Jalan Turi Sleman bisa jadi alternatif menuju Kaliurang buat kalian yang bosan lewat Jalan Kaliurang dan Jalan Palagan.
Berwisata ke Kaliurang menjadi salah satu opsi yang pasti dipertimbangkan oleh para wisatawan yang datang ke Jogja. Nggak cuma wisatawan luar daerah, saya yang warlok asli Jogja pun merasa Kaliurang selalu menarik untuk dikunjungi. Hawanya yang dingin dan kondisi alamnya yang masih cukup terjaga bisa menenangkan pikiran sejenak dari ruwetnya kehidupan.
Akses menuju Kaliurang sendiri banyak pilihannya, namun terdapat satu jalur alternatif yang sepertinya kurang dilirik, yaitu Jalan Turi Sleman. Biasanya, wisatawan cenderung memilih jalur yang lebih familier seperti Jalan Kaliurang atau Jalan Palagan. Bisa dibilang jalur melewati Jalan Turi ini mungkin hanya dipilih oleh orang-orang yang tinggal di bagian barat Jogja.
Masih banyak orang nggak tahu bahwa Jalan Turi memberikan experience perjalanan yang cukup menarik. Belum lagi, jalan ini terbilang cukup sepi dibandingkan jalan-jalan utama tadi. Memang sih jalur ini terbilang lebih jauh dibandingkan melewati Jalan Kaliurang atau Jalan Palagan. Tapi, percayalah sesekali kalian harus mencoba lewat Jalan Turi Sleman ini.
Daftar Isi
Vibes pedesaan yang masih kental di Jalan Turi Sleman
Jika saya diminta mendeskripsikan bagaimana penampakan Jalan Turi, jawabannya adalah jalan ini seperti gambaran jalan pedesaan di film-film. Jarak antar-rumahnya masih begitu renggang, vegetasinya masih lebat, sampai kegiatan penduduknya pun masih kental dengan budaya pedesaan.
Perjalanan nggak akan membosankan karena semakin dekat kita menuju daerah Kaliurang, maka vibes pedesannya menjadi semakin kental. Menyenangkan rasanya berjalan pelan-pelan di sini menggunakan sepeda motor menghirup udara segar sambil disuguhi pemandangan perkebunan salak dan sawah. Berbeda halnya ketika perjalanan melalui jalur lain seperti Jalan Kaliurang, di mana pemandangan samping kanan kirinya sudah didominasi oleh villa dan penginapan.
Ditambah lagi, pengendara motor dan mobil yang lewat jalur ini nggak begitu banyak. Jarang-jarang kan berkendara dengan vibes pedesaan yang slow dan nggak terburu-buru? Memang jalanan di sini cukup kecil dan mungkin satu jalurnya hanya muat untuk satu mobil dan motor, tapi ngapain juga ngebut-ngebut? Toh esensinya memang menikmati vibes pedesaan yang memanjakan.
Bisa langsung mampir jajan oleh-oleh
Hal lain yang saya suka saat melewati Jalan Turi Sleman ini adalah banyaknya UMKM yang menjajakan dagangannya. Kita bisa langsung membeli oleh-oleh dari tangan pertamanya tanpa melewati tengkulak, distributor, dll. Salah satu komoditas yang banyak dijual adalah salak pondoh dengan keadaan yang masih fresh dan baru saja dipetik dari kebun. Selain itu, masih banyak jajanan lain yang bisa kita bawa pulang langsung tanpa harus membelinya di sentra oleh-oleh.
Selain vibesnya yang memang kental dengan pedesaan, membeli jajanan langsung di UMKM tentu bisa membantu perekonomian penduduk di sekitar Jalan Turi tersebut. Kita senang mendapatkan experience baru dan warga sekitar pun ikut terbantu dengan hadirnya wisatawan.
Saya rasa, pengalaman berwisata seperti ini agak sulit kita dapatkan jika melewati jalur lain. Saat melalui jalur utama, atmosfernya memang sudah disetting untuk “wisatawan” seperti touring jeep atau munculnya tempat-tempat makan yang sudah berskala besar.
Berbeda halnya dengan jalur alternatif yang cenderung belum terlalu disiapkan untuk jalur wisata sehingga sentuhan kapitalisme belum terasa. Tentu keduanya nggak ada yang salah, namanya juga jalur alternatif. Kalau kalian datang bersama keluarga besar tentu memilih jalur utama lebih bijak. Tapi, kalau kalian ingin pengalaman perjalanan baru yang menyenangkan, Jalan Turi Sleman inilah jawabannya.
Masih ada kekurangan, tapi tetap lebih baik daripada Jalan Kaliurang dan Jalan Palagan
Kekurangan yang mungkin masih bisa dibenahi dari jalur ini mungkin penerangannya yang masih minim dan kontur jalannya yang nggak terlalu rata. Meski begitu, saya rasa Jalan Kaliurang dan Jalan Palagan masih lebih parah kalau urusan jalan nggak rata.
Intinya, saya selalu menikmati perjalanan melewati Jalan Turi dari beberapa kali mengunjungi daerah Kaliurang. Kalau kalian sudah bosan lewat jalan yang gitu-gitu saja kalau mau ke Kaliurang, bisa banget cobain lewat sini.
Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.