Panasnya nggak kira-kira
Jalan Semarang-Demak juga terkenal panasnya minta ampun. Ya nggak kaget sih, Semarang aja terkenal panas. Seperti musim kemarau sekarang ini, panasnya minta ampun. Ditambah ada perbaikan jalan, wah, makin menjadi.
Ya memang perbaikan jalan itu pasnya ya saat musim kemarau. Tapi tetep aja, nggak bisa memungkiri kalau panasnya mengganggu.
Ditambah pohon-pohon yang biasanya ada di pinggiran jalan ini mengering. Perbaikan jalan Semarang-Demak memperparah kondisi ini. Padahal pohon di pinggir jalan itu punya fungsi yang vital. Seperti jadi peneduh, penyerap air, dan penguat tanah. Tapi gara-gara perbaikan, pohon-pohon tersebut malah dibuang. Gimana sih?
Pengendara yang mendidih
Akibat dari jalan Semarang-Demak yang macet dan panas, bikin pengendara tidak sabar. Emosi jadi mudah tersulut, dan bikin suasana makin runyam. Saya rasakan sendiri ketika berkendara Semarang menuju Demak menggunakan sepeda motor rekan kerja. Setiap ada celah peluang untuk masuk, ada saja pengendara mobil menutup ruang tersebut.
Pengendara motor juga sama, saling sikut tidak mau kalah. Bahkan ada yang lewat trotoar jalan yang lumayan tinggi. Pengendara motor nekat naik ke trotoar tersebut dengan bantuan pecahan batu disusun miring.
Saya hanya bisa mengelus dada, melihat keadaan seperti ini terlintas di depan mata.
Saya sendiri paham betul tentang niat perbaikan jalan Semarang-Demak ini. Maintenance jalan memang wajib dilakukan. Tapi, sebaiknya, tetap menghitung risiko dan efek-efek yang tidak diinginkan. Masak ya perbaikan jalan bikin macet? Kan ra mashok.
Penulis: Danu Maskhuri
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kecamatan Sumowono, Kenikmatan Kabupaten Semarang yang Membuat Orang Demak Iri