tiap saat.
Memang, kita punya banyak sisi jika membicarakan kehidupan mahasiswa. Mahasiswa tak hanya tentang kehidupan di kelas, kantin, dan ormawa. Kehidupan mereka berkembang hingga di luar kelas. Seperti budaya nongkrong, budaya diskusi, hingga literasi.
Kini, kita punya satu pandangan lain, tentang bagaimana mahasiswa pulang dan berangkat menempuh pendidikan. Dan dari jalur plat S dan plat AG ini, kita bisa mengetahui bahwa ada hal lain yang bisa dilihat dari kehidupan mahasiswa.
Penulis: Abimanyu Mahardika Putra Kalimantono
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Selamat Datang di Malang, Kota Sejuta Kedai Kopi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.